Bab 15

1 0 0
                                    

"Ajariku mengenal duniamu yang terlihat begitu indah dari duniaku yang gelap ini."

*******

Author POV

"bel, kalo lu ragu sama gua maaf ya gua gabisa ngeyakinin lu kalo gua bisa terus sama lu. Bukan karena gua ga tanggung jawab tapi, kita berdua punya takdir yang belum tentu berada di garis yang sama." ucap Rasi yang kini sedang menatap langit sambil bersandar.

Kini Bintang dan Rasi sedang menjalani kencan mereka berdua. Walau hanya sebatas jalan berdua tetapi, Rasi kekeh kalau itu disebut kencan.

"Kenapa tiba-tiba bahas takdir? jalanin aja dulu, gua juga ga akan tau kedepannya akan ada apa." jawab Bintang yang kini melirik ke arah Rasi.

Pada dasarnya semenjak Rasi hadir di kehidupannya. Bintang sudah memutuskan untuk membiarkan Rasi terus berada di dekatnya. Ia menyukainya. Namun, memang belum mau mengakuinya.

"Itu yang ngebuat gua ngucapin kata-kata tadi. Karena gua gamau lu nyerahin seluruh perasaan lu ketika dijalan nanti. Gua gamau ngasih segalanya buat kita yang bahkan gabisa nebak perubahan apa yang akan terjadi kedepan" jawab Rasi yang mulai mengalihkan pandangannya menuju Bintang.

Bintang berpikir bahwa Rasi adalah orang yang aneh. Kenapa dia membuat dirinya menjadi tidak percaya diri akan hubungan yang mungkin akan dijalani bersama-sama olehnya.

Bukankah seluruh laki-laki akan memberikan janji untuk bersama selamanya? Mengapa dia justru seperti menyerah. Pemikiran Bintang yang semakin ruwet memikirkan Rasi yang memang selalu diluar pemikirannya.

"Ras, andai bisa diibaratkan. Lu mau jadi apa buat gua?" tanya Bintamg tiba-tiba.

"Gua mau jadi langit tapi, gua gabisa selalu ada, gabisa selalu mayungin lu dan ngikutin lu. Gua juga mau jadi lagu fiersa bersari yang judulnya 'garis terdepan' tapi, pasti ada suatu kondisi dimana gua yang justru butuh lu dan gabisa selalu kuat."

"gua mutusin buat jadi hujan buat lu." jawab Rasi sambil tersenyum.

"kok ujan?" tanya Bintang Heran.

"iya, ujan emang ga selalu ada. Tapi gua pengen jadi orang yang nemenin lu ketika nangis tanpa ketauan siapapun dan jadi yang ngusap air mata lu juga ketika selesai. Mungkin lu bakal pake payung buat ngindarin gua biar ga sakit. Tapi itu lebih baik, lu punya cara buat memilih ikut ujan-ujanan atau make payung buat ngindarin sakit."

"SOK PUITIS! DASAR." Kesal Bintang tiba-tiba. Walau pipinya kini sedang bersemu merah akibat terlalu salah tingkah. Mungkin itu adalah jawaban yang diluar pemikirannya lagi.

"ayo jalan-jalan, mau kemana? jangan disini lama-lama nanti ada yang cemburu" ajak Rasi sambil bangkit dari duduknya.

"cemburu? lu udah punya pacar?" celetuk Bintang bingung.

"iya, pacar gua itu langit yang lagi kita liatin. Dia cemburu nanti soalnya lu kan pesaingnya." jawab Rasi sambil terkekeh.

"gila!" tabok Bintang di punggung Rasi.

"KOK GUA DITABOK!" ucap Rasi yang kini ngegas pula.

"KOK NGEGAS KE CEWE!!!" jawab Bintang juga yang tak kalah kencang.

"YAUDAH MAAF!" jawab Rasi yang masih menggunakan nada tinggi.

"remaja jaman sekarang emang kayak gitu ya!" ucap seorang bapak petugas kebersihan yang keheranan melihat kedua tingkah laku remaja yang ia lihat.

*********

Setelah kencan yang mereka lakukan, Rasi mengantarkan Bintang kembali ke rumahnya. Bersamaan dengan itu, mobil berwarna putih berhenti tepat di depan gerbang rumah Bintang. Ia adalah ibu dari Bintang.

"mamah?" panggil Bintang kearah ibunya.

Ibu Bintang turun dari mobilnya dan terheran dengan laki-laki yang sedang bersama dengan anaknya.

"kamu siapa?" tanyanya kepada Rasi dengan mimik wajah yang tidak menyambut dengan ramah.

"saya Rasi tante, temen sekolah Bintang." ucap Rasi sambil menyalimi tangan Ibu Bintang.

"terimakasih sudah mengantar Bintang, lain kali jangan sering-sering kesini ya. Saya gasuka kalau Bintang harus keluar hingga malam begini. Rumah kami kosong nantinya kalau Bintang sering keluar." ucap Ibu Bintang memberikan nasihat dengan nada sarkas ke arah Rasi.

"Baik tante, saya usahakan tidak sesering itu mengajak Bintang keluar asalkan Bintang ada yang menemani di rumah, saya hanya khawatir jika Bintang sendirian di rumah dalam jangka waktu lama." jawab Rasi dengan nada yang sangat lemah lembut. Tetapi, tentu saja sedikit menusuk.

"apa maksud kamu berbicara seperti itu?" tanya Ibu Bintang dengan nada tidak suka.

"mamah apaan si? kenapa mama kesini, bukannya harus nikah sama suami baru?." sela Bintang yang tidak suka dengan intonasi nada sang Ibu.

"mamah mau bicara sama kamu, sebaiknya temen kamu suruh pulang aja. Nanti jadi omongan tetangga." ajak sang Ibu lalu masuk kembali ke dalam mobilnya.

"yaudah, saya pamit tante. Assalamualaikum." pamit Rasi sambil mengarahkan tatapannya kepada Bintang seolah mengatakan bahwa ia tidak papa.

"maaf Ras....." lirih Bintang di dalam hatinya.

Padahal Seharian ini, Rasi-lah yang menghiburnya. Tetapi, justru kini drngan mudahnya hari-hari yang indah itu hancur seketika. Ia ingin ikut Rasi pulang saja rasanya.



********

see you

selamat membaca. Maaf masih banyak typo dan kurang baik dalam kepenulisan.

Jangan lupa Vote dan komen🤗

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 01, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Rasi Bintang Where stories live. Discover now