Part 5 - Gigitan Ular ~ You always in my mind

117 77 230
                                    

.
.
.

"Ayo!" ajaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayo!" ajaknya.

Pria itu membalikkan badannya sambil menarik tangan Aidhira, lalu mempercepat langkah demi bisa segera menjauh dari para pemburu itu serta tidak ingin memperpanjang urusan.

"Berani sekali dia berbalik menatapku seperti itu. Hhh! Orang muda jaman sekarang memang sudah tidak punya sopan santun!" gerutu pria bertopi koboy yang tadi sempat bertatapan tajam dengan si pria.

"Sepertinya mereka bukan warga sekitar sini. Penampilan mereka seperti orang kota" timpal pemburu lain di sebelahnya sambil terus memperhatikan Aidhira dan si pria yang perlahan menghilang ditelan lebatnya hutan.

"Pemuda itu perlu diberi sedikit pelajaran"

"Ah, setuju!"

"Lakukan!" perintahnya.

"Hah? Lakukan apa?"

Pria bertopi koboi itu tidak menjawab, tetapi hanya memberi tatapan isyarat dengan tajam dan tegas, membuat rekannya ketakutan dan bergegas melakukan perintahnya.

"Lihat saja, Orang sombong! Aku tidak akan membiarkanmu keluar dari sini dengan mudah!" gumam si pria bertopi koboi itu.

Sementara, pemburu yang tadi diperintah, meletakkan dan membuka ikatan karung yang sejak tadi dibawanya. Tangannya dengan cekatan mengambil sesuatu dari dalam karung tersebut dan melepaskannya.

Seekor ular berwarna hijau terang, langsung merayap dengan cepat, menuju ke arah yang sama dengan arah yang dituju Aidhira dan si pria. Binatang itu seolah paham alasan dirinya dibebaskan dari karung dan bergegas melakukan perintah majikannya.

***

Sementara, Aidhira yang sudah tidak tahan lagi berjalan cepat, langsung mengempaskan tangan si pria yang sejak tadi menariknya. Lantas pria itu pun berhenti,

"Ada apa?" tanya si pria, seolah tidak tahu-menahu bagaimana lelahnya Aidhira, kini dia bahkan merasa lututnya terasa nyeri.

"Bisakah, kita berhenti sebentar? Aku capek!" keluh Aidhira geram. Tapi bukan kepedulian yang seharusnya diperlihatkan, pria itu justru seperti malas menanggapi keluhan Aidhira padanya

"Ini nih, yang aku gak suka! Seharusnya sejak awal kau tidak perlu membantuku! Jadi, aku juga tidak perlu membantumu! Ribet kan jadinya!"

Aidhira hanya diam mendengar ucapan pria tersebut, membiarkannya meluapkan keluhannya juga, serta emosinya. Entah apa sebenarnya yang membuat pria ini mendadak bersikap absurd, bahkan kini berubah pesat. Apakah ia sempat melakukan kesalahan atau menyinggungnya?

Sebetulnya ia sangat malas menghadapi situasi begini. Aidhira menekuk wajahnya, dan tangannya meraba lututnya yang tiba-tiba terasa nyeri akibat perjalanan yang tidak kunjung berakhir. Tapi detik setelah kecanggungan situasi yang dihadapi dengan pria ini sebelumya akhirnya kembali mereda.

You Always In My Mind ~||^ (TERBIT)Where stories live. Discover now