10

2.8K 297 6
                                    





Disini sekarang jaemin dan renjun berada di dalam kamar renjun, karena sudah terlalu malam akhirnya mereka memutuskan untuk menginap. Bahkan renjun merasa sangat canggung sekali, dia juga melihat betapa jaemin sangat pendiam setelah bertemu dengan ayahnya lalu diapun berdiri dihadapan jaemin hingga jaemin menatapnya sedikit mendongakkan kepalanya karena posisi renjun yang berdiri dihadapan yang tengah duduk.

"Ada apa injunie?" Ucap jaemin bingung.

"Nana Hyung kenapa?" Ucap renjun cemas.

"Hyung tidak kenapa-kenapa injunie." Ucap jaemin sembari menarik renjun ke pangkuannya lalu menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun.

"Apa otusan membuat Hyung sakit hati?" Ucap renjun sembari mengelus kepala jaemin dan jaemin hanya menggelengkan kepalanya karena itu tidak benar sama sekali.

"Lalu? Kenapa Nana Hyung mendadak jadi diam begini?" Ucap renjun cemas.

"Hyung hanya lelah saja. Tapi, lihat? Dimana Hyung akan tidur kalau begini?" Ucap jaemin tersenyum setelah melonggarkan pelukannya untuk menatap matenya itu.

"Nana Hyung bisa tidur bersamaku. Lagian kasurnya juga besar." Cicit renjun dengan wajah memerah karena sangat malu.

"Baiklah. Kalau begitu ayo kita tidur." Ucap jaemin lalu diapun menidurkan tubuhnya dengan renjun yang berada diatasnya dan tertidur dengan sangat cepat bahkan membuat jaemin tersenyum dan semakin mengeratkan sebelah tangannya pada pinggang renjun agar matenya tidak jatuh. Tidak lupa pula jaemin menciumi kepala matenya itu lalu diapun mengambil ponselnya dari saku celana secara perlahan lalu membuka room chat nya dengan asistennya.

Choi bomin.

Bomin. Tolong cari orang bernama Lai Guan Lin.

Lalu setelahnya apa jaem?

Habisi dia. Aku tidak mau tau. Bunuh dia secepatnya. Dia sangat menggangguku dan keamanan tunanganku. Apa kau mengerti?

Baiklah aku akan melakukannya.

Setelah melihat pesan terakhir dari bomin, jaeminpun meletakkan ponselnya di nakas dan menyusul renjun ke alam mimpinya.





















Keesokan harinya terlihat winwin yang sedang sibuk di dapur untuk membuat sarapan hingga keempat anaknya bangun dan segera kemeja makan.

"Mama memasak apa? Sepertinya sangat banyak." Ucap nako.

"Tentu saja. Kau tau ada calon iparmu dan renjun. Mama ingin membuat sarapan yang lezat dan yang pasti makanan kesukaan renjun." Ucap winwin tersenyum.

"Rasanya sangat aneh ma. Mengingat adikku telah bertunangan dan akan menikah tidak lama lagi." Ucap dejun.

"Kau benar. Tapi, Mama suka karena jaemin sangat menjaga injunie dengan baik. Setidaknya Mama bisa tenang sekarang." Ucap winwin tersenyum.

"Kalau Gege merasa aneh carilah kekasih dan bawa kerumah. Maka kalian pasti akan segera bertunangan." Ucap nako.

"Benar tuh. Aku setuju dengan nako tjie tjie." Ucap taro dan dejun hanya memutar malas bola matanya menanggapi kedua adik bungsunya itu.

"Sudahlah jangan menggoda dejun ge lagi. Kasihan." Ucap winwin menengahi anaknya itu.

Sementara itu didalam kamar, jaemin dan renjun masih bergelung dalam selimut dan tertidur dengan sangat nyenyak sampai renjun bergerak risih karena cahaya matahari yang mengenai matanya lalu diapun membuka matanya secara perlahan dan duduk begitu saja di atas perut jaemin karena dia masih setengah sadar dan mengantuk. Jaemin juga ikut terbangun lalu melihat renjun yang bangun tapi masih menutup matanya sangat menggemaskan. Lalu jaeminpun duduk hingga renjun berada di pangkuannya.

"Pagi injunie sayang." Ucap jaemin tersenyum.

"Pagi Nana hyung." Ucap renjun dengan mata yang tertutup dan jaemin benar-benar merasa sangat gemas karena tingkah tunangannya itu.

Cup.

Renjun kaget dan membuka matanya begitu saja karena jaemin yang mencium bibirnya bahkan kantuknya menguap ntah kemana.

"Morning kiss injunie." Ucap jaemin dan renjun hanya menunduk malu lalu diapun menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher jaemin karena sangat malu dan membuat jaemin tertawa dengan keras karena tingkah tunangannya itu.

















































∆∆∆

Alpha & OmegaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt