3.Lelah ✔️

175 111 79
                                    

Suasana rumah Feby yang biasanya tenang tanpa kehadiran papanya namun sore ini menjadi ramai bukan karena tawa kebagian namun dengan teriakan serta bentakan yang papa Feby berikan untuk mamanya karena masalah sepele

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suasana rumah Feby yang biasanya tenang tanpa kehadiran papanya namun sore ini menjadi ramai bukan karena tawa kebagian namun dengan teriakan serta bentakan yang papa Feby berikan untuk mamanya karena masalah sepele. Feby sedang berada di balkon kamar menatap langit senja di temani dengan angin yang berhembus membuat suasana sore ini cukup dingin.

"Lucu banget hidup gue, bokap nyokap ribut terus, gak di sukai balik sama
Gibran capek gue lama-lama."monolog Feby menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

Prang

Suara pecahan barang dari lantai bawah membuat Feby mendongkak pikirannya langsung tertuju kepada mamanya. Ia segera berdiri berlari menuju lantai satu tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar.

Dari tangga Feby bisa melihat mamanya yang tengah terduduk di lantai dengan pecahan vas bunga di depannya.

"MAMA!!"teriak Feby dari atas tangga.

Setelah sampai ia bisa melihat dengan jelas ibu yang sudah melahirkannya itu tengah menangis dengan lebam di pipinya, sedangkan papanya masih berteriak marah kepada mamanya.

"Kalau anda pulang hanya ingin membuat mama saya menangis dan terluka, lebih baik tidak usah pulang." Feby membatu mamanya berdiri tanpa menatap mamanya sama sekali.

"Ini rumah saya jadi terserah saya mau pulang atau tidak,"ucap Gio-papa Feby.

"Pulang saja ke rumah selingkuhan anda jangan kerumah mama saya,"ucap Feby berani membuat papanya marah.

Plak

Gio menampar pipi Feby hingga merah "JAGA UCAPAN KAMU! TIDAK SOPAN DENGAN ORANG TUA,SAYA INI PAPA KAMU."teriak Gio marah.

"Mas cukup jangan main tangan dengan Feby,"ujar Cristi-mama Feby.

Feby tersenyum getir menahan rasa panas dan perih karena tamparan keras dari papanya "Sopan? Apa anda pernah mengajarkan saya sopan santun?"tanya Feby.

"Untuk apa ada mama kamu,"ucap Gio tidak merasa bersalah sama sekali.

"Anda pikir tugas seorang ayah hanya mencari nafkah saja?seorang ayah juga harus ikut mendidik anaknya,"ucap Feby menatap papanya.

"Saya sudah mencari kan kalian uang jadi untuk apa mengajarkan sopan santun saya sendiri harus turun tangan?"ujar Gio mentap tajam putrinya itu.

Feby tertawa hambar "anda juga mencari nafkah untuk selingkuhan anda bukan?"Feby berdiri tepat di depan papanya tanpa rasa takut.

Plak

Gio menampar pipi Feby ke dua kalinya, kali ini lebih keras hingga Feby tersungkur di lantai.

"MAS CUKUP JANGAN SAKITI ANAK KU!!"teriak Cristina marah.

Dari arah pintu Fero yang baru saja pulang langsung menghampiri kembarannya yang terduduk di lantai dengan tangan yang memegangi pipinya yang memerah.

I'm Okey! (END)Where stories live. Discover now