24 | PROMISE

2.9K 319 32
                                    

GIMANA KABAR KALIAN HARI INI?

MASIH SEMANGAT BACA CERITA INI GA?

SPAM EMOT 🍌 DULU YUKK

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK YAAA

FOLLOW WP @Secrettaa
IG @aleeeeeeeee_0019
Tiktok @authorta

🌻HAPPY READING CHINGUDEUL🌻


"Loh, Arika nya tidur Nat."

"Eh, Om Darma." Nata yang baru keluar dari kamar mandi bergegas menghampiri laki-laki itu dan menyalami tangan Darma sopan, setelahnya ia ikut menatap Arika yang sepertinya hanya berpura-pura tidur.

"Ayah lo, bukan Kakek."

Mendengar perkataan Nata, perlahan Arika membuka kedua matanya. Ia menatap ayahnya yang tersenyum manis padanya dengan mata yang tampak berkaca-kaca.

"Alika lindu Ayah!"

Darma menyambut pelukan hangat putrinya. Berkali-kali ia mencium puncak kepala itu, ia juga merindukan putrinya.

"Ayah lama banget pelginya." Dengan sesegukan Arika mengutarakan kekesalannya. "Nggak pamitan juga sama Alika, malah bilang sama Bi Siti. Emang Bi Siti anak Ayah apa? Halusnya 'kan pamitan sama Alika."

"Maafin Ayah, ya." Darma mengusap air mata itu dan terkekeh ketika melihat Arika semakin memayunkan bibirnya. "Anak Ayah jangan cemberut dong, jadi nggak cantik. Tapi imut, pengen Ayah cubit bibirnya."

"Alika emang selalu imut. Bang Altan?! Huaa Alika lindu banget sama Bang Altan." Arika langsung melepaskan pelukannya dari Darma dan beralih memeluk Artan yang sedari masuk tadi hanya diam memperhatikan.

Artan membalas pelukan itu tak kalah erat. Ketika tatapannya tidak sengaja mengarah pada sekitar leher Arika, saat itu juga senyumnya perlahan luntur. Ia merasa gagal menjadi abang. Anak tertua dalam keluarga, tapi ia malah hanya sibuk bekerja. Artan tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya Arika ketika Arion mengukungnya. Artan juga tidak bisa membayangkan hari-hari yang adiknya jalani dengan terus merasa takut setelah apa yang terjadi.

Namun, ketika bertatapan dengan manik hitam polos itu, seolah membuatnya tersadar bahwa adiknya akan selalu baik saja selama dirinya tetap berada di samping Arika walaupun terlambat.

"Alika pengen pulang."

"Nanti ya," ujar Artan menenangkan karena ia tahu bahwa Arika sangat tidak nyaman berada di rumah sakit.

Arika menatap polos Artan dan semakin mengeratkan pelukannya. "Kapan? Alika pengen sekalang. Kita balik sekalang aja ya, Bang. Alika nggak sakit juga kok."

Dengan sabar, Darma menjawab perkataan putrinya. "Nanti ya, Sayang."

Darma juga tidak mau melihat Arika hanya terkurung di sini, tapi ia lebih tidak mau lagi jika masa lalu itu kembali menghampiri.

"Selamat siang," sapa seorang dokter laki-laki yang tidak lain adalah Dokter Dio. Dokter yang sempat memeriksa Arika dulu.

"Selamat siang, Dok," jawab mereka semua kecuali Arika yang hanya diam.

"Arika nya saya periksa dulu ya."

Artan pun langsung melepaskan pelukannya dan membiarkan Dio memeriksa kondisi adiknya. Sedangkan Arika yang diperiksa terus saja menatap pada jas dokter yang dikenakan Dio.

What should we do? Where stories live. Discover now