25. Bu Guru

3.4K 408 43
                                    


"Boleh sayang, mau pelukan seharian juga boleh"
Riga posisiin tangannya lalu berdiri dengan gendong Zea lagi didepannya, bawa dia naik ke kamarnya

🍂🍂🍂

Riga menurunkan Zea pelan diatas kasur, pelan banget kayak barang berharga dan mahal. FRAGILE

Dia juga ikut ambil posisi dengan duduk setengah berbaring disebelah Zea

Zea masih diam mengamati sampai akhirnya Riga membuka tangannya lebar-lebar, "Sini katanya mau peluk"

Zea tersenyum senang lalu dengan semangat masuk kedalam pelukan Riga, Riga juga membenarkan lagi posisinya dengan bergeser sehingga membuat badannya semakin menempel pada Zea

"Papa temenin Zea ya, jangan pergi kemana-mana" ujar Zea

Riga tersenyum lalu mengelus pelan surai Zea, "Aku nggak kemana-mana, waktu yang aku punya semuanya buat kamu"

"Jadi Papa nggak kerja hari ini?" Tanya Zea lagi yang langsung dapat gelengan dari Riga, Zea terlalu senang hingga semakin merapatkan pelukannya

"Makasi Papa, oiya Pa, ngomong-ngomong kok Papa belum ngasi nama buat baby? nanti kalau lahir dia harus dipanggil apa Pa?" Tanya Zea selanjutnya

"Hmm udah ada kok namanya" jawab Riga

Zea terkejut hingga membuatnya mendongak menatap Riga yang sedang memeluknya, "Siapa Pa? Kok Papa nggak bilang-bilang Zea"

Riga terus mengobrol dengan masih melanjutkan aktivitasnya mengelus surai Zea, "Kan baby belum lahir, nanti kamu juga pasti tau sendiri"

"Sekarang aja kasitau Zeanya Pa, boleh ya~?" Rengek Zea sembari mempoutkan bibirnya

Ah Riga jadi gemes, ingatkan dia buat nggak nerkam Zea lagi sekarang
"Hmm jadi sebenernya gini yang, kalau dari culture dikeluargaku nama bayi itu memang suami yang mencarikan, tapi nama itu akan dirilis setelah baby lahir nanti dan nggak ada yang tau juga sampai baby itu lahir"

Zea seketika menyerngitkan dahinya bingung, "Perilisan? maksutnya Pa? memangnya barang harus dirilis segala?"

Jangan khawatir, sekarang Riga udah terlatih sabar menghadapi pertanyaan-pertanyaan kepo dari seorang Zea

"Iya perilisan, perilisan nama sekaligus baby pada publik, hmm nantinya kamu pasti paham bagaimana baby kita akan sangat berpengaruh ketika sudah lahir suatu saat nanti" jelas Riga

Zea mengerjabkan matanya cepat, kenapa sulit sekali memahami omongan suaminya ini hmmm.
"Sangat berpengaruh? Kenapa? publik siapa Pa?"

Riga menghela napasnya, memang butuh ekstra sabar menghadapi istri cantiknya ini
"Jadi nanti-

Tok tok tok tok
"PAKET! ASHIAP~" Teriak Agam dari balik pintu, "Misi paket makanan sudah datang kakak!"

Riga yang ucapannya terpotong itu kesal, kalau saja bukan Agam dia akan mempertimbangkan hukuman karna sudah berani memotong ucapannya

"Sebentar yang" Riga lalu segera berdiri membukakan pintu,

Ckrek
"Eh masi pake baju ternyata, kirain lanjut muehehee" ujar Agam sambil merenges

"Ck bisa nggak nggausah teriak teriak gitu, jangan bikin istri gue kaget" omel Riga

"Lah emang kaget? ZEA MAAP YA ZE!"

Plak!
"Dibilangin jangan teriak!"

Agam berdecak kesal, perasaan dia salah mulu dimata Riga. Sad :(

"Nih kuenya, abis ini gue langsung pergi?" Tanya Agam sembari menyodorkan plastik putih itu

"Hmm, inget pesan gue tadi" Riga ngambil plastik itu lalu menutup lagi pintunya

Dinikahin AURIGA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang