Chapter 9

361 60 23
                                    

Y/n Pov.

Setelah kejadian kemarin hubungan aku sama Solar jadi canggung, aku menjauhi Solar sih dan juga aku gak tau kenapa bisa dijodohin ama duda gila itu. Herman....

Tunggu.. Kenapa jadi gini yampun!!!! Sejak kapan ada duda gila itu, kenapa aku dijodohin, apakah ini yang dinamakan kehendak author!!!!!!!!

"Kak Y/n ngapain disini" tiba tiba Vio ada disamping aku dan bertanya, entah dia dah dari tadi disini apa emang aku aja yang asik melamun sampe gak sadar ada dia disini.

Ya, aku sedang menampakkan diriku tapi aku lagi dibelakang rumah para kembar rupawan itu.

"Lagi melamun aja" jawabku, menatap langit.

Kurasa Vio melihatku sekarang seperti sedang curiga dengan ku tapi aku pura pura tidak tau.

"Kalau ada masalah bilang aja" Vio berkata seperti itu, gampang banget ketebak ya apa sebegitunya kelihatan?.

"Oh ya kulihat lihat kayaknya kakak ada masalah ya dengan bang solar, dia galau banget sampe melamun pas makan"

Aku menatap Vio, dan ia juga membalasnya dengan tersenyum. Aih Solar segitunya? Haha nanti deh ku jelasin.

"Oh gitu" jawabku, kulihat dia tidak senang dengan jawabanku yang singkat.

"Kalo ada masalah selesain, jangan lari dari masalah, jaa aku pergi dulu" ucapnya sambil pergi masuk ke rumah lagi.

Author Pov.

Saat Y/n sedang asik asik melamun tiba tiba Solar datang dan memanggil nama Y/n dengan keras.

"Y/n!!"

"Hmm?" Y/n menoleh ke arah sumber suara dan ia melihat ada Solar di depan pintu belakang.

Solar mulai menghampiri Y/n tanpa gugup dan langsung berlari takut Y/n menghindarinya lagi.

"Eh ada apa Solar?" Y/n bertanya sambil berdiri dari duduknya.

Y/n seperti melihat aura aura tidak mengenakkan dari Solar dan mulai sedikit berjalan mundur.

'Auranya gak enak mending gua terbang sekarang juga' batin Y/n, Y/n mulai terbang tapi tidak bisa karena tangannya digenggam Solar.

'Ah, gua lupa dia ada kemampuan indigo dari gelang itu' Y/n menoleh patah patah dan keringet dingin. Tiba tiba Solar menarik Y/n ke tembok dan mengkabedon Y/n. Y/n hanya bisa disentuh dengan orang yang mempunyai kemampuan indigo secara murni maupun tidak murni.

"Kenapa kau menghindariku" Solar bertanya dengan penuh intimidasi, Y/n meneguk ludahnya dengan kasar tapi yang bikin Y/n gugup tuh bukan karena si Solar yang menakutkan tapi karena jarak mereka sekarang sangat dekat.

"L-lu kesurupan apaan" ucap Y/n sambil mengalihkan pandangannya kearah lain. Solar memegang dagu Y/n dan menatap lekat ke mata Y/n.

'Gelang sialan, gimana ini serem banget' umpat Y/n dalam hati. Wajah mereka semakin dekat dan dekat.

"Apa yang sedang kalian lakukan" dibelakang Solar muncul Gempa yang bertanya dengan penuh penekanan dan tatapan tajam sangat tajam dan juga aura hitam sehitam teplon.

Seketika Solar dan Y/n menoleh patah patah kearah Gempa yang bersedekap tangan dengan aura hitamnya.

.
.
.

Sekarang mereka semua kecuali Amato dan Ruru sedang berada diruang diskusi yang tersembunyi dan hanya diketahui para Boel.

Mereka duduk melingkar dengan Solar dan Y/n yang sedang menjadi tersangka dan dihadiahi tatapan curiga dan aura hitam dari setiap orang disitu, mereka mendapat penjelasan singkat dari Gempa.

"Kenapa kamu ngelakuin itu" Taufan bertanya ke Solar dengan tatapan tajamnya dan sekarang tidak ada senyuman di wajahnya.

"Glek, t-tadi gak sengaja" Solar membela dirinya, dan tentu mereka gak akan segampang itu percaya pada Solar.

"Hmmm" Halilintar berdehem, terlihat aura hitam yang ia keluarkan paling besar dan sangat menyeramkan apalagi mukanya yang menunduk dan menggelap menambah keseramannya.

"Dan Y/n" sekarang Gempa bertanya menuju Y/n.

"Y-ya" Y/n membalas dan tidak berani mengangkat wajahnya. 'Serem' batin Y/n menangis melihat semuanya seperti ini.

"Kenapa kamu gak melawan, kan bisa terbang, kamu kan bisa tembus, ini kan tembok, kamu bisa nembus tembok kan, kenapa gak kamu tendang aja asetnya solar daripada kamu kehilangan hal yang berharga di hidup kamu kenapa kenapa?"

Gempa bertanya tanpa jeda dan dalam satu tarikan nafas, Y/n menangis bombay, 'mengapa pertanyaanku lebih banyak'. Solar hanya meneguk ludahnya dengan kasar 'a-aset gua dibawa bawa'.

"Tanganku di pegang, kalau soal tembok kenapa aku gak tembus aku lupa dan aku juga gak ada pikiran buat nendang aset solar karna aku juga lupa" Y/n menjawab dengan menatap mereka semua dengan tenang tapi tidak dalam hati yang udah stress banget.

"Tunggu, gimana bisa solar megang kamu, dia kan gak punya kemampuan indigo?" Tanya Gempa, Gempa mengingat ingat apakah Solar mempunyai kemampuan indigo tapi seingatnya cuman dia yang punya deh.

"Dia gunain gelang yang dibuat sendiri ama dia" Y/n menggeram, menatap kesal kearah gelang yang bisa membuat nya terjebak tadi. Mereka tersentak kaget kecuali Solar.

"Haaaa?!!"

"Jadi itu kenapa solar tiba tiba gunain gelang??" Halilintar bertanya ingin memastikan, sejak awal Halilintar memang bingung mengapa tumben tumben nya Solar menggunakan gelang pengen nanya tapi gengsi.

"Iyo" Y/n menjawab dan mengangguk.

"Ekhem- dapet darimana lu lar, mana ada orang jual gelang ghaib" Blaze bertanya dan menatap Solar dengan tatapan meminta jawaban yang jelas.

"Aku-" Solar ingin menjawab tapi dipotong oleh Y/n.

"Dia buat sendiri"

Mereka kecuali Y/n dan Solar cengo dengan apa yang dibilang Y/n, disaat mereka ingin bertanya lagi tiba tiba ada suara telepon.

Aiaiaiaai i'm little butterfly.

"Eh?"

"Telepon siapa yang nada dering nya gitu?" Blaze bertanya dan sedikit menatap curiga kearah Halilintar.

"Nada dering nya imut" Thorn mengomentari.

"Jangan jangan nada dering nya....." Taufan sengaja menggantungkan kalimatnya dan menatap ke Halilintar. Halilintar yang kesal sampai perempatan di dahinya kelihatan, kesal karena dituduh.

Y/n merogoh kantungnya dan mengambil HP ghaib nya dan mengangkat teleponnya. Yang lain cengo karena nada dering nya sungguh estetik.

"Halo ada apa, dengan siapa?" Y/n bertanya ke penelepon nya, Taufan menoleh patah patah ke arah Halilintar yang sudah memegang golok Halilintar nya.

Dan Taufan pun dibantai oleh Halilintar begitu juga dengan Blaze, Y/n sedang mengobrol dengan orang yang meneleponnya.

"Nak kamu kesini ya"Suara dari telepon itu.

"Harus?" Y/n menjawab dengan malas.

"Iya secepatnya!"

"Hmmm" Y/n memutar bola matanya dengan malas. Y/n menutup teleponnya dan menaruh kembali di sakunya.

"Gess udah yak gua dipanggil babay" Y/n mengucapkan selamat tinggal dengan singkat dan langsung menghilang.

Dan disaat Y/n menghilang itu ada suara ketukan pintu dari arah pintu depan.

Tok tok tok.

"Iyaa tunggu sebentar!" Amato menjawab sambil sedikit berlari ke arah pintu dan membukanya. Terlihat ada seorang pria berambut hitam dengan mata coklatnya dan sedang tersenyum.

"Siapa?"

.

TBC

Mon maaf kalo gak jelas, otak lagi sengklek, nanti bakal ku revisi pas udah tamat.

Boel × Ghost! Y/nWhere stories live. Discover now