SEE YOU

739 63 4
                                    

FOLLOW WP @Secrettaa
TIKTOK @authorta
Ramaikan tagar #secrettaa #wpwhatshouldwedo #arikaangelina #arjunaartawijaya #arionharsadarma

🌻HAPPY READING CHINGUDEUL🌻

"Kak Junaaa...." teriak seorang gadis cantik sambil menarik-narik baju seorang laki-laki di sampingnya yang tampak kesal.

"Kenapa?" jawabnya cuek dengan masih memalingkan muka.

Arika terkekeh melihat tingkah Arjuna. Namun, seperkian detik ia kembali menormalkan mimik wajahnya. "Dih, sok cuek. Alika pelgi lagi nih, balu tau lasa-" 

Belum selesai kalimat yang hendak ia ucapkan, tapi laki-laki yang awalnya ngambek tadi kini justru langsung menarik tubuh sang gadis ke dalam pelukan eratnya. Seolah jika ia melonggarkan pelukan ini, maka Arika nya akan pergi.

"Arika di sini aja ya, jangan kemana-mana. Temanin Juna ...." lirihnya sambil mengusap surai hitam lebat itu.

Yang dipeluk sedemikian erat itu tak merespon apa-apa selain terdiam dengan mata berkaca-kaca. Cukup lama mereka dalam posisi itu, sang gadis yang ternyata Arika itu bahkan tidak berniat melepaskan pelukan erat Arjuna. Gadis itu hanya membiarkan Arjuna terus memeluknya, karena ia sadar satu-satunya kesempatan yang tersisa adalah sekarang.

"Juna bahagia di sini Arika, Juna bahagia bisa ketemu Arika lagi dan main bersama. Juna mau di sini aja, jangan suruh Juna pergi lagi ya," bisiknya penuh permohonan.

Angin yang berhembus kencang membuat suasana dingin kian terasa, entah kenapa hari ini tidak ada langit berwarna biru yang cerah. Melainkan awan hitam menutupi semuanya. Tapi meski suasana nyaris gelap, Arjuna tetap bisa dengan jelas melihat bagaimana rupa dari kekasih tercintanya.

"Kak Juna udah tellalu lama di sini."

"Enggak kok, kita baru ketemu kemarin 'kan? Kok lama, ngaco deh cantiknya Juna ini. Apalagi 'kan ini rumah Juna, jadi Bunda sama Ayah terus Asyilla enggak bakal marah, " kekeh Arjuna yang kini sudah melepaskan pelukannya dan beralih menatap lamat-lamat wajah cantik yang sekarang kedua pipinya kembali berisi itu, Arika nya tampak sehat sekarang.

Arika tidak lagi berbicara, ia hanya diam ikut memandang wajah Arjuna. Tangan kecilnya bergerak menyusuri wajah tampan di depannya, sampai ketika tangan Arika berada di pipi, sebuah tangan yang lebih besar menahannya untuk tidak meninggalkan tempatnya.

Bibir itu melengkung membentuk sebuah senyuman. Merasakan betapa hangatnya perasaannya sekarang. Arjuna bahagia, bisa menghabiskan waktu berdua dengan Arika di taman rumahnya.

"Kak Juna, tahu 'kan?  Kita udah enggak bisa belsama."

Hening sesaat, lalu suara tawa Arjuna membuat raut Arika semakin teduh hampir menangis.

"Jangan ngomong ngaco deh, cantiknya Juna. Buktinya sekarang kita bisa sama-sama nih, darimana nya enggak bisa."

"Kak Juna jangan gini, Alika makin enggak tenang Kak. Balik yaa.... banyak yang nungguin Kakak di sana."

Tawa itu akhirnya berhenti, tergantikan dengan raut bingung yang kentara. "Kamu bicara apa sih, kemarin-kemarin kita baik-baik aja. Kenapa hari ini ngomong aneh? Juna enggak ngerti."

"Dunia kita udah beda Kak Juna, Alika enggak bisa telus sama Kak Juna. Alika udah bahagia di sini, di tempat Alika. Jadi, Alika mohon ya Kak, Kak Juna jangan buat Alika semakin enggak tenang pergi. Kak Juna halus ikhlas ya, ikhlasin Alika....

Kelualga Kak Juna nungguin Kakak buat bangun. Belvan sama yang lainnya juga selalu nungguin Kakak. Banyak yang belhalap Kak Juna pulang, kalena di sini memang bukan tempat Kak Juna."

"Tapi ini rumah keluarga aku, Arika. Aku udah pulang, bahkan pulang sama kamu sekarang. Seperti janji yang pernah aku bilang. Aku enggak ingkar 'kan? Kamu bahagia 'kan aku di sini?"

Arika mengangguk samar. "Alika bahagia, tapi Kak Juna juga halus lebih bahagia dari Alika. Kak Juna halus tetap hidup." Arika meletakan tangannya di dada Arjuna, merasakan detak jantung yang lemah itu.

"Alika ada di sini, Alika selalu ada di dekat Kak Juna. Setiap detak jantung ini, Kak Juna selalu ingat sama Alika. Dengan itu aja halusnya udah cukup Kak, dengan Kak Juna yang telus selalu ingat dan doain Alika, itu belalti Alika ada di dekat Kakak, Alika enggak kemana-mana."

Perlahan air mata yang sedari tadi sudah menumpuk itu pun luruh juga. Arjuna menangis di hadapan Arika yang sekarang tidak lagi duduk di sampingnya. Melainkan berdiri di depannya dengan sebuah senyum yang tampak manis seperti biasa.

"Enggak bisa ya, aku di sini aja. Sama kamu, Arika."

Gelengan dari Arika menjadi jawaban tegas bahwa tempat ini memang bukan untuknya. Tidak ada lagi bangunan rumah dan taman, sekarang yang ada hanya hamparan rumput hijau mengelilingi mereka berdua.

Penampilan gadisnya itupun tampak berubah. Gaun putih panjang sekarang melekat di tubuhnya yang seperti pernah ia lihat tapi tidak ingat pernah melihat di mana. Arika bertambah kali lipat lebih cantik, apalagi wajahnya yang tampak bersinar menambah kadar kecantikannya. Arika terlihat jauh lebih baik dan sehat sekarang dibanding sewaktu sakit dahulu.

"Ayo, Alika bakal antal Kak Juna!" ucapnya ceria. Seolah percakapan memilukan beberapa saat tadi tidak pernah terjadi diantara keduanya.

Arjuna hanya menuruti perkataan Arika. Ia mengikuti langkah gadis cadel itu, tapi anehnya kenapa semakin ia berusaha mendekat pada Arika, gadis itu seolah berjalan semakin jauh dari jangkauannya.

"Arika jangan cepat-cepat dong jalannya, nanti jatuh. Pelan-pelan aj---Arika?! Arika kamu dimana!" Arjuna panik ketika tak lagi mendapati sosok bergaun putih itu di depannya. Hanya ada pemandangan rumput yang luas dengan dirinya sendiri di sana.

Arjuna terus berteriak memanggil nama Arika, berkeliling ke sana kemari namun nihil. Tidak ada yang menjawab sahutan nya.

"Arika! Kamu kemana?! Jangan tinggalin aku di sini sendirian. Arika!!"

Lelah terus berkekeling, akhirnya Arjuna kembali ke titik awal tadi. Dan dalam sekejap, sosok Arika yang sedari tadi ia cari berdiri cukup jauh dari nya. Langsung saja Arjuna menghampiri, tapi lagi-lagi seolah ada pemisah antara mereka. Arjuna tidak pernah sampai ke tempat Arika berada. 

"Arika, jangan tinggalin aku. Please tetap sama aku ya. Jangan pergi kemana-mana, aku mohon...."

"Kak Juna halus bisa ikhlasin Alika. Alika udah bahagia di sini, Kak Juna juga halus telus hidup bahagia di sana ya. Alika titip semuanya sama Kak Juna, jangan buat meleka sedih kayak apa yang udah Alika lakuin.

Alika mau Kak Juna bisa punya kelualga sepelti cita-cita Kak Juna tentang sebuah kelualga kecil penuh cinta. Kak Juna halus tetap hidup dan jangan lupa doain Alika di sini ya. Telakhil, telima kasih Kak Juna buat bunga mawar nya. Dadah Kak Juna...."

SEE YOU CHINGUDEUL💗

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

What should we do? Where stories live. Discover now