I'm Still Here : 40

3.6K 571 25
                                    

Jangan lupa VOTE and KOMEN!!!
Maaf atas typo dan antek-anteknya
Happy reading:)





---------------------------***--------------------------





Matahari menerobos masuk melalui celah-celah gorden kamar Ashel, mengusik tidur nyenyak seseorang dibalik selimut tebal. Perlahan tapi pasti, Adel membuka matanya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik kekasihnya, tidak peduli dengan tangannya yang mati rasa akibat dipakai bantalan Ashel semalaman.

Adel memandang makhluk ciptaan Tuhan yang menurutnya paling sempurna ini, memperhatikan setiap inci wajah kekasihnya yang terpahat segitu sempurna. Seutas senyum terbit di bibir Adel, mengecup kening kekasihnya dengan lembut. Walaupun setiap hari bertemu, Adel sangat merindukan gadis manja yang ada di pelukannya ini.

Tanpa berniat sedikitpun untuk membangunkan Ashel, bodo amat tangannya keram. Demi apapun, Adel rela berkorban untuk Ashel meski nyawa yang jadi taruhannya.

"Emmhh" Ashel melenguh panjang, membalikkan badannya jadi membelakangi Adel.

Adel terkekeh kecil, lantas ia peluk Ashel dari belakang. Menenggelamkan wajahnya di leher Ashel, mengisi paru-parunya dengan wangi tubuh Ashel.

"Udah siang sayang, kamu gak bangun?" Bisik Adel tepat di telinga Ashel, suaranya serak khas orang bangun tidur. Ashel tersenyum tanpa sepengetahuan Adel.

"Aku masih ngantuk" jawab Ashel pelan.

"Ya udah lanjut tidur lagi aja gakpapa" Adel ingin mempererat pelukannya namun Ashel justru bangun dari posisi tidurnya.

"Bercanda, tangan kamu gak keram?" Tanya Ashel, tanpa dijawab pun Ashel sudah tau jawabannya.

"Gakpapa kok" Adel ikutan duduk.

"Maafin aku ya" Adel tersentak kaget ketika Ashel tiba-tiba memeluknya dengan erat.

"Apanya yang harus dimaafin? Kamu gak melakukan kesalahan apapun sayang" ujar Adel sambil mengusap lembut rambut panjang Ashel.

"Aku salah karena udah bikin tangan kamu keram, aku beban banget ya del?" jawab Ashel pelan, bahkan hampir tidak bisa didengar oleh Adel.

"Astagaa sayang, jangan ngomong kayak gitu. Kamu gak membebani aku sama sekali, lagian tangan aku gakpapa kok" ujar Adel menenangkan.

Adel tidak tau, tapi yang pasti Ashel jadi anak yang gampang merasa bersalah dan menutup diri. Lebih sensitif dan mudah menangis juga.

"Aku takut del"

"Takut apa?"

"Takut sendiri"

--

--

--

Setelah Fikri dan Ara menikah, Ara tinggal di rumah sederhana milik Fikri. Tadi malam adalah malam pertama mereka, namun mereka tidak melakukan apapun kecuali Ara yang langsung tertidur pulas dengan memunggungi Fikri. Orang tua Fikri sudah kembali ke Surabaya karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal lama-lama.

Paginya, Fikri tidak menemukan Ara ketika ia baru saja membuka matanya. Fikri beranjak dari tidurnya, mencuci muka, lalu keluar kamar untuk mencari istrinya.

"Wahh kamu masak apa sayang?" Fikri datang dari arah belakang dan langsung melingkarkan tangannya di perut Ara.

Ara diam tanpa menjawab pertanyaan Fikri, ia melanjutkan aktivitas memasaknya dengan keadaan risih karena sikap manja Fikri. Kalo Chika yang manja mah pasti Ara seneng, gak risih kayak gini.

I'm Still Here Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang