03

8K 783 10
                                    

🔞🔞🔞

*

*

*


Melelahkan, sangat melelahkan setelah tragedi perdebatan tadi. Taeyong marah dan memukuli Jaehyun karena merasa belum semua pendapat yang ia keluarkan.

Itu adalah kesialan yang Jaehyun terima saat mobil keduanya sampai garasi. Dua mobil itu terparkir sempurna, setelah masing masing turun, barulah Taeyong berteriak kesal dan memukuli Jaehyun.

"Sayang.."

Taeyong menoleh saat suara suaminya itu menyapa telinga, "apa?" Tanyanya, lalu tatapannya kembali pada cermin rias yang dihiasi foto pernikahan mereka.

"Kau tau tidak?"

Taeyong menggeleng, "tidak."

"Aku mencintaimu, sangat."

Taeyong mengalunkan tawanya kala kalimat cinta itu terdengar. "Katakan intinya, apa yang kau mau?" Ia tau bagaimana manisnya Jaehyun jika menginginkan sesuatu.

"Nothing. I just wanna say, i love you.."

Sepertinya acara merawat kulit sudah selesai. Taeyong pun merangkak untuk menaiki ranjang, melewati rintangan tangan nakal Jaehyun yang terus mengusap inci tubuhnya.

Biasanya mereka langsung tertidur karena pekerjaannya yang melelahkan, namun sepertinya insom ringan sedang melanda dua pria itu sekarang.

"Ten melahirkan anak pertamanya." Jaehyun membuka percakapan. Pria itu menghapus jarak keduanya, tangannya merengkuh tubuh mungil Taeyong yang terasa pas dalam dekapannya.

Taeyong mengangguk, ia mengetahui hal itu, karena Ten adalah temannya. "Lalu?"

"Tidak ada. Mau berkunjung kapan?"

Jaehyun hanya dapat melihat punggung sempit milik istrinya itu. Taeyong memang tidak bisa tidur sambil beradu tatap dengan seseorang, jadilah ia selalu memunggungi suaminya.

"Besok tidak ada jadwal." Ucap Taeyong berusaha berbalik badan; menatap suaminya dengan lekat. Kontak terjadi saat mereka saling mengunci tatapan sang lawan.

Disentuhnya rahang tegas Jaehyun, ia meraba dengan hati hati setiap inci wajah tampan suaminya─ si hakim manja itu.

Matanya terpejam saat istrinya itu mulai mengusap kelopak matanya, lalu turun pada hidung mancung Jaehyun. Sialan! Taeyong baru menyadari jika suaminya memang tampan diatas rata rata.

"Aku akan mengosongkan jadwal.." gumam Jaehyun mengingat mereka jarang menghabiskan waktunya berdua, biarlah Jaehyun mengalah dan memilih cuti.

"Hanya untuk melihat bayi mungil itu?"

"Aku menyukai itu. Menyukai anak kecil, aku menyukai pertumbuhan anak kecil menjadi dewasa. Rasanya seperti aku berhasil menjadi sosok ayah.."

Taeyong tersenyum mendengar pernyataan itu. Benar adanya, Jaehyun membuktikan itu dari tatapan matanya yang selalu memekik setiap kali ada balita yang berlalu lalang.

Jaehyun siap menjadi sosok ayah..

"Lets make a love.."

"Uhuk! Uhuk!" Oh sialan mengapa tenggorokannya tercekat seperti ini sih? Dan kapan batuk tak berguna ini akan berhenti!

"Ready to be a daddy?"

Taeyong mulai menunggangi Jaehyun, bokongnya mendapatkan posisi duduk yang nyaman diatas perut Jaehyun.

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang