Chapter 9

14 10 10
                                    

"Aku lelah tuhan, bisakah aku berhenti sebentar? kenyataan terlalu rumit untuk aku terima. Begitu juga perasaan menyukai mu."
-Bintang&Rasi

****

ting.

Bintang meraih ponselnya, Ia melihat notifikasi yang ada di layar ponselnya lalu, mengerutkan keningnya.

"nomer siapa nih?"

+6287897*****
Ternyata memiliki perasaan rumit yah.

Bintang Galatea
"lu siapa?"

+6287897*****
Hei, berhenti murung yah..., Kehidupan tidak akan hancur walaupun kamu berhenti sebentar.

Bintang Galatea
"apaan sih lu? gajelas. Gua blokir ya."

+6287897*****
Gua gamau langit gua runtuh hanya  karena, berhenti untuk terus berjalan. hai Pesaing langit!

Deg.

Sebenarnya semua kata-kata yang dikirimkan dari pesan chat tersebut sangat mengganggu kenyamanan hatinya. Hatinya terusik.

"Ini cowo pingsan waktu itu ya?siapa ya namanya?"

"Emm, nama yang ada unsur planetnya. Oh iya Rasi!" ucap Bintang yang baru menyadari siapa yang mengirimkan chat tersebut kepada dirinya.

Bintang Galatea
"R-rasi?"

+6287897*****
Ada apa Cybela Bintang Galatea?

Bintang Galatea
"ih, stop manggil nama panjang gua, risih tau gak si!"

+6287897*****
Nama lu cantik, kenapa risih? malu kah punya nama secantik itu?

Bintang Galatea
"tapi, lu aneh kalau terus-terusan manggil nama panjang gua, kaku!"

+6287897*****
Kita kan emang ga seakrab itu. Gua masih takut kalau maju terlalu jauh malah ngebuat lu tambah risih.

Bintang tiba-tiba terhenyak mendengar pernyataan dari laki-laki ini. Ia tersadar bahwa barru kali ini, ia bertemu dengan laki-laki yang menjaga batas untuk mendekatinya. Aneh bukan? Ketika banyak laki-laki yang langsung maju tanpa batas mendekatinya, tidak peduli apakah ia risih atau tidak. Kini seorang Rasi, yang baru ia kenal. Sudah sangat mahir menjaga kenyamanan dalam mendekatinya.

Bintang Galatea
"emm, makasih udah mikirin tentang rasa risih gua. Kalau emang mau akrab, gua ga masalah kok."

+6287897*****
terimakasih, atas ijin untuk mendekatinya. Aku harap kamu tidak akan pernah menyesal dengan pernyataan mu, Bintang.

read

"Apa sih nih cowo, aneh-aneh aja deh. Tapi, kenapa hati gua aneh ya, ga nyaman. Bukan karena, risih sama kehadiran dia. Ga mungkin kan gua suka? ama orang se tengil itu? Ayolah Bintang, Dia cuman lewat aja." ucap Bintang menenangkan dirinya sendiri. Walaupun hatinya kini mulai tidak setuju dengan ucapanya.

*****

Bintang POV

Rasi. satu nama yang kini mulai memasuki wilayah perasaan dan pikiran ku. Entahlah, aku tidak ingin mengerti perasaan ku untuk kesekian kalinya.

Aku menutup diri untuk itu. Perasaan? huh! jangan bercanda, aku muak dengan semua itu. Semua orang akan pergi, tidak ada kata bertahan selamanya.

Singgah, iya. Aku tau bahwa aku mungkin tempat singgah ternyaman, jangan kan urusan perasaan. Bahkan, urusan keluarga pun aku berantakan. Jangan memasuki wilayah perasaan dan pemikiran ku lebih jauh Rasi. kumohon!

"huh! bete banget dirumah, butuh healing berikutnya. Apa ya?" ucapku sambil berfikir apa yang harus ku lakukan selanjutnya.

ceklek

Pintu kamar ku terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang menemaniku selama 15 tahun. Ibu.

"bela, mama mau pergi dari rumah." satu kalimat yang terucap jelas dari mulut ibu, langsung membuat ku tertusuk.

"kapan?" entahlah, apa yang sebenarnya aku pertanyakan. Tetapi, kali ini aku benar-benar muak. Entah pilihan apa yang terbaik, Bertahan dengan rumah yang sudah hancur berkeping-keping di dalamnya atau melihat rumah yang sudah hancur tersebut menjalankan takdirnya dengan terpisah.

"hiks, hari ini bela. Kamu mau ikut ibu kan?" tanya ibu yang kini kian mendekat kearah ku.

"gatau bu, aku capek. Gabisa ya kalau aku ga terlibat sama kalian berdua?" Intinya aku lelah, muak dan memang selalu merasa kosong sejak awal.

"yasudah. Kalau kamu milih sama ayah mu, Ibu akan pergi sendiri. Jaga diri baik-baik Bela, Nanti ibu akan bertemu dengan kamu lagi." ucapnya sambil mengelus rambut ku. Rasanya hangat. Tetapi, untuk apa jika bahkan rasa hangat pun terasa sementara. Nyatanya semua singgah saja.

"aku sayang mama dan ayah. Walaupun aku tau, ga ada yang sayang sama kata utuh dirumah ini. Aku udah dewasa kan di mata kalian? jadi biarin aku keluar dari lingkup kalian." ucap ku tergesa lalu meninggalkan ibu yang terduduk dikasur ku dengan menunduk.

Aku tidak pernah membenci keputusan orang tua ku, Aku tau mereka pun memiliki pertimbangan yang matang, Mungkin memang memikirkan ku. Walaupun nyatanya aku sama sekali tidak peduli dengan itu. Tetapi, semua rasa ataupun kehangatan serasa sementara dan meragukan.

****

HAII!!!
AKU KEMBALI :)
maaf baru update lagii..

selamat menjalan kan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

maaf kalau partnya belum memiliki makna yang besar. Tetapi, semoga sampai kepadamu ya..!!

maaf jika ada typo bertebaran :)
Vote coment nyaa ditunggu!!

see you next chapter 👋








Rasi Bintang जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें