07

6.6K 663 31
                                    

"Memenangkan kasus ini?" Tanya Jaehyun saat merasa sang istri masuk mobil tidak dengan wajah murung.

Taeyong berangkat hanya sendiri dengan membawa mobil, dan Jaehyun menyusul dengan ojek online agar bisa kembali pulang bersama istri manisnya.

"Ya. Hakim itu langsung terdiam. Aku memenangkannya!" Taeyong berucap dengan sumringah. Membuat Jaehyun lebih bahagia berkali kali lipat.

"Boleh aku memelukmu?" Tanya Jaehyun dengan hati hati, diselingi rasa ragu.

Taeyong menatap Jaehyun, "ada apa denganmu? Tentu saja. Kemari!" Setelahnya lelaki manis itu masuk kedalam dekapan hangat suaminya. Jaehyun tersenyum sambil mengusak surai istrinya dengan sayang. Rasanya harum dan lembut.

Taeyong mendongkak, ia merasakan basah pada rambutnya. "Astaga! Ada apa Jaehyun?" Sial, ia sempat berpikir jika atap mobilnya bocor.

"Hei kenapa menangis?"

Jaehyun masih tetap menangis tanpa melepaskan dekapannya pada Taeyong. "Jangan pernah berpikir akan meninggalkanku!"

Pria Jung itu mengucap dengan terbata bata. Itu adalah dampak Jaehyun menangis hingga sesenggukan.

"Never."

"Apa kau mengucapkan kalimat yang jujur?" Jaehyun bertanya untuk benar benar memastikan.

Memang apa yang Jaehyun cintai pertama sebelum gamenya? Jelas saja itu adalah Lee Taeyong.

"Bahkan jika nanti kau pergi─" Jaehyun menarik hidungnya yang tersumbat dan menghapus air matanya. "Aku akan menyusulmu." Ujar Jaehyun.

Apakah ada yang mengetahui pikiran Jaehyun setiap malamnya? Otaknya penuh memikirkan Taeyong yang terlalu cuek itu. Bagaimana jika Taeyong tidak mencintainya? Apakah Taeyong mempunyai seseorang yang lain?

Jaehyun benar benar tersiksa dengan sikap lelaki manis itu. Oh ayolah, istrinya itu sangatlah cantik dan manis, juga dikagumi orang banyak. Hati dan pikiran Jaehyun tidak akan pernah tenang, bahkan untuk satu hari.

Belum lagi pria sialan yang pernah mencium Taeyong. Astaga, apakah ada yang menyadari jika Jaehyun menangis? Taeyong benar benar sialan.

"Ada yang ingin kau katakan?" Taeyong berucap, seolah olah tahu isi pikiran suaminya itu.

Jaehyun menggeleng, "Nothing." Ia berbohong.

Jaehyun hanya menghindari keributan. Biarlah dirinya selalu mengalah dan memendam semua perasaan serta pikirannya.

"Katakan saja Jaehyun."

"Apakah ada orang lain yang kau cintai? Apakah ada yang lebih baik? Apakah ada hubungan lain─" Jaehyun tidak bisa melanjutkannya. Pria Jung itu menangis lagi.

Taeyong tertawa mengejek pada Jaehyun. Apa apaan? Apakah selama ini, hanya pikiran negatif itu yang bersarang pada otak Jaehyun?

"Ja-ngan ter-ta-wa." Mengucapkannya dengan terbata bata, karena tangisanya yang tak kunjung berhenti.

"Baiklah baiklah, maafkan aku. Apakah ada pikiran buruk lainnya yang bersarang pada otakmu yang tak seberapa itu?" Tanya Taeyong pada Jaehyun.

Ayolah! Tidak ada hakim yang cengeng! Jaehyun belum matang untuk menjadi hakim.

"Apa yang membuatmu berpikiran seperti itu, Jaehyun?"

"Kau tidak memerhatikanku.."

Ya benar sih. Jaehyun kurang perhatian dari istrinya. Padahal Jaehyun sudah mencari perhatian Taeyong dengan berbagai cara. Benar benar miris bukan?

"Kau tahu aku tidak terlalu memerhatikan hal yang tidak penting?"

Sepertinya Jaehyun akan menangis lagi, "aku tidak penting?" Tanyanya pada Taeyong. Pria itu akan menangis jika Taeyong menjawab 'iya'.

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang