• 3 •

2.8K 273 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Tadinya aku berniat naik bus pulang sekolah ini namun rencanaku gagal gara-gara sopir keluarga harendra. Huh menyebalkan sekali

Awalnya aku tak percaya pada sopir ini karna dia terlihat mencurigakan dan bisa saja kan dia itu ternyata penculik atau orang suruhan musuh keluarga harendra.

Flasback on

Sekarang aku sedang duduk di halte menunggu bus datang. Yah benar aku memang berniat pulang menggunakan bus aku hanya ingin tau apakah bus disini dan di duniaku sama atau berbeda.

Saat sedang memandang jalanan di depanku tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depan halte. Lalu kulihat seorang laki-laki berpakaian seperti sopir pribadi turun dari mobil itu melangkah ke arah halte bus.

Aku mengernyit bingung melihat orang tersebut berhenti di depanku.

"permisi non El saya ahmad sopir pribadi keluarga non saya di perintahkan den guntur buat jemput non El. Ayo non silakan masuk ke mobil kayaknya sebentar lagi mau hujan."pinta orang itu

"saya ngga percaya."ucapku singkat.

"non El bisa coba telfon den guntur kalo non el ngga percaya." usul sang sopir

Aku memandang orang itu dengan tatapan waspada, saat aku ingin menghubungi guntur ternyata dia malah menghubungiku duluan dan langsung saja kuangkat.

"hallo el gue tadi nyuruh sopir buat jemput lo sorry gue ngga bisa nganter lo balik. Dan lo ngga usah so so an mau naik bus!" ucap guntur di sebrang telfon.

"oh iya namanya pak ahmad."lanjutnya lagi.

"ck lo ganggu rencana gue tau ga sih." decakku

Langsung saja ku matikan telfon itu tanpa mendengar jawabannya.

Dari mana dia tau kalo aku ingin naik bus. Apa jangan-jangan dia cenayang? Hm jika iya aku harus lebih waspada dengannya.

"udah percaya kan non?."tanya sang sopir

"hm".dehemku

Aku lantas masuk kedalam mobil, memang benar ucapan pak ahmad langit sepertinya akan menangis dan di saat itu waktu paling nyaman untuk ku tidur. Uh aku jadi merindukan kasurku.

PENGAMAT (On Going) Where stories live. Discover now