18

5.5K 544 18
                                    

Terdengar suara pintu diketuk. Taeyong membuka pintu. Ia sudah meyakinkan jika itu adalah Jaehyun. "Masuk─ aroma alkohol yang memuakkan." Gumam lelaki cantik itu saat mencium aroma alkohol dari tubuh Jaehyun.

"Aku hanya meminum satu." Jawab Jaehyun.

"Lalu, seluruh bajumu basah. Tubuhmu seperti alkohol sekarang ini." Taeyong beranjak mengambil handuk, "Bersihkan lantai basah itu dan pergi mandi!"

Namun, Jaehyun sama sekali tidak terlihat mabuk ataupun pusing. Maksudnya, pria Jung itu terlalu rakus untuk alkohol. Jaehyun akan meminumya sampai mabuk.

Kali ini, Jaehyun tidak mabuk. Itu artinya, Jaehyun hanya meminum sedikit, atau meminum sebagaimana toleransinya.

"Bingkisan siapa itu?" Jaehyun bertanya, saat melihat sebuah benda yang masih tertutup rapat. Ia menatap bingung pada Taeyong. Namun yang ditatap hanya mengedikkan bahunya acuh.

"Seseorang mengantarnya kesini. Dia bilang atas nama Jung Jaehyun. Mungkin dari penggemarmu. Atau mantan kekasihmu?" Ujar Taeyong acuh. Ia tidak peduli apapun yang berhubungan hadiah pribadi milik sang suami.

Alis Jaehyun mengkerut; ia merasa bingung dengan penuturan istrinya itu. "Kau tidak membukanya? Biasanya kau selalu membuka sesuatu hal baru?" Tanyanya heran.

"Biasanya? Aku tidak pernah!" Taeyong membantah. Lihatlah, sepertinya peperangan akan dimulai. "Aku tidak mencampuri urusanmu tahu!" Kan, Taeyong membantah lagi.

"Kau iya! Walaupun kau hanya mengintipi isinya, kau sama saja─ baiklah baiklah aku salah." Pria Jung itu menutup mulutnya. Melihat Taeyong menajamkan mata benar benar sesuatu yang menakutkan.

Lelaki manis itu kemudian berlalu pergi. Ia bahkan tak memedulikan jika saja isi dari bingkisan itu adalah sebuah pengaman sex. Taeyong tinggal memenjarakan Jaehyun jika saja pria itu berani berbuat macam macam.

Taeyong menaiki ranjang, kemudian berbaring dan menutup matanya.

Sedangkan di sisi lain, Jaehyun menatap curiga pada bingkisan tersebut. Hei, bagaimana jika isinya bom nuklir yang di impor langsung dari negara tetangga? Itu bukanlah hal yang patut dijadikan lelucon.

Pria Jung itu mulai menyentuhnya. Ia sedikit meraba bingkisan dari bungkusan coklat itu. Tidak mungkin bom! Kardus tidak bisa menampung sesuatu seberat itu.

Biarkan Jaehyun membukanya!

Biarkan Jaehyun membukanya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taeyong membuka matanya. Ia buru buru menuruni ranjang dan menempelkan telinganya pada pintu. "Kemana tangisan Jaehyun?" Gumamnya sambil tersenyum.

Taeyong bisa menunggu untuk sepuluh menit. Namun ia sudah menunggu dari waktu yang di tentukan!

Baiklah. Biarkan lelaki manis itu yang turun untuk mengeceknya. "Jaehyun?" Taeyong memanggilnya, dengan suara khas yang lembut. Ia mencari kemana perginya suaminya itu.

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang