Bab 9 - Skenario

61 16 0
                                    

"Haha, kamu kan mantan tunangannya. Seharusnya kamu paham dia," tawa laki-laki itu secara menggelitik.

"Dia itu buruk dalam memberikan perhatian dan selalu egois." Jelasnya secara singkat.

"Ya, karena itu. Mungkin orang yang dipilihnya sekarang bisa bertahan dengan sifat egonya dia."

"Kau tak mau ceritakan sedikit padaku kak tentang targetnya sekarang?" goda wanita itu dengan penasaran.

Kemudian laki-laki itu menceritakan sesuatu yang terjadi di waktu sebelumnya ini bisa terjadi.

"Rik! Kamu ini! cewek sebagus dia dilepasin gitu aja. Masih bagus dia bukan cewek matre melainkan wanita karir yang sukses!"

"Aduh...! Kakak ini berisik sekali! Biarkan saja dia pergi, masih banyak cewek diluar sana."

Kemudian, dia mencari beberapa wanita tidak ada yang cocok. Semuanya matre dan ingin meminta ini dan itu. Sering mengganggu jadwal dan mengaku calon istri dari perusahaan tersebut. Sehingga satpam tidak berani melawan dan menghubunginya melalui telepon kantor.

Bahkan pernah ada yang membuat heboh dengan menghabiskan kartu kreditnya dan membawa seluruh belanjaan ke perusahaan.

Ada juga yang sedang mabuk dan menggodanya lalu saat itu juga dia membawanya kerumah orang tua wanita itu.

Setahun berjalan, dia mulai putus asa kemudian aku menantangnya dengan menggantikan aku di perusahaan Helia Dae Ju dan aku memegang penuh perusahaan ini sejak 3 hari yang lalu.

"Kalau belum dapat jodoh juga, apa yang akan kamu katakan saat pertemuan keluarga besar nanti? Apa kamu tidak malu bahwa anak dari perusahaan Hwa S.Chi, dinilai buruk dalam menemukan jodoh?" Kemudian anak itu mengatakan.

"Aku akan membuat rencana skenario yang menarik. Beberapa ini sudah terpikirkan olehku."

"Baik, ku beri waktu 1 minggu untuk registrasinya dan bertemu dengan ku di hari ke 7. Apa kamu siap?"

"Kak, itu waktu yang sangat sebentar."

"Pertemuan keluarga 7 hari lagi dari sekarang. Belum kamu mempersiapkan baju dan sebagainya. Apalagi acaranya di malam hari. Itu waktu maksimal yang sudah ku berikan padamu."

"Adegan pertama, menghibur saat dia sedih. Adegan kedua, menyatakan perasaan. Adegan ketiga, mengajak makan siang. Adegan keempat, membuat heboh di ruangan kerjanya. Adegan lima, memasukan ke ruangan kerjaku sebagai sekretaris pertama. Adegan keenam, mengajak dinner. Adegan ke tujuh, mengajak kencan. Adegan terakhir, bertemu dengan kakak. Bagaimana? Setelah itu sesuai atau tidaknya dia harus ikut pertemuan keluarga malamnya. Akan kusiapkan baju di hari kencan nanti." Jelasnya yang sudah memikirkan rencana skenario dengan matang.

"Setelah itu?" aku yang bicara tak yakin itu sedang tidak paham isi jalan pemikirannya.

"Aku akan membatalkan semuanya dan mengembalikan dia ketempat asalnya, aku juga akan beri kompensasi dan hadiah kalau dia sudah mengikuti apa yang aku mau. Lagipula, semua wanita itu sama saja."

"Suatu saat, kamu akan mengenal satu wanita yang bisa merubah pemikiranmu itu dan membuatmu berhenti untuk mencintai orang lain."

"Kakak bicara omong kosong." Jadi, begitu ceritanya. Apa sekarang kamu mengerti?

"Aku paham kak, apa dia belum bisa move on dari ku?"

"Aku rasa tidak. Dia hanya belum paham cara mencintai seseorang."

"Jadi begitu." Kata wanita itu yang hanya terlihat senyum licik seperti akan merencakan skenario yang menarik juga.

"Kamu bisa bantu dia menemukan cewek yang tepat?" tanya laki-laki itu pada wanita di depannya yang masih tak tampak jelas.

"Tenang boss, serahkan hal ini pada sekretarismu yang berharga. Haha," tawa wanita itu seperti mempunyai skenario terbaik.

"Aku percayakan hal ini padamu."

#Sebagian cerita di sembunyikan

Skenario (TERBIT)Where stories live. Discover now