Pengamat itu mungkin lebih baik dari pada dia harus mengikuti drama para tokoh utama.
Lagi pula dia memang seharusnya tidak ada.
Namun ternyata semua tidak berjalan seperti rencananya banyak hal-hal yang membuatnya harus perpikir keras.
Dia seorang...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•
•
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
•
•
06.00 pm
Tet tet tett...
Bunyi alaram jam membangunkanku,aku mengedarkan padanganku kesekeliling arah.
Huhh
Aku masih disini didunia yang tidak jelas.
Tak mau membuang waktu akhirnya aku memutuskan untuk mandi. Lalu menggunakan seragam seperti kemarin, hem entah lah ini benar atau tidak yang jelas aku tidak tau.
Aku melihat pantulan diriku sendiri di depan cermin. Rambut dikuncir kuda dengan beberapa anak rambut yang jatuh. Terlihat manis.
Tak mau berlama-lama di kamar ku ambil tasku lantas ku langkahkan kaki ku keluar kamar.
Ketika keluar dari lift aku melihat seseorang yang sedang makan di meja makan sendirian. Dia tokoh utama itu Guntur kahfa harendra yang sekarang berperan sebagai kakaku.
Perlahan ku langkahkan kakiku berjalan ke arahnya. Kemudian aku duduk berhadapan dengan dia.
"Gimana keadaan lo?."tanya Guntur
"Udah ngga papa."sahut El
"Yakin ngga mau izin aja?."tanyanya lagi
"yakin."singkat el
Setelah mendengar jawaban el tak ada lagi percakapan diantara keduanya, mereka sibuk dengan sarapan masing-masing.
Sudah 15 menit berlalu akhirnya aku memutuskan untuk berangkat, sebenarnya aku tidak mau berangkat bersama dengannya tapi mau gimana lagi aku belum hafal daerah sini.
