09(2)

477 78 3
                                    












"Minggu mau kemana kyu? Main yuk sama gue"


"Sorry hehe, gue udah diajak"


"Heh? Siapa? Lo udah ada pacar? Kenapa kemarin-"


Kebawelan jihoon berhenti saat junkyu menunjukkan layar ponselnya. Mata jihoon membola, ia menatap tak percaya junkyu yang sudah cengingisan.


"H-haruto ngajak lo nonton besok?"


"Yep"


"Kok bisa anjir"


"Bisa dong, gue pengen sesuatu pasti bisa"


"Lo nulis apa disurat kemarin?"


"Biasa aja"


"Junkyuuuuu, gue kapan"

.





Mobil hitam haruto sudah tiba, junkyu berdiri diikuti mamanya yang penasaran siapa yang berani mengajak anaknya jalan dihari ke 3 kepindahan mereka.


"Siang junkyu, tante"


"Siang nak, gantengnya haruto"


Yang dipuji menggaruk rambut belakangnya, salah tingkah lalu mengucapkan terima kasih pelan.


"Dah ya ma, kita berangkat dulu"


Junkyu mencium tangan sang mama diikuti haruto.


Didalam mobil, junkyu menghidupkan suasana dengan mengajak haruto ngobrol tentang apapun.


Kasihan, haruto tidak semenyeramkan kata jihoon. Memang kalem saja, kalau diakrab i juga bisa kok.


Sampai masuk mall keduanya noleh kanan kiri, ramai sekali.


"Kita pesen tiket dulu aja, takutnya nggak kebagian"


Junkyu mengangguk dan mengikuti haruto. Yang lebih tinggi menghela nafas lalu meraih lengan junkyu agar anak manis itu tak berjarak terlalu jauh darinya.


Tangan mereka bergandengan pas sekali, tangan besar haruto melingkupi tangan kecil junkyu.


"Beneran nggapapa kan kak kita jalan?"


"Nggapapa, minggu ini free latihan kok"


Setelah selesai beli tiket, mereka turun lagi. Kata haruto ingin melihat aksesoris, junkyu mengiyakan lagian masih 40 an menit filmnya dimulai.


"Lo suka pake headband?" Tanya haruto


"Suka, kadang papa ngajak lari pagi"


"Kembaran yuk"


"Heh?"


"Yuk"


Junkyu diam saja buat haruto gemas kemudian mendorong pelan bahu junkyu.








"kita kok tengah amat duduknya?"


"Bukannya spot ini enak ya? Bisa jelas"


Junkyu diam-diam manyun sambil merangkul popcorn manisnya, sedangkan haruto membawakan cola mereka.


Dikiranya
Junkyu kursi mereka agak atas, batin nakalnya pengen modus.


Sudah duduk dan beberapa detik lagi akan mulai, haruto menaruh cola. Entah terlalu maju posisi atau junkyu yang ikut memajukan kepala, bibir haruto mengenai pipi kiri junkyu.


"Eh-eh-sorry"


Junkyu memproses sesuatu yang kenyal tadi mengenai pipi gembilnya.


"Gapapa"


"Tapi-"


Haruto terdiam saat junkyu mengecupnya dipipi juga.


"Kan, dah impas~"


Junkyu langsung duduk bersandar santai, bodoamat sama muka cengo haruto.


'Waduh, kudu hati-hati gue sama ni anak. Bahaya buat jantung' -hrt memegang dadanya.






.







End

Glass Bead • HarukyuWhere stories live. Discover now