𝖏 : lembar 22 ✿

441 72 6
                                    

"Wow, kita back to school again

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wow, kita back to school again .." Gumam Arsa tanpa semangat menatap gedung sekolahnya dari dalam kaca mobil. Padahal, baru hanya sehari tidak masuk, namun terasa sangat lama. Itupun karena bolos.

"Cape ya? Sama, kok. Abang juga." Celetuk Arkana.

Kedua anak tertua dari keturunan Adinata seakan tidak bisa berpisah tempat. Contohnya sehabis mereka menghabiskan malam dengan tidur berpelukan, kini keduanya juga berangkat sekolah dengan mobil yang sama. Alasannya tentu karena baru mereka berdua yang menginjak bangku SMP, lima lainnya masih menduduki bangku SD.

"Sa?" Arsa berdehem sebagai jawaban. Matanya masih menatap memelas gedung-gedung sekolah diluar kaca mobil itu. Sungguh, Arsa tidak niat sekolah hari ini.

"Tau gak?"

"Gak."

Arkana menepuk pelan bahu Arsa dengan cepat.

"Ish. Abang belum selesai ngomong!" Arkana berlagak ngambek. Arsa pun puas melihatnya, lalu dia menertawakan Arkana. "Lanjutin, bang."

Baru ingin melanjutkan pembicaraan sebelumnya, mobil terhenti, menandakan keduanya telah sampai didepan gedung sekolah.

"Hati-hati. Belajar yang bener." Arkana mengusak rambut sang adik, membuat sang adik merengut kesal. "Rambut ku udah ganteng, abang!" Katanya sambil kembali menata rambutnya.

Selanjutnya Arsa hendak keluar mobil, namun Arkana malah menahan tangannya. "Sekolah itu .."

.. kata Lotus menyeramkan. Dan abang sudah membuktikannya sendiri. Hati-hati. Banyak arwah pendendam memilih beberapa ruangan sekolah sebagai tempatnya."

"Arwah pendendam?" Arsa bertanya namun tidak dihiraukan oleh Arkana. Arkana malah melengos pergi meninggalkan mobil dan Arsa yang masih terduduk termenung.

tinn!

"Dek, gak mau turun?"

Bang Kana, sialan. Umpat batin Arsa. Arsa menjadi lupa bahwa dirinya masih berdiam diri didalam mobil memikirkan betapa seramnya wajah-wajah hantu yang akan dia temui didalam sekolah nanti. Wajah penuh darah hantu Mashika saja masih membekas dengan seramnya di benaknya. Sungguh, tolong Arsa sekarang.

"Dadah, om!" Arsa melambaikan tangannya ketika mobil yang mengantarnya telah melaju meninggalkannya dengan sosok anak kecil. Iya, itu hantu. Untung lucu.

Arsa menunduk menyamakan tingginya dengan si sosok anak kecil laki-laki yang mempunyai pipi tembem itu, sejujurnya Arsa mau elus pipinya, ga kuat, gemes banget, katanya. Tapi kalau di elus? bakal nembus.

"Kakak sekolah dulu ya, kecil." Ucap Arsa dengan senyum manisnya hingga matanya hanya tertinggal segaris.

Sosok itu mengangguk, lalu ikut tersenyum hingga matanya hilang, tangan mungilnya ikut melambai-lambai ketika Arsa telah masuk kedalam pagar sekolah.

[2] adinata ; enhypen ✓Where stories live. Discover now