Chapter 11

19 8 29
                                    

”Ternyata kata 'dekat' pun tidak bisa menjamin ikatan yang akan terjalin kedepanya.”
-Rasi Bintang

*****

"hai cantik, udah lama ya gak kesini? maaf, dunia ku sedikit berpaling." oceh Rasi terduduk di bawah hamparan langit sore ini.

"andai perasaan ga pernah serumit ini, entah yang rumit perasaan atau kamu, Ini seperti jalan panjang yang cahayanya terlihat tetapi, tak tergenggam." ucap Rasi bermonolog.

Kembali lagi angin mengelus rambutnya, rasa hangat kini menjalar. Merindukanya itu pasti. Rasi senang kembali terduduk di depan danau tenang dengan usapan angin yang juga menenangkan.

"GUA SUKA LU BINTANG!! ARGH LANGIT BANTU GUAA!!!" teriak Rasi sambil mengenggam kuat rambutnya.

"Ras, Woi!!" panggil seseorang dari arah belakang.

"abang? ngapain disini??" tanya Rasi heran melihat abangnya ada ditempat kesukaan yang sekaligus persembunyian nya ini.

"tangkep!" Ucap Bumi sambil yang melempar eskrim coklat kepada adiknya tersebut.

"ngapain si bang?" Ucap Rasi yang kini mengerucutkan bibirnya dengan lucu.

"kata umi suruh cari anaknya yang kabur, cuman buat duduk kayak anak ilang di pinggir danau sambil teriak-teriak." terang Bumi sambil memakan eskrim vanila kesukaanya.

"apaan sih! siapa yang kayak anak ilang?! aku tuh lagu curhat sama langit, jangan diganggu kemesraan kita berdua!" ucap Rasi yang kesal karena, kegiatan curhat nya terganggu oleh abangnya yang tengil ini.

"kan gila, heh! lu itu kalo suka sama orang itu maju ketika yakin, mundur ketika udah gak ada harapan dan istirahat ketika capek, Kalo lu lembek kayak gini mau dia direbut cowo laen atau jomblo seumur hidup pun ga akan ngubah status lu sama dia."

"Gatau akh!"

"terserahlah, intinya. Imajinasi akan tetap jadi imajinasi tanpa usaha apapun. Abisin tuh eskrim, trus pulang! ditungguin Umi."

*****

"Assalamualaikum Umi, aku pulang!!!" teriak Rasi ketika baru saja membuka pintu rumahnya.

"hush! kamu ini, salam yang bener jangan pake teriak-teriak begitu! Ulang salam nya." ucap laki-laki paruh baya yang kini sedang bersandar di sofa ruang tamu dengan secangkir gelas di tanganya.

"iya abi, Assalamualaikum." ucap Rasi yang mulai cosplay menjadi anak kalem dan baik hati ketika di depan abinya yang tegas.

"walaikumsalam, nah kalo kayak gitu kan enak di denger. Sini mau jatah jajan gak?" ucap Sang Abi sambil menepuk sofa kosong yang ada di samping nya.

"mauuuuu!!!" ucap Rasi yang langsung berlari ke arah sofa, Ia melupakan dirinya yang kalem beberapa detik yang lalu.

"dih! kayak anak kecil aja lu." ucap Bumi yang baru memasuki rumah setelah memarkirkan motornya di garasi.

"iri bilang bos!!" sombong Rasi sambil mengipas-ngipaskan uang yang baru diberikan abinya di depan mukanya sendiri. Ia sangat gemar memamerkan apa yang ia dapat kepada abangnya itu.

Tidak mau kalah melihat kelakuan adiknya yang sangat mengesalkan tersebut, Bumi juga meminta bagianya kepada Abinya.

"Abii!! buat er mana?" ucap Bumi yang memulai jurus manja nya. Er  adalah panggilan dari sang Abi kepada Bumi.

"nih! jangan iri-irian semua ada bagianya." ucap Abi dan melanjutkan aktivitas menyeruput coklat panas nya. Abi kurang suka kopi dan lebih menyukai coklat panas sepulang kerja.

"wlee, abang juga dapet lebih banyak!" bisik Bumi di telinga Rasi sambil mengendus-ngendus uangnya untuk memanas-manasi.

"Abang!!!!!" teriak Rasi menggelegar kembali.

"ada apa sih ribut-ribut?" ucap Umi yang baru saja menuruni tangga.

"ini abangnya ngeselin umi, masa pamer uangnya lebih banyak dari aku. Curang!" rengek Rasi sambil bergelayut di lengan uminya.

"kan udah ada bagianya masing-masing dek, abang mu bagianya lebih banyak karena, keperluanya lebih banyak. Kamu dikasih bagian mu sesuai keperluan kamu. Begitu, adil kan?" ucap umi menjelaskan sambil mengelus rambut si bungsu. Semua anak-anaknya masih seperti anak kecil yang menggemaskan di hadapanya.

"Abi, tau gak Rasi lagi suka sama cewek loh!" ucap Bumi yang sudah menduduki dirinya di samping sang Abi.

"beneran? Alhamdulillah, Rasi suka cewe." ucap sang Abi sambil sedikit tertawa.

"ABI!!!!, ya masa aku suka cowok!" Ucap Rasi kesal dengan ledekan Abinya itu.

"eh iya, maaf-maaf. Kan Abi mau denger cerita anak-anak Abi deketin cewe, Makanya Abi seneng kalo kamu nyukain cewe atuh."

"abang tuh jomblo, ga ditanyain." adu Rasi yang ikut duduk di sebelah Abangnya.

"abang mu mah ada cewenya dek, cuman gamau dikasih tau. Katanya takut di ledekin sama kamu dan Abi." sahut Umi sambil membawa nampa berisi camilan.

"umi ah! kan jangan diceritain katanya!" rengek Bumi.

"hush! udah-udah, gapapa nyukain cewe wajar dan normal. Asal kalian tau gimana cara merlakuin wanita dengan baik. Abi gamau denger anak-anak Abi ini nangisin cewe loh! kalau kalian tidak memberikan perlakuan yang baik maka jauhkan."

"iya abi!" jawab mereka berdua kompak. Lalu, memakan camilan yang di sediakan umi.

*****

"Ras!" Panggil seorang gadis di lorong sekolah yang kini sepi.

Rasi membalikan badanya dan menemukan gadis kesukaanya berdiri dengan raut wajah khawatir.

"kenapa? lu sakit?" tanya Rasi sambil menelisik mimik wajah Bintang lebih jauh.

"eh, engga kok! Gua cuman mau tanya sesuatu ke lu." jawabnya gugup. "iya, tanya aja Bintang."

"em...kemarin lu kenapa murung?" tanya Bintang kembali dengan menundukan wajahnya.

"hah? ohh...yang di deket lapangan?" Tanya Rasi memastikan.

"ii-iya!"

"mana ada orang yang baik-baik aja liat wanita kesukaanya deket sama cowo lain di depan matanya. Apalagi cowonya yang tiap hari nempel." batin Rasi

"gua ga murung, perasaan lu aja deh!" senyum Rasi menenangkan. "K-kalo gua salah gua minta maaf yah!!"

"ga ada salah, udah sana latihan basket lagi! Pikirin diri sendiri dulu, baru orang lain." ucap Rasi kembali dengan senyum khas nya serta uluran tanganya yang mengusap kepala Bintang dengan lembut.

"gua duluan ya, pesaing langit."

"Lu suka langit?" tanya Bintang dari kejauhan tiba-tiba, dengan suara sedikit berteriak.

"suka. Tapi, belakangan ini Jauh lebih suka lagi. Mungkin, pantesnya nyukain langit biar ga sakit." Jawab Rasi dan berlalu meninggalkan Bintang yang termenung mendengar jawaban Rasi.

"labil banget si jadi cowo! kemaren aja deketin seolah-olah gua segalanya, sekarang kayak gak peduli. yang namanya Rasi aneh sedunia!!!!!" oceh Bintang dengan nada frustasi.

*****

I’m back...!!!
Semoga lancar puasanya bagi yang menjalankan.

Maaf Update tidak beraturan.

Gimana tokoh Rasi dan Bintang menurut kalian?

Nanti bakal aku kasih Castnya. Yang mau kasih saran Cast boleh kok!

See you next chapter 👋








Rasi Bintang Where stories live. Discover now