pengawal(3)

462 91 1
                                    









Lama kelamaan junkyu semakin akrab dengan haruto. Tak seperti tuan muda dan pengawal, namun macam teman lama yang sangat dekat.


Tapi sepertinya junkyu yang menikmati, haruto masih sungkan dan malu apalagi jika ayah junkyu sedang dirumah.


"Bagaimana? Apa junkyu bertindak aneh?"


"A-aneh? Maaf tuan?" Bukan main haruto kagetnya, junmyeon tiba-tiba datang tanpa ia sadari.


Junmyeon menghela nafas, "kamu bisa bermain catur nak?"


"Bisa tuan"


"Bagus, kamu juga sedang buat kopi?"


"Iya tuan"


"Buatkan aku juga, lalu kita main catur diruang tengah."


"B-baik"











"Haruto, lo dimana???"


Suara gaduh junkyu dari tangga turun membuat dua pria yang sedang fokus itu terganggu.


"Jangan lari-lari kim, bisa terjatuh" tegur junmyeon


Haruto menatap junkyu khawatir, "ada apa kak?"


"Gorden kamar jatuh"


Junmyeon berdecak


"Nanti haruto akan ke kamarmu. Biar dia disini dulu ya"


"Nggak mau! Sekarang"


Pelototan mata bulat junkyu buat haruto menelan ludah. Ia bangkit ditatap junyeom dengan alis terangkat satu.


"Maafkan saya tuan" haruto membungkuk sopan kemudian berjalan cepat menyusul junkyu yang sudah berlari ke tangga lagi.


Didalam kamar junkyu sudah menyiapkan gorden baru untuk haruto pasangkan. Bodyguard mudanya itu menatap bingung.


"Jadi tidak rusak kak? Tapi memang sengaja kakak ganti?"


"Hehe, iya"


"Besok kan bisa" ucap haruto pelan.


"Heee ngomong apa lo??"


"Nggak kak, sini saya pasang"


Junkyu terkikik dan mulai ikut mengganti seluruh gorden. Haruto yang naik kursi memasang korden dan ia yang menyerahkan korden juga memegangi kursi haruto. Posisi jendela yang lumayan tinggi membuat haruto masih harus mendongak saat memasang.


Setelah selesai mereka berdua tersenyum lega. Buru-buru haruto menutup jendela yang memang terbuka sejak tadi.


"Harusnya sore ditutup langsung, nggak baik anginnya kak"


Junkyu hanya tersenyum. Ia memandangi langit lalu turun ke perumahan orang kaya dibawah. Hampir semua rumahnya sama seperti milik ayahnya ini.


Haruto menutup pula korden baru yang ia pasang. Tanpa sadar ia hampir memeluk junkyu karena posisinya yang berada didepan pemuda lucu itu.


Hingga tertutup sempurna dan keduanya masih didalam korden. Junkyu mengerjab, ia menatap haruto bingung.


Tapi pengawal mudanya ini terlihat makin tampan dibawah samar-samar sinar bulan. Tangannya bergerak sendiri menangkup wajah haruto, yang disentuh hanya diam menunggu apa yang dilakukan junkyu kemudian.


"Gue kadang curiga. Tampang lo nggak masuk banget buat hidup keras"


"Maksud kak?"


"Lo kaya gue. Kaya tuan muda juga. Lo iseng ya kerja kesini?"


Haruto terkekeh dengan suara deepnya, "ada-ada saja kak junkyu"


Junkyu makin mendekat tangannya kini menapak di dada bidang haruto. Suasana menghangat, haruto pun diam saja. Tapi saat wajah cantik anak bosnya itu mendekat, ia seperti ditarik paksa ke kenyataan.


Pelan-pelan ditahan dahi mulus junkyu dengan jari.


"Ah, m-maaf haru. Gue kebawa suasana. Aaaaa maluuu, keluar lo"


"Iya kak" haruto menggelengkan kepala heran serta gemas.


"Jangan ketawa!"


Haruto makin kencang tertawa sebelum keluar dari kamar hangat itu.






.





Tbc


Glass Bead • HarukyuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora