Prolog ~ You Always In My Mind

211 113 210
                                    

.
.
.

§§§

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

§§§

"Mengapa kau lebih memilih menikmati senja yang pasti meninggalkanmu, daripada menunggu fajar yang pasti menyambutmu?"

Aidhira yang telah menyadari kehadiran Rio tak membuatnya begitu kaget. Ia hanya memberi balasan dengan senyuman yang nampak kecut disana, lalu menurunkan pandangannya berganti dengan senyuman geli, membuat Rio menoleh kearahnya setelah menjajarkan posisinya disamping Aidhira berdiri

"Kata-kata ini, aku pernah mendengarnya...." celetuk Aidhira akhirnya. Rio sempat meliriknya lagi, ia hanya menatap diam dan masih ingin mendengarkannya

"Seseorang pernah mengatakan seperti ini juga.." ungkapnya sekali lagi, kini kedua tangannya diselipkan didepan dadanya menatap hambar fenomena langit yang akan segera muncul disebelah barat.

Selama ini yang Rio tahu, semenjak ia bertemu dengannya dari awal, harusnya ia sadar bahwa wanita disebelahnya kini, eksistensinya terlampau begitu dekat dengan orang lain selain dirinya, dan saat ini pun ia juga menyimpulkan bahwasannya dari semula, seseorang yang paling dekat sudah pernah mengisi ruang hatinya hingga membuat wanita yang bersamanya kini terobsesi pada orang tersebut.

"Apakah yang kau maksud itu adalah.... orang yang pernah kau ceritakan padaku sebelumnya?"

Pertanyaan Rio berhasil membuat wanita itu menoleh padanya, lantas menatapnya sejenak selama empat puluh detikan. Pria itu membalasnya hanya karena ingin memastikan jawaban yang langsung ia dengar dari mulutnya. Sampai pada akhirnya Aidhira berhasil mengeluarkan sepatah kata,

"Betul...."

Sedikit mengejutkan, tapi untuk saat ini bukan sebuah sikap terperangah lagi yang diperlihatkannya, tapi justru Rio sempat dibuat terheran tentang semua yang di lalui oleh wanita ini, bahkan saat ini pun ia merasa sikapnya begitu cepat berubah.

"Lalu mengapa kau sekarang menghindari sesuatu yang selama ini kau tunggu?"

Wanita itu kembali menunduk, menekuk wajahnya. Lalu pandangannya terarah pada langit yang kini sudah menampakkan warna kemerahannya bercampur dengan cahaya orange yang pada saat itu masih tersisa di sebagiannya yang terlukis. Baru beberapa menit saja, gambaran indah itu perlahan-lahan dilahap oleh cahaya malam yang masih terlihat anggun dimatanya bahkan cahaya putih yang sempat bergabung menghiasi dan melengkapi warna langit tersebut. Membentuk keelokannya yang perlahan-lahan juga menyusut hingga bersembunyi di balik awan redup dengan warna keabu-abuan. Seketika tak ada ketertarikan dalam dirinya untuk memandangi fenomena itu lagi. Lalu memantapkan egonya.

"Karena itu tidak akan mungkin lagi, sama seperti apa yang kau pandang sekarang. Kau tahu.. keindahan yang kau lihat saat ini begitu singkat. Kau juga tahu.. tak bisa memandangnya dalam waktu yang cukup lama, itu akan sirna secepat mungkin, bukan? Apa kau tidak berpikir rasa bahagia seseorang juga akan menghilang saat itu juga?"

You Always In My Mind ~||^ (TERBIT)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum