26

4.7K 448 14
                                    

"Aku ingin bekerja." Sejujurnya, Taeyong sangat merindukan pekerjaannya. Ia di berikan cuti terlalu banyak, rasanya seolah terkena PHK kalian tahu!

"Biar aku yang bekerja. Apakah kau membutuhkan beberapa uang?"

"Aku juga ingin bekerja. Jika bekerja hanya tentang uang, aku memilikinya lebih banyak di bandingkan milikmu!" Taeyong memaki pada suaminya, menatap Jaehyun seolah akan membunuh. Menyeramkan!

Jaehyun menghela nafasnya, "Maksudku, kau bahkan belum genap satu bulan─"

"Whatever." Taeyong memberikan jari tengahnya pada Jaehyun lalu pergi menuju kamarnya. Apakah lelaki manis itu melupakan fakta bahwa putranya masih di tengah tengah mereka?

Mark tertawa, sambil menggerakan kakinya dengan senang. Membuat sang ayah menatapnya bingung, "Ada apa dengan bubu mu Mark?" Tanya Jaehyun pada putra kecilnya itu.

Sedangkan bayi itu hanya terkikik senang. Sambil menghisap jemarinya yang sedikit gemuk. Mark baru berusia dua bulan, dengan wajahnya yang mulai terbentuk tampan.

"Mau membujuknya?" Tanya Jaehyun pada putranya.

Mark; bayi kecil itu hanya bergerak lincah dalam tidurnya. Membuat Jaehyun merasa gemas dengan putranya itu. Hanya saja─

"JUNG TAEYONG!"

Jaehyun menggendong Mark membawanya menuju sang bubu cantiknya hingga sampai pada kamar. Pria Jung itu membuka pintu, nampaklah sosok Taeyong disana.

"Kau lihat, Mark memberikan jari tengah kepadaku!" Hal itu membuat Taeyong melongo kaget; ia melihat untuk memastikannya. "Astaga.."

"Siapa yang mengajarkannya?!" Taeyong membentak; sembari matanya mengancam pada Jaehyun.

"Siapa yang memberikan jari tengah padaku─"

"Melawanku?!" Taeyong memukul tempurung Jaehyun dengan kesal. Kemudian meraih sang putra yang masih mengangkat jari tengahnya.

Terlihat mungil, Mark juga mengangkat jari tengah tidak tegak sepenuhnya. Namun itu terlihat sangat jelas tahu!

"Mark Jung." Nadanya bukan membentak, sangat halus namun menakutkan hingga Mark menangis dalam dekapan Taeyong. Bayi itu langsung ciut dan menangis dengan dramatis.

Jaehyun terkekeh kecil. Sang ayah satu anak itu mengambil alih Mark dan menimangnya, membuat sang bayi sedikit lebih tenang.

"Jaehyun."

Mendengarnya namun Jaehyun memilih acuh. Ia merasa harus memarahi sang istri karena sudah mengajarkan Mark yang tidak tidak. "Kau ingin bekerja bukan? Pergilah bekerja."

Lihatkan, Jaehyun pandai membalikkan keadaan. Pria itu agak mengerikan ketika memarahinya.

"Jika bekerja─ Jaehyun tunggu!"

Sialan dimana sopan santun suaminya itu?! Dirinya masih berbicara namun ia malah berlalu pergi tanpa mengucapkan apapun. Membawa Mark pula! Itu sangat menyebalkan.

"Markeu kemari," Taeyong merentangkan tangannya. Ia memang berniat mengajak Mark tidur bersama. Jaehyun? Tentu saja pria itu akan mendiami dirinya.

Namun Mark justru menangis dan memeluk sang ayah yang sedang memangkunya itu. Mark Jung tidak ingin bersama bubunya untuk beberapa saat.

"Kita di pihak yang sama ya, Mark?" Batin Jaehyun pada Mark.

"Mark kemari." Taeyong masih terus membujuk.

Sedangkan Jaehyun hanya terduduk di atas sofa dengan tenang, berharap banyak agar Mark masih tetap di pihaknya.

"Kapan kau ingin bekerja?"

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang