• 12 •

1.1K 138 7
                                    

•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mataku perlahan terbuka. Aku melirik sekitar bingung, ruangan ini sepi hanya ada aku. Nafasku masih sesak meski sekarang aku mengenakan masker oksigen.

Tak menyangka aku masih hidup padahal kemarin kemungkinan aku hidup sedikit sekali. Sepertinya tuhan belum mengizinkanku meninggalkan dunia ini.

Kriet..

Aku mengalihkan pandanganku ke arah pintu. Seseorang masuk dan terlihat wajah terkejutnya saat melihat ke arah ku tak lama dia melangkah menghampiriku.

"Gimana keadaan lo?"
Tangannya menggenggam erat tanganku.

"Gue lupa lo susah ngomongnya."

Dia menekan tombol kecil di samping ranjang. Lalu tak lama seorang dokter dan satu suster masuk ke ruanganku.

"Permisi saya mau periksa dulu pasiennya." dokter perempuan itu berdiri di samping ranjangku.

"Silakan dok."

"Nafas kamu masih sesak?" dia memeriksa dadaku menggunakan stetoskopnya.

Aku mengangguk.

"Air yang masuk ke paru-parumu terlalu banyak. Jika saja kemarin kamu terlambat di bawa kemari mungkin kamu tidak tertolong." jelas sang dokter

"Masker oksigenmu saya ganti pakai nasal cannula aja ya, jadi kalo kamu mau makan tidak susah."

Dokter akhirnya melepas masker oksigen ku dan di gantikan dengan nasal cannula.
Sebenarnya aku agak risih benda ini ada di hidungku.

"Semuanya sudah stabil hanya nafasmu saja yang masih kurang baik. Tapi tenang saja lama kelamaan juga akan membaik kok."

"Terima kasih dok." aku mengatakanya dengan lirih.

"Sama-sama, yasudah saya dan suster permisi dulu."

"Mari." dokter sedikit membungkuk ke arah seseorang di sebelahku.

Dia hanya mengangguk sebagai jawaban.

Setelah dokter dan suster itu benar-benar meninggalkan ruanganku. Aku melirik kearah nya dan ternyata dia juga menatapku dengan tatapan tajam. Tatapannya membuat nyaliku menciut

"Sekarang jelasin apa yang lo pikirin sampe lo ngelakuin hal bodoh seperti itu!"

"Sorry." entah lah hanya kata itu yang keluar dari mulutku.

"Gampang banget lo ngomong maaf. Lo itu egois lo selalu mikirin diri lo sendiri lo ngga pernah mikirin orang sekitar yang khawatirin lo. Lo ngga peduli tentang itu."
Dia terkekeh sinis dan jujur saja ucapanya sedikit menohok hatiku.

"Kalo aja gue ngga lacak nomer hp lo dan ngga sampai ke pantai tepat waktu. Mungkin lo udah lewat." ungkap nya.

"Maaf bang gue kalut hiks." aku menangis mendengar ucapanya membuat hatiku tersentil, yah orang yang sekarang bersamaku adalah guntur. Dia yang menyelamatkanku.

"Gue ngga mikir panjang saat itu." aku mendunduk.

Kurasakan tubuhku masuk kedalam pelukannnya. Dia memeluku erat.

"Gue tau ini semua karna penyakit itu, karna itu lo berubah."

"Lo ngga sendiri ada gue yang selalu ada buat lo, kita bukan orang asing."

"Tolong jangan nyusul orangtua kita gue ngga mau sendiri." aku merasa bingung saat mendengar gumamnya.

"Maksud lo penyakit apa terus memang orangtua kita kemana?"
Aku melepas pelukannya karna ingin tau tentang hal ini.

"Tentang orang tua kita nanti kalo udah saatnya bakal gue kasih tau."

"Kenapa ngga sekarang aja." dia mengabaikan ucapanku.

"Dan tentang penyakit lo, lo sakit Alzheimer." ungkap guntur.

"Hah amer?" sejak kapan ada penyakit amer.

"Alzheimer bukan amer." jelasnya mengoreksi.

"Karna penyakit itu lo ngelupain semua hal. Bahkan lo ngga inget sama gue."

"Saat gue ngeliat lo di koridor waktu itu dan lo ngga ngenalin gue. Gue langsung paham kalo penyakit itu kambuh lagi."

Padahal saat itu aku memang tidak mengenalnya. Berarti jika begitu tubuh ini bukan tubuh asliku lalu ada orang yang memang wajahnya bahkan namanya mirip denganku.

"Semacam amnesia gitu?" tanyaku ragu.

"Semacamnya." dia mengucapkannya dengan ragu.

"Apa gue bisa sembuh?" aku menatapnya lamat.

Dia diam tidak menjawab pertanyaanku namun tangannya mengusap kepalaku lembut. Bisa ku simpulkan dari raut wajahnya bahwa penyakit ini tidak bisa di sembuhkan.

Alzheimer

Penyakit progresif yang menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya.
Kemampuan daya memori yang menurun merupakan gejala penyakit Alzheimer yang paling umum. Biasanya penderita Alzheimer akan mudah melupakan informasi yang baru saja diterima, melupakan tanggal penting bahkan nama orang.
Penyebab penyakit Alzheimer belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat pengendapan protein amiloid dan protein tau di dalam otak. Kondisi tersebut menyebabkan pengiriman sinyal antara sel-sel otak terganggu. Akibatnya, sel-sel otak tidak berfungsi dengan baik dan mengalami kerusakan.
Sampai saat ini jarang sekali kasus Alzheimer ditemukan pada seseorang yang masih berusia muda, namun bisa saja penyakit ini menyerang ke mereka.
Dan sayangnya penyakit ini tidak bisa disembuhkan.

****


Aku menatap langit-langit atap. Pikiranku berkecamuk setelah mendengar fakta tadi. Sekarang aku tengah sendiri di ruanganku, guntur pamit setelah menyuapiku makan. Aku tak menahannya untuk tetap bersamaku karena sekarang aku juga butuh waktu untuk sendiri.

Apakah penyakit ini tidak hilang karena jiwa dalam tubuh ini juga berbeda. Aku ingat semuanya tentang diriku di dunia nyata hanya saja di dunia ini aku tak tau apapun tentang diriku.

Jika penyakit ini masih ada berarti aku harus siap-siap akan melupakan semua orang melupakan semua hal.

Dari perkataan guntur tadi penyakit ini bisa kambuh kapan saja jadi kapan pun itu aku bisa saja melupakan semua orang.

Huhh..

Aku menghembuskan nafasku kasar.

Penyakit sialan.

240622

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

240622

Jangan lupa vote, komen and share
🌟🌟🌟🌟

See you.

PENGAMAT (On Going) Where stories live. Discover now