Chapter 5

16 9 13
                                    

"Aku ingin menceritakan mu seindah aku memandang langit kesukaan ku tetapi, kamu tidak sesederhana langit yang aku pandangi."

****

Kini Rasi sedang duduk bersandar bersama umi disampingnya. Sambil memakan martabak coklat kesukaanya, disertai dengan curhatan-curhatan Rasi tentang kegundahanya kepada uminya.

Pemandangan yang langka ketika, melihat seorang Rasi yang sangat jutek, konyol dan gila diluar seketika bermanja-manja dengan uminya sambil merengek seperti bayi.

"Kamu lagi suka sama cewe hm?" tanya Uminya kepada Rasi sambil memakan martabak coklat yang dibeli tadi.

"hemm, iya umi. Tapi, aku tetep suka langit kok. Gak selingkuh." ucap Rasi kini dengan suara imutnya Namun, mengesalkan.

tuk

"ih umi sakit, kok aku di jitak sih!" protes Rasi kepada uminya.

"lagian, di suruh serius malah ngelantur ngebucinin Langit. Ayo cerita siapa cewe yang kamu sukain. Umi penasarann!!" Ucap Umi kini bersemangat dan dengan wajah berbinar memandang Rasi. Rasi jadi takut, baru kali ini Uminya sangat bersemangat.

"ihh, umi semangat banget si!"

"iya dong, kapan lagi kamu ngomong pacar yang real, ga cuman langit-langit yang sering kamu bilang. Umi fikir mah pacar kamu namanya langit, pas umi ikutin kamu keluar ternyata, mandangin langit di danau kayak anak ilang." dengus uminya yang kala itu berharap Rasi benar-benar memiliki pasangan tetapi, diluar dugaan ketika Umi hanya melihat Rasi sendirian terduduk didepan danau sedang mengobrol menatap langit.

"ihh, lagian umi ngapain ngikutin aku, kurang kerjaan aja." protesnya.

"yakan, umi kira kamu ngedarin narkoba bareng Oreon sama Ken, atau mainin cewe di club-club." ucap Umi Rasi.

"astagfiruallah umi! masa anak seganteng, sekalem, serajin aku ngedar narkoba si!! positif thinking gitu kek aku lagi dipengajian bapak-bapak masjid atau lagi ikut kegiatan organisasi peduli lingkungan." ucap Rasi tak terima.

"kamu mah ikut pengajian buat numpang makan kue pengajian. Padahal kue nya umi yang buat, terus boro-boro organisasi lingkungan, disuruh nyiram tanaman umi aja bilangnya nanti  tanamanya masuk angin disiram air terus." ucap Umi menceritakan kelakuan anaknya yang semakin absurd setiap saat.

"ihh, udah-udah. umi mau denger aku cerita gasi!" Ucap Rasi cemberut.

"iya, ayo apaa!!" jawab umi kembali bersemangat. bersemangat memukul anaknya jika ia mengalihkan topik lagi.

"aku gatau mi, Rasanya nyukain seseorang itu gimana dan sebahagia apa tapi, ketika aku nemuin dia. Dia lagi ketawa dan natap dengan mata bulan sabit yang teduh. Aku bingung, kenapa aku nyaman banget ngeliatin dia ketawa. Padahal ketawanya bukan buat aku, pandangan nya juga bukan ke aku." ucap Rasi yang memulai sesi curhatnya sambil kini mulai berbaring kembali di paha uminya untuk menerima usapan hangat dari sang umi.

"pas aku liat langit, ternyata langit yang biasanya sangat cantik buat aku tiba-tiba lebih cantik liat dia ketawa pake tatapan teduhnya. Aku gamau mikirin apa yang aku rasain Tapi, ternyata emang ketawanya sebagus itu dan tiba-tiba aku takut kalo banyak orang yang suka ama ketawanya." ucapnya sendu kini.

belum memilikinya Namun, sudah takut ia dimiliki yang lain.

"Aku harus kayak gimana umi? apa itu rasa suka? rumit umi aku ga ngerti! Tapi, dia ga kenal aku. Padahal aku udah ganteng banget disekolah."

"nak, rasa suka itu rumit atau  engganya, sesuai kamu yang jalanin. Apa kamu mau menyukai dia secara rumit,  mau mengartikan dia secara rumit atau memilih menyukai dia secara sederhana. Sesederhana kamu memandang langit yang kamu suka." balas uminya sambil mengelus setiap helaian rambut Rasi yang sangat tebal.

"kamu mau tau kan yang kamu rasain itu rasa suka atau bukan? coba tanya ke perasaan mu, apakah kamu sesenang itu walaupun hanya sebatas melihat dia atau kamu cuman ngerasa sebatas kagum aja sama ketawanya?"

"suka sama rasa kagum itu beda tipis dan umi gamau juga kamu salah mengartikanya atau telat mengetahuinya. Semakin sederhana menurut mu semakin sulit diartikan menurut akal dan pikiran mu. Karena, hati dan logika suka ga sejalan, Rasi." lanjut umi kembali dan Rasi yang fokus mendengarkan.

"tapi mi, aku ga yakin sama rasa sukanya." jawab Rasi yang sedaritadi diam.

"sayang, Jadiin rasa suka kamu itu karena, kamu yakin. Apapun pilihan yang kamu tentuin nanti itu ga akan buat kamu nyesel atau nyerah. Kamu harus tau apa makna rasa suka itu buat kamu." Ucap umi Rasi mengakhirinya.

"Makasih mi. Udah mau dengerin aku hari ini. Umi lebih baik dari Langit kesukaan Rasi." Ucap Rasi bangkit dari tidurnya lalu, memeluk uminya. Ia ingin bersyukur dan berterimakasih kepada tuhan, telah menghadirkan rumah bersandar senyaman uminya. Mungkin semua orang memiliki rumahnya tetapi, tidak semua orang merasakan tempat bersandar pada rumahnya dan Rasi bersyukur masih bisa bersandar di rumahnya.

*****

Hai!! terimakasih telah membaca cerita ini. Mungkin bukan tulisan atau cerita yang sangat indah tetapi, saya harap maknanya sampai kepada kamu, dia dan kalian.

Maaf jika feel kali ini tidak sampai kepada kalian.

part kali ini panjang banget ya gaiss??

Besok akan ada pertemuan Rasi dengan.....seseorang yg ditunggunya, mungkin?

See you next chapter!! vote coment nya gaiss jangan lupa :)


Rasi Bintang Where stories live. Discover now