31. Gelang

163 21 0
                                    

Happy reading~♥

•••••

"...Ashel,"

"Hah?" Ashel menoleh ke arah Argeo yang menggoyangkan bahunya tadi, menyadarkannya dari bayangan masa kecilnya.

"Ngelamunin apa, hm?" Tanya Argeo sambil mengelus rambut belakang pacarnya.

"Nggak apa-apa. Ayo, jalan lagi," Ashel menggandeng tangan Argeo dan berjalan pelan kembali menyusuri trotoar yang lumayan sepi.

Keduanya menikmati setiap langkah mereka menyusuri trotoar tersebut. Kendaraan malam ini tidak terlalu banyak, membuat keduanya nyaman berjalan seperti ini.

Ashel dan Argeo memakan kembali es krim mereka yang sedikit mencair.

"Tiap hari jalan kayak gini, yuk?" Ajak Ashel, sepertinya menyenangkan jika setiap malam berjalan-jalan, hitung-hitung healing.

"Jangan tiap hari juga. Malem gini dingin, ntar lo sakit. Ini juga baru mendingan," sahut Argeo tidak setuju.

Ashel mencebikkan bibirnya kesal. "Gak seru,"

"Nanti lo sakit gimana? Gue gak mau lo sakit," Argeo menoleh pada Ashel yang sepertinya ingin mengumpat padanya.

"Gue gak gampang sakit. Nggak langsung sakit kalo cuma keluar tiap malem doang mah," kata Ashel lagi.

"Jangan dulu sayang. Kapan-kapan aja lagi," Argeo mengusak rambut Ashel, berusaha membujuk cewek keras kepala yang selalu ingin menang.

"Seminggu 4 kali," saran Ashel.

"Nggak. Masih sering,"

"Seminggu 3 kali,"

Argeo menggeleng. Ashel mendecak.

"Seminggu 2 kali," Argeo kembali menggeleng.

"Kalo nggak mulu kapan dong?!" Ashel mengentakkan kakinya sebal, sungguh, saat ini Ashel sangat ingn menyumpah serapahi Argeo jika tidak ingat bahwa cowok itu pacarnya.

Argeo terkikik gemas. "Seminggu sekali deh. Ya?"

"Tapi–

"Dari pada nggak sama sekali," potong Argeo.

Ashel menurunkan bahunya lemas. "Iya deh," jawabnya lesu. Terpaksa mengiyakan dari pada tidak sama sekali.

"Anak baik," di usaknya rambut coklat pacarnya. Lalu kembali merangkul pacarnya dan berjalan kembali.

"Oh? Ge, liat-liat ke dalem, yuk!" Seru Ashel sambil menunjuk kedai aksesoris dan pernak-pernik di sebrang.

"Yaudah. Ayok!" Argeo membawa Ashel menyebrangi jalan dan masuk ke kedai kecil yang penuh lampu kelap-kelip berwarna-warni.

Kring!

"Selamat datang," sapa seorang pegawai ketika mendengar lonceng berbunyi tanda pelanggan masuk yang di simpan di atas pintu.

Argeo dan Ashel tersenyum ke arah pegawai itu. Lalu berjalan menyusuri setiap rak yang diisi segala aksesoris.

"Yang! Bagus gak?" Tanya Argeo sambil mengangkat gelang berbandul inisial. Matanya tadi tak sengaja menangkap benda yang menarik perhatiannya itu.

Mata Ashel berbinar ketika melihat gelang hitam bandul inisial yang di perlihatkan oleh Argeo.

ARGEOWhere stories live. Discover now