Part 7 - Tontonan Menakjubkan ~ You always in my mind

164 97 296
                                    

.
.
.

Orang-orang yang semula membentak dan mencibir wanita itu hanya bisa tertunduk malu melihat bagaimana para petugas itu begitu segan kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Orang-orang yang semula membentak dan mencibir wanita itu hanya bisa tertunduk malu melihat bagaimana para petugas itu begitu segan kepadanya. Pada akhirnya, Mereka merasa terpukul oleh sikap arogan mereka sendiri dengan aksi mengesankan yang dilakukan oleh wanita itu.

"Terima kasih!"

Hanya itu ucapan yang diberikan oleh si korban yang merasa bersyukur sudah ditolong oleh wanita itu. Pria korban kecelakaan itu memberikan senyuman tulus meskipun darah segar masih mengalir di pelipisnya.

Wanita itu bukannya berhenti dan membiarkan petugas medis mengatasi para korban, melainkan justru kembali membantu. Kali ini, dia menghampiri seorang gadis yang sejak tadi menarik perhatiannya. Gadis itu tengah menangis tersedu di depan salah seorang pria paruh baya yang juga menjadi korban kecelakaan.

"Kakak ini dokter kan? Tolong paman saya, Kak!" seru gadis itu memelas saat menyadari si wanita mendekat.

Sang gadis menarik tangan wanita itu dan memintanya untuk memeriksa sang paman yang terkapar tidak berdaya. Wanita itu pun bergegas memeriksa keadaan paman si gadis yang terlihat mulai kehilangan kesadaran.

Dia pun segera memberikan isyarat pada petugas medis untuk segera membawa paman si gadis ke ambulans. Pria paruh baya itu jelas butuh penanganan medis dengan segera.

Setelah para petugas medis membawa paman si gadis ke dalam ambulans, si wanita turut serta demi memastikan keadaannya.

Selama dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, wanita itu terus memperhatikan kondisi paman si gadis. Dia terlihat begitu telaten memeriksa kondisi organ vital pria paruh baya itu meskipun sudah ada petugas medis yang berjaga bersamanya.

"Kak apakah paman saya bisa diselamatkan?" tanya si gadis tiba-tiba sambil terisak.

"Kau tenang saja, ya. Kita berharap yang terbaik untuk pamanmu" jawab si wanita sambil tersenyum.

***

Seorang wanita terlihat tengah berdiri di atap sebuah gedung bertuliskan Rumah Sakit Siloam sambil bersedekap. Udara malam yang berembus kencang, cukup membuat tubuh mungilnya dihambur oleh rasa dingin. Namun, dia masih enggan untuk beranjak.

Hawa dingin begitu terasa menusuk ke tulang tubuh, hingga membuat bulu kuduknya berdiri meskipun dia sudah mengenakan pakaian yang cukup tebal ditambah pakaian putih khas dokter sebagai outter.

Angin malam yang menerpa tubuhnya seolah bermain-main dengan rambutnya yang kali ini sengaja diurai. Wanita itu terus termenung dengan pikiran yang tidak menentu. Pandangannya terus menatap lurus ke sebuah gedung besar yang menjulang tinggi pencakar langit. Posisinya berjarak tidak terlalu jauh dari gedung rumah sakit tempatnya berdiri.

Gedung itu terlihat mewah dengan gaya bangunan yang khas, dihiasi lampu-lampu terang berwarna kuning, hijau dan biru yang menambah kesan keindahannya. Namun, bukan hal itu yang membuat si wanita merasa takjub. Dia hanya sanggup berdiri berlama-lama menatap gedung itu karena sambil berkutat dengan pikirannya yang tidak menentu saat ini. Entah sudah berapa lama dia betah berdiri dalam posisinya itu.

Wanita itu memang sering menghabiskan waktu istirahatnya di atap gedung rumah sakit ini. Dia menganggap tempat itu lebih tenang dan nyaman. Jauh dari suara bising alat-alat medis atau teriakan histeris keluarga pasien.

Atap rumah sakit memang tidak terlalu terang, malah cenderung gelap. Namun, cahaya lampu dari gedung yang berhadapan dengan rumah sakit itu mampu memberikan ketenangan.

Kini, wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah langit yang terlihat cerah dengan pemandangan bulan serta beribu bintang di sekitarnya yang tidak terhitung jumlahnya. Pemandangan indah di langit itu terlihat lebih indah dibandingkan cahaya lampu dari gedung yang sejak tadi ditatapnya.

Wanita itu merasa ada kenyamanan tersendiri saat memandang cahaya langit malam dengan segala keelokannya. Meskipun hanya seorang diri di tempat itu, tetapi pemandangan menakjubkan tersebut berhasil menciptakan ketenangan batin yang diinginkannya.

Dia merasa seperti terperangkap dalam zona nyaman yang membuatnya betah berdiam lama. Namun, satu hal yang membuatnya teringat pada keadaan, yaitu rasa lelah.

Rasa lelah itu yang membuatnya mengasingkan diri dari segala kesibukan dan rutinitas pekerjaan yang menyita pikiran dan tenaganya. Namun, dia pun sadar bahwa rasa lelah yang mendera adalah untuk dirinya juga. Kesibukannya itu telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang bekerja tanpa kenal waktu.

Wanita itu menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan sambil menutup mata. Pikirannya mengembara, menjelajahi kenangan yang tersimpan di kepalanya. Ingatannya kembali muncul pada jejak kenangan yang paling dirindukannya. Kenangan yang membuat perasaannya gelisah tidak menentu, menimbulkan kesedihan yang mungkin tanpa arti baginya.

Dia masih memiliki sedikit harapan bahwa masa itu akan kembali ada, dan terus berlanjut, hingga melahirkan sebuah kebahagiaan. Namun, harapan itu kini telah sirna setelah tiga tahun lamanya dia lalui dengan kesedihan mendalam.

Sosok pria yang terus saja melekat dalam ingatannya, sungguh sulit untuk dilupakan. Sosok itu yang mampu memberinya rasa nyaman dan kebahagiaan. Roda waktu memang tidak dapat dihentikan, dan perlahan kenangan manis itu menghilang dalam waktu yang tidak ditentukan. Bahkan, dia tidak dapat melakukan apapun selain hanya bisa memendam seperti ini.

Saat tengah tenggelam dalam pikirannya, wanita itu mendengar suara pintu rooftop terbuka. Seorang pria muda bertubuh tinggi muncul dari sana.

"Malah di sini! Ngapain? Dicariin juga!" bentak Vanrey Azlan Reynoard atau yang akrab disapa Rey.

Rey adalah pria berdarah blasteran yang memiliki wajah mirip artis Korea Henry Lau yang berasal dari Kanada dan merupakan mantan anggota boy band, Super Junior, seorang penulis lagu, dan juga seorang aktor.

Pria bersuara serak itu adalah seorang dokter Spesialis Bedah Toraks, Kardiovaskular (Sp. BTKV) dan satu-satunya orang yang mendapat kepercayaan penuh dari pimpinan direktur di Rumah Sakit Siloam tempatnya bekerja. Wanita itu tidak bisa menyembunyikan kekagumannya dan nyaris tidak percaya bahwa orang seperti Rey itu akan mampu menjalin keakraban dengannya.

***

~To Be Continued~

Haii gisss, Terimakasih yang sudah mampir di cerita ini, dukung terus dengan vote dan komen kalian ya!🤧

Ikuti kisahnya terus di part-part selanjutnya ya dan jangan sampai ketinggalan!🐱😗

See you in the next part🧑‍🦽
Love you all❤

You Always In My Mind ~||^ (TERBIT)Where stories live. Discover now