28 | BEAUTIFUL NIGHT WITH BEAUTIFUL GIRL

3.3K 314 34
                                    

Anyeong chingudeul.

Makasih banyak ya buat 200K viewers nya.

Jangan lupa follow akun author dan vote+komen yg banyak ya buat part ini🌻

2K Word lebih, semoga ga bosan yaa

🌻HAPPY READING CHINGUDEUL🌻

"Terima kasih untuk undangannya dan selamat ulang tahun juga Pak Darma," ujar Arinda sambil memberikan kado.

"Ah, terima kasih juga karena sudah mau datang. Semoga kalian menikmati pesta ini ya. Saya tidak bisa berlama-lama di sini." Kakek Darma dengan ramahnya menerima kado dari Arinda dan Gino yang sedari tadi hanya diam saja setelah bersalaman, laki-laki itu terlihat terus menatap pada ayah Arika yang kebetulan juga ada di sana.

Meja itu kini hanya diisi oleh empat orang saja. Gino dan Arinda serta Darma dan Lina. Ya, ayah serta bunda dari masing-masing Arjuna dan Arika berkumpul di satu meja.

Arinda tidak dapat menahan senyum bahagianya ketika bisa bertemu langsung dengan Lina.

"Senang bisa bertemu dengan-

"Panggil nama atau mbak saja bebas, jangan terlalu formal," potong Lina cepat sebab sadar akan keraguan Arinda.

"Ah iya, Mbak Lina. Anak saya Arjuna pacaran sama anak Mbak, Arika. Mbak nggak marah 'kan?"

Detik itu juga suasana di meja itupun berubah. Hanya Arinda yang terlihat antusias membahas topik itu, sedangkan tiga lainnya terlihat mematung.

"Arjuna pacaran sama Arika?" Lina tampaknya belum menyadari fakta yang satu itu atau dia hanya berpura-pura tidak tahu? Entahlah, hanya Lina yang tahu isi pikirannya sendiri.

Anggukan semangat yang Arinda berikan menjadi tanda bahwa wanita berumur yang masih tampak cantik itu begitu semangat membahas persoalan ini. "Iya, Mbak. Saya juga baru tahu beberapa jam lalu setelah anaknya diinterogasi dan akhirnya ngaku. Saya nggak nyangka Arjuna bisa pacaran sama Arika yang lucu dan imut."

"Biasa anak muda. Saya juga kaget ternyata malah Arika yang lebih dulu punya pacar dibanding abang-abangnya."

"Kapan-kapan saya boleh ajak Arika main ke rumah 'kan, Mbak?"

Gino menggenggam tangan istrinya. "Jangan berlebihan," bisiknya.

"B-boleh kok."

"Tuh, boleh kok Mas." Arinda juga tidak tahu kenapa ia bisa seantusias dan sebahagia ini ketika membahas kedua anak itu. Ia hanya merasa senang melihat interaksi Arjuna dan Arika ketika bersama.

Beda hal nya dengan Darma yang sedari tadi terus bungkam, mendengarkan pembicaraan para ibu-ibu di sana tanpa mau ikut ke dalamnya sebab akhir-akhir ini pikirannya selalu tidak tenang jika itu menyangkut putri kecilnya Arika Angelina.

"Saya perhatikan selama ini, kamu menyayanginya Darma."

Darma langsung tersentak dari lamunannya dan baru sadar hanya tersisa mereka berdua di sana. Arinda dan Lina terlihat sibuk mengobrol dengan para tamu lainnya.

"Tentu. Dia putriku, sudah seharusnya seorang ayah menyayangi dan mencintai anaknya," jawabnya yakin.

Keduanya saling bertatapan, tidak ada siluet permusuhan yang mereka tunjukan.

"Kau menyindirku?" ujar Gino terkekeh dan dibalas anggukan kepala oleh Darma.

"Jika kau merasa."

Setelahnya keduanya kembali terdiam beberapa saat. Menikmati minuman di sana dan juga hiburan musik yang ada.

What should we do? Where stories live. Discover now