◽◽◽
Aku berjalan di lorong koridor yang panjang. Memasukan tanganku ke saku jaket yang ku kenakan. Hamparan awan tebal memenuhi langit menghalau panas matahari serta semilir angin yang berhembusan membuat pagi ini terasa dingin.
Sesampainya di kelas aku langsng duduk di tempatku. Mengedarkan pandangan ke penjuru kelas. Seperti biasa mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Hawa keberadaanku sepertinya memang sangat tipis.
Aku memasang airpods di indra pendengarku. Memutar lagu Sometimes milik Rich Brian.
Ngomong-ngomong aku sudah bersekolah lagi sejak dua hari yang lalu. Aku hanya menghabiskan waktu tiga hari di rumah sakit, aku tidak mau berlama-lama membiarkan jarum infus itu menancap di tanganku. Meski sebenarnya guntur tidak setuju aku pulang cepat. Padahal tiga hari saja kondisiku sudah tidak ada yang perlu di khawatirkan.
****
Bel istirahat sudah berbunyi tiga menit yang lalu. Aku membereskan alat tulis dan memasukannya kedalam tas, lalu mengantongi hp ku di saku seragam. Namun saat ingin mengambil dompet. Benda itu tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGAMAT (On Going)
Teen FictionPengamat itu mungkin lebih baik dari pada dia harus mengikuti drama para tokoh utama. Lagi pula dia memang seharusnya tidak ada. Namun ternyata semua tidak berjalan seperti rencananya banyak hal-hal yang membuatnya harus perpikir keras. Dia seorang...