pagar

399 66 0
                                    











"Gimana yang?"


"Kamu takut? Gak mau ngelawan?"


Haruto mengecupi pipi junkyu gemas, wajah bulat itu agak emosi. Apalagi karena haruto baru bercerita pagi ini.


"Nggak gitu, bunda udah nyerah juga sama rei"


Junkyu memutar mata malas, sudah 3 hari mantan haruto dari jepang itu nekat datang menemui haruto ke kantor dengan alasan mengajak makan siang.


Tentu saja ditolak, awalnya diusir secara sopan tapi begitu wanita cantik itu memaksa, security pun dipanggil.


"Oke, aku yang hadapin"


"Rei itu cewek nekat loh-"


"Aku kan cowok, menang aku"


"Hh-yaudah deh. Bakal kapok beneran nggak ya"


"Yaiyalah, kim junkyu"


Junkyu memeluk leher haruto, mereka berciuman diakhiri dengan perut junkyu yang berbunyi.

















"Aaaaagh mana sih, pulang aja. Mungkin mantanmu besok kesininya"


"Nggak mungkin"


"Ya mana-"


"Nyonya!"


Junkyu yang sedang leha-leha disofa ruang kerja haruto langsung duduk tegak. Yang punya ruangan juga langsung menatap tajam seorang wanita cantik yang bersedekap angkuh menolak diusir oleh salah satu karyawan haruto.


Itu rei, terlihat cantik dengan dress sopan warna biru. Rambutnya mengkilat dan pipi yang dibubuhi rona manis.


Kawaii, tapi junkyu tetaplah junkyu


"Ehem!"


Haruto melotot saat pacarnya mendekati rei dengan santai kemudian mempersilahkan karyawan haruto kembali bekerja.


"Hai? Siapa? Saudaranya ruto?"


"Hh- ruto ya?"


"Iya, aku mau ajak ruto makan siang ya kak"


Sial, senyum gadis ini terlihat lugu. Mungkin aslinya baik cuma ketutup bucin berlebihan saja.


"Saya pacarnya"


"Hah? Nggak ah! Aku mau balikan sama ruto"


"Rei-"


Tangan junkyu mengode pada haruto agar diam.


"Maaf, tapi kami sudah akan bertunangan. Kamu cari cowok lain ya"


"Enak aja!"


Buset, prik juga ni bocah -inner kjk


Rei mengerucutkan bibir, kemudian menyalak pada junkyu lagi.


"Kalian belum resmi menikah, haruto belum punya siapa-siapa ya"


"Gak boleh gitu"


"Boleh!"


Bibir junkyu berkedut, ia tarik kerah kemeja haruto hingga maju dan menabraknya. Tanpa tedeng aling ia cium haruto sedalam yang ia bisa.


Haruto awalnya kaget, tapi ia rangkul mesra pinggang junkyu dan memejamkan mata.


Rei menatap tak percaya adegan tak senonoh didepannya, ia menangis lalu menghentakkan kaki dan keluar dari ruangan haruto.


"Mmh-udah"


Haruto tersenyum lalu memeluk kepala junkyu.


"Gemesnya, lanjut yuk?"


"Mau pulang! Jihoon mau main ke rumah


"Kok pulang sih"


"Bodoamat, bye!"


Haruto menatap miris gundukannya.








.









End



Glass Bead • HarukyuWhere stories live. Discover now