4 | 00:00

17.2K 1.5K 185
                                    

WARNING⚠ 17+ 

JANGAN LUPA SENYUM DAN BAHAGIA

KALIAN TIM BACA WP ONLINE/OFFLINE?

PART INI 2K WORD LEBIH, SEMOGA GA BOSAN

Jangan lupa follow  Secrettaa
Ig : aleeeeeeeee_0019

🌻HAPPY READING🌻

_
_
_

Suasana malam yang sunyi serta hawa sejuk tidak membuat laki-laki bertindik itu terganggu. Ia tetap melangkah dengan sempoyongan, memilih jalan belakang dibanding pintu utama di depan.

Kepalanya yang pusing membuatnya terkadang harus menghentikan langkah kakinya.

Sepuluh menit berlalu, kini ia telah berhasil masuk. Mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang ada di dapur.

Sepi, itu yang Arion rasakan saat pertama kali masuk. Sepertinya seluruh keluarga dan para pembantu di rumah ini sudah terlelap semua.

Arion meraih sebuah cangkir, lalu diisinya air dan meminumnya dengan rakus, tetapi rasa mual berhasil membuatnya bangkit dan memuntahkan isi perutnya di wastafel. Sia-sia makan malam yang ia nikmati beberapa lalu.

"Padahal gue nggak banyak minum, kok bisa muntah?" ucapnya melantur dan kembali dengan posisi awalnya, duduk.

Arion merebahkan kepalanya di meja dengan kedua mata yang terpejam. Ia tidak tidur, hanya memejamkan mata saja.

"Eh?"

Sebuah suara dari belakang tubuhnya membuat Arion tersenyum tipis. Sepertinya ia tahu siapa orang itu.

"Hai, little sister?" sapa Arion dan tanpa aba-aba langsung menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.

Memeluk Arika sangat erat, sampai membuat sang empu kesusahan bernapas.

"Abang bau," ujar Arika jujur setelah Arion melepaskan pelukannya.

Awalnya Arika terbangun dari tidurnya karena merasa haus dan juga sedikit lapar. Jadi, ia memutuskan untuk keluar dari kamar, berjalan menuruni tangga menuju dapur. Tanpa curiga bahwa ada seseorang di dapur dan saat sadar orang itu adalah Arion, ia kaget. Jangan lupakan juga rasa gugup yang langsung hadir menyelimutinya.

Arion terkekeh mendengar perkataan Arika yang kelewat jujur itu. Tubuhnya memang bau, lebih tepatnya bau alkohol.

Sedangkan Arika yang melihat tingkah sang abang, langsung melototkan mata tidak percaya dengan pemandangan yang baru saja ia lihat. Bagaimana tidak, seumur hidupnya Arika sangat jarang sekali bahkan hampir tidak pernah melihat Arion terkekeh dan malam ini ia melihat itu, tepat pada pukul dua belas malam.

"Mau minum?" Arion menuangkan air untuk Arika dan langsung diangguki oleh gadis itu.

Bahkan, Arika tidak sadar jika gelas yang ia gunakan untuk minum sekarang adalah gelas bekas Arion.

"M-makasih, Bang. Alika ke kamal dulu," pamitnya setelah dirasa rasa hausnya sudah hilang.

Namun, pergerakan Arika lagi-lagi harus terhenti karena Arion yang kembali memeluk erat tubuhnya. Bahkan, Arika bisa merasakan tubuhnya melayang.

"E-eh, Abang! Alika bisa jalan sendili kok," ucap Arika panik ketika Arion mulai melangkahkan kakinya meninggalkan dapur. Berjalan menaiki tangga dengan Arika yang berada digendongan.

What should we do? Where stories live. Discover now