Part 8 - Operasi Dadakan ~ You always in my mind

80 54 108
                                    

.
.
.

Setelah keluar dari lift

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah keluar dari lift. Rey langsung menghampiri wanita itu dengan langkah panjang. Raut wajahnya menunjukkan kecemasan.

"Rey? Ada a—"

"Buruan turun! Kita segera ambil tindakan untuk pasien di ruang 508!" seru Rey memotong ucapan wanita itu dan akan segera berbalik lagi menuju lift.

"Lho? Bukannya itu pasien Dokter Agum?" tanya wanita itu sambil bergegas mengikuti langkah Rey menuju lift.

"Beliau berhalangan hadir! Pasien sudah harus dioperasi sekarang! Tolong kau gantikan, ya!"

"Apakah tidak bisa ditunda?" tanya wanita itu lagi, sesaat sebelum pintu lift terbuka.

"Tidak bisa!" seru Rey tegas sambil memasuki lift. Wanita itu pun hanya bisa menarik napas panjang dan terpaksa menyanggupinya.

Selama di dalam lift, tidak banyak percakapan yang terjadi selain pertanyaan mengenai kondisi si pasien yang akan dioperasi.

"Kau tahu 'kan kalau aku menangani banyak pasien seharian ini? Aku bahkan tidak punya waktu istira—"

Tidak ada jadwal tenang saat ini, potong Rey tanpa menoleh.

"Itu sudah kewajiban kita sebagai dokter. Bahkan, Dokter Agum pun tidak bisa lepas dari itu semua. Kau juga tahu kalau dia adalah orang penting dan karirnya tengah memuncak. Kita semua tahu dia lebih mementingkan pandangan publik ketimbang tanggung jawabnya" tegasnya

"Itu sebabnya, aku membutuhkanmu untuk menangani para pasien itu" imbuh Rey sambil menoleh, bersamaan dengan pintu lift yang terbuka.

"Ahh, benar-benar menyebalkan!" gerutu wanita itu sambil mengekor di belakang Rey dengan langkah panjangnya setelah keluar dari lift.

"Tidak usah menggerutu. Mengapa kau tidak terlihat seperti biasanya. Apakah kau punya masalah?" tanya Rey sambil terus berjalan cepat.

"Hmmm, kau kan tahu, dokter bedah di sini bukan cuma aku. Masih ada Dokter Ririn dan Dokter Selya. Juga yang lainnya. Seharusnya mereka bisa—"

"Hei! Ini bukan saatnya mengeluh atau melimpahkan tanggung jawab ke orang lain! Berhenti berpikiran seperti itu! Siapkan diri! Kita segera mulai operasi!" seru Rey lagi memotong ucapan wanita itu.

Sejenak, wanita itu bergeming, memikirkan ucapan Rey barusan. Dia menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri sebelum kembali berjalan mengikuti Rey dan menyiapkan diri untuk melakukan operasi. Wanita itu sadar bahwa ucapan Rey tadi benar adanya.

"Apakah kamar operasinya sudah disiapkan, Rey?"

"Semuanya sudah siap. Tinggal menunggumu" jawab Rey.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You Always In My Mind ~||^ (TERBIT)Where stories live. Discover now