I'm Still Here : 5

7.1K 666 35
                                    

Jangan lupa VOTE and KOMEN 😉
Maaf atas typo dan antek-anteknya
Happy reading:)


---------------------------***--------------------------


Adel 👽

| Aku udah di depan rumah kamu
| Buruan keluar

Lah baru jam 4 Del |

| Aku mau ajak kamu ke suatu tempat sebelum kita ke pasar malem

Ya udah bentar, aku siap-siap |
Kamu masuk aja |

| Enggak
| Aku tunggu di luar

Jangan ihh kayak gembel |
MASUK NOW!! |

| Yaudah iya

--

--

--

"Lah kita naik motor?" Tanya Ashel setelah melihat motor Adel terparkir di halaman rumahnya.

"Iya, makanya aku suruh pake jaket biar gak masuk angin"

"Kalo tetep masuk angin?"

"Suruh keluar lah" sahut Adel dengan muka polosnya.

"Iisshhh Adelia..." Ashel menyilangkan tangannya di depan dada.

"Iya iya nanti aku kerokin"

Tanpa memperdulikan omongan Adel yang jika dijawab malah makin ngelantur, Ashel meraih helmnya lalu naik ke motor Adel. Dengan inisiatif Adel mengulurkan tangannya untuk membantu Ashel, tapi Ashel justru berpegangan pada bahunya.

"Udah siap?" Tanya Adel.

"Heem"

"Siap belom?" Tanyanya lagi.

Ashel memutar bola matanya malas, bisa-bisanya mau jalan malah gelud.

"Cel, ud-"

"UDAH!" Ashel memotong ucapan Adel dengan nada tinggi, membuat Adel kaget tapi akhirnya tersenyum tipis.

"Galak ya bund"

"Abisnya nanya-nanya mulu kek wartawan"

"Maaf deh, pegangan!" Titah Adel, namun Ashel menggelengkan kepalanya.

"Gamau" tolaknya.

"Lahh nanti kalo jatoh aku gak tanggung jawab ya" Adel sedikit menoleh ke belakang, Ashel melihatnya sinis. Aduh pundung.

Adel menyalakan motornya lalu melajukan dengan kencang secara tiba-tiba, Ashel yang kaget langsung memeluk Adel dengan erat. Hampir saja Ashel tersungkur ke belakang.

"Del, aku beneran marah ya?" Omel Ashel sambil mencubit perut Adel.

"Akkhhh sakit sakit, jangan pundung dong kita kan mau have fun" Adel mengambil tangan Ashel yang masih mencubit perutnya, lalu ia genggam. Alhasil Adel memelankan laju motornya karena menyetir pakai satu tangan.

"Abisnya kamu nyebelin"

"Iyaa maaf"

Ashel memajukan tubuhnya, ia melingkarkan tangannya di perut Adel. Menyandarkan kepalanya di bahu Adel, Adel yang mendapat perlakuan seperti itu sedikit nervous.

"Dimaafin gak?" Tanya Adel.

"Iya"

Tanpa Ashel ketahui, sepanjang perjalanan Adel tersenyum tanpa henti. Adel semakin memelankan laju motornya karena ingin berlama-lama di peluk Ashel, ya itung-itung cari kesempatan lah.

I'm Still Here Where stories live. Discover now