Chapter 3

28 14 31
                                    

"ketawanya bagus, aku suka. eh engga deh, sayang."

****

Ketika pintu terbuka, terlihat Rasi dengan tampang melasnya menatap seseorang yang baru saja mengamuk dan membuka pintunya dengan kencang. Siapa lagi kalau bukan abangnya si singa raja hutan.

"bang! ampun....., ga lagi-lagi deh gua berisik." ucap rasi dengan tangan memohon kepada abangnya yang sedang berkacak pinggang di depanya.

"SINI LU!!" teriak abangnya dengan keras.

"AHAHAH ABANG AMPUN!! ABWANGGH!! UDAH HAHAHAHAHA! AHHAHAH!." ringis geli dari Rasi.

Jika kalian pikir akan ada kejadian baku hantam antara adik kaka saat ini. Tentu kalian salah! Karena, itu tidak akan ada antara Rasi dan Bumi. Abang Rasi.

Erlangga pribumi. Lelaki penyuka Anime dan pencandu game yang sangat tidak ingin diganggu ketika, hobinya sedang berlangsung dan Rasi tau akan keganasan seorang Bumi jika diganggu. Ia akan menggelitiknya hingga ia menangis dalam tawanya. Seperti yang dilakukanya saat ini.

"gua lagi nonton Boruto!! karena, suara lu yang berisik gua jadi ga fokus! terima ini hiyaaa!!!!." ucap Bumi masih dengan tanganya aktif menggelitik perut sang adik.

"Iyahhh..hahhah ghuah janjih ghah ghanggu lahgih... ahahahah...hahah.....hahah." ucap Rasi yang nafasnya mulai terengah-engah dan sedikit menangis karena tertawa terlalu lama.

"Oke gua berenti. Sampe lu ngulangin lagi, ga gua diemin lu sampe nangis darah!" Ucap Bumi sambil berkacak pinggang di depan sang adik yang sudah bergulung dengan selimut.

"MAKASIHH! HUH.yaudah abang keluar sana, nonton lagi." Ucap Rasi menjauh dari abangnya masih dengan selimut yang menggulung dirinya.

"Oke..."

"EH!! Ntar dulu, beliin gua eskrim vanila dulu pengganti dari lu yang udah ganggu gua!." Ucap Bumi yang berbalik ketika sudah menjauh dari kamar Rasi.

"Yah....bete deh! Padahal udah lupa tadi." Murung Rasi ketika, abangnya menyadari kebiasaanya yang akan meminta eskrim ketika ia berbuat kesalahan kepadanya.

"Emang eskrim di kulkas abis? Kan Umi stok banyak!" Dengus Rasi lagi, ketika melihat abangnya yang masuk kedalam mode penyuruh yang handal sebagai kakak.

"Gamau! Adanya rasa coklat, gua maunya vanila. Titik. GA PAKE KOMA. Gua tunggu dikamar, sekalian kalo udah ada bawain kue vanila di kulkas ke kamar gua." Ucap Bumi lalu meninggalkan adiknya dikamarnya dengan tatapan kesal.

"Abang durjana! Lakik tapi, sukanya vanila. Kayak gua dong sukanya coklat. LAKIK ABIS." Ucap Rasi menggebu-gebu. Menyatakan dirinya lakik abis karena, menyukai eksrim rasa coklat. Entahlah, dimana kewarasanya saat ini berada.

Lalu, Rasi bergegas untuk ke minimarket sambil meraih jaket kulitnya yang tergantung di pintu. Cuaca diluar sangat dingin dan dia tidak tahan itu.

****

"Semuanya jadi berapa mba?" Tanya Rasi pada seorang kasir di depanya.

"Seratus ribu mas."

"Kak, aku mau eskrim yang ama abang itu ihh. Gamau yang ini." Ucap seseorang anak kecil yang merengek dibelakang Rasi yang hendak mengeluarkan selembar uang berwarna merah tersebut.

"Yakan sama aja dek, sama-sama rasa coklat. Bedanya apa coba? Jangan rese deh." Ucap seseorang disampingnya yang terlihat seperti kakaknya.

Rasi yang merasa bahwa anak kecil tersebut menginginkan eskrim yang dia pegang pun menoleh.

"Lu mau ini?." Tanya Rasi kepada anak kecil tersebut.

"Mauu bang!" Ucap anak tersebut dengan semangat.

"Nih, udah gua bayar. Besok, gaboleh nyusahin kakak lu lagi. Nanti, lu di tinggalin di pinggir jalan kalo rese. Paham kan?" Ucap Rasi kepada anak kecil laki-laki tersebut sambil mengelus rambutnya. Walaupun gaya bahasa Rasi yang tidak bisa disesuaikan dengan anak kecil tetapi, tujuan Rasi sangat manis.

Setelah membayar dan memberikan eskrim tersebut. Rasi bergegas pergi. Takut abang singanya marah.

"Maaf mas! Makasih ya sudah memberikan eskrimnya ke adek saya. Tetapi, saya ga suka utang budi apalagi kita ga kenal. Jadi ini uang eskrimnya mas saya ganti." Ucap seorang gadis tersebut dengan senyum manisnya. Orang yang sangat dikenali oleh Rasi. Namun, memang Rasi yang tidak terlalu menonjol sehingga, tidak dikenali. Apalagi saat ini ia sedang memakai masker.

"Tenang aja, gua emang beli eskrim banyak. Gak akan habis buat gua doang, jadi santai. Ambil aja. Kalo lu ngerasa ga enak sama orang ga dikenal. Btw, gua satu sekolah sama lu. Lu aja yang ga kenal gua. Gua kenal lu."

Ucap Rasi lalu, berlalu pergi tanpa melihat kembali gadis dibelakangnya yang tampak heran dan bingung akan ucapan Rasi.

Rasi tersenyum di balik maskernya. Sebenarnya, ia memperhatikan gadis tersebut sedaritadi ketika, ia tertawa bersama adiknya. Tetapi, ia berusaha menahan jaraknya dan tebakanya benar bahwa gadis tersebut tidak mengenalinya.

"Gapapa ga dikenal, yang penting liat dia ketawa aja berasa pengen ngerancang undangan pernikahan." Batin Rasi dalam hati.

****

Menurut kalian Rasi gimana sih?

Katanya bukan cowo tampan tapi, menawan? Wkwkk

Maaf jika ada typo bertebaran.

Vote coment nya gaiss :)

See you!!

Rasi Bintang Where stories live. Discover now