Chapter 8

14 10 14
                                    

"Ada yang sering terlewatkan dan disepelekan oleh seseorang Namun, terasa sangat menyesakkan jika tidak dapat terulang kembali. Sebuah Moment."

****

Sejuk Angin menyapu setiap helaian rambut seorang gadis yang sedang berdiri menatap pemandangan kabut di depanya.

Pagi yang indah.

Terkadang ia berfikir, bahwa kehidupanya tidak sehalus angin yang mengusap rambutnya dan tidak setenang kabut pagi hari yang menenangkan. Tetapi, ia sadar bahwa mengeluh tidak merubah apapun dalam hidupnya.

"Bisa gak sih, kamu ga usah ngatur saya! mau pergi kemana dan untuk apa, kamu sudah becus jadi suami?!" bentak seseorang wanita dari dalam rumahnya. Ia tau bahkan, ketenangan angin dan kabut pun di renggut paksa darinya.

"kamu memang jadi istri sudah bisa mendukung saya sebagai suami? menuntut saja tanpa dukungan apapun. tidak perlu jika hanya mengeluh dan menuntut sana sini!" Balasan yang tak kalah kencang dari bentakan tersebut.

"drama! ganggu kuping gue aja. Maaf yah, gua lagi gabisa nikmatin usapan lembut kalian..." ucap Seorang gadis yang sejak tadi berdiri di balkon kamarnya. Ia menyukai usapan angin terhadap rambut dan kulitnya. Sangat hangat. Lebih hangat daripada hatinya yang membeku.

Hari ini minggu pagi. Tetapi, Bintang bingung harus melakukan apa, ia ingin mengajak teman-teman nya untuk berkumpul bersama. Ia sadar ia tidak boleh menganggu waku kebersamaan teman-temanya kepada keluarga mereka. Kecuali, dirinya yang hanya mengeluh saja walaupun memiliki 'keluarga utuh'. Ia harap kata utuh itu benar-benar ada di dalam keluarganya.

"Latihan basket aja deh di taman." ucapnya kepada dirinya sendiri sambil berfikir kegiatan apa yang sanggup menenangkan pikiranya sementara ini. walaupun ia tidak tau apa yang sebenarnya ingin ia pikirkan.

*****

Peluh terus membasahi kening seorang gadis yang kini sedang aktif memantulkan bolanya begitu bersemangat.

"huh!" eluhnya sambil mengistirahatkan tubuhnya dengan bersandar pada bangku taman di sekitarnya.

"laper. Makan apa ya?" tanya nya kepada dirinya sendiri sambil mengelap keringatnya.

Ternyata, ia sanggup mengurangi pikiranya sedikit dengan hobinya. Walaupun tidak seluruhnya. Tetapi, ia senang menyibukkan dirinya dengan hobi kesayanganya. Jika orang lain terlalu tidak percaya diri dengan hobi mereka sendiri. Berarti mereka belum tau bagaimana cara menikmati hal-hal kesukaanya.

"Ada yang cantik, tapi bukan bungan di taman ini, Bukan juga langit yang tersenyum di pagi ini. Tapi, seseorang yang lagi duduk di pinggir bangku taman sendirian." Ucap seorang laki-laki dengan dua botol minuman ditanganya.

"hei! pesaing langit." panggilnya kepada Gadis tersebut.

"lo?! ngapain disini?" tanya gadis tersebut sedikit terkejut. Gadis tersebut adalah Bintang.

"Tadi langit gua murung, katanya ada yang lebih gua suka selain dia. Ternyata Pesaing langitnya disini" ucapnya sambil tertawa. Rasi. Ia memang sedaritadi di taman itu. Melihat pesaing langitnya memburu bola dengan lincah.

"apaan si? ngawur, pesaing langit apaan coba? lagi bikin cerpen??" ucap Bintang lalu berdiri dan membersihkan debu yang menempel pada celana training nya.

"nih minum dulu, biar ga ngegas ke orang se-ganteng gua." ucap Rasi percaya diri sambil menyodorkan botol minuman yang di genggamanya kepada Bintang.

"Cybela Bintang Galatea. Makasih buat ekspresi juteknya hari ini. Gua makin suka" ucap Rasi setelah memberikan minumanya. Lalu, ia pergi meninggalkan Bintang yang kembali termenung dengan tingkah absurd dari laki-laki yang belakangan ini ia temui.

"dia ngapain disini?" tanya nya pada dirinya sendiri. Melihat botol minuman di genggamanya dan kembali termenung.

"sial, cuman ngasih minum aja gua degdegkan" Kata seseorang yang sedang mengendarai motornya dibawah hamparan langit yang indah.

****

Hai gaiss!!
Aku kembaliiiiiii :)
ga ada yang nungguin si tapi seneng ajaa bisa lanjutin cerita Rasi Bintang.

Semoga konsisten terus yaaa....
terimakasih buat yang terus mau nunggu aku.

Maaf jika banyak typo.

Mari menikmati cerita ini dengan vote dan coment.

see you next chapter 👋

Rasi Bintang Where stories live. Discover now