19

5.2K 517 14
                                    

Jaehyun terbangun dari tidurnya. Pagi pagi sekali, alarm berbunyi; menganggu tidurnya. Disertai matahari yang malu malu mulai muncul.

Pria Jung itu bangun. Sejujurnya, ia sedikit lelah sebab semalam menemani Taeyong yang enggan untuk tidur. Padahal Taeyong sudah menyuruh Jaehyun untuk tidur lebih dulu, namun jika tidak Taeyong, bukan Jaehyun namanya.

Dan sekarang Jaehyun harus bangun pagi pagi untuk pergi bekerja. "Jika saja aku bisa meminta izin untuk libur sembilan bulan.." pria itu bergumam, menginginkan cuti panjang.

Tentu saja untuk melayani dan memanjakan Taeyong. Jika perlu, untuk menangis selama sembilan bulan.

Dilihatnya Taeyong yang masih terlelap, Jaehyun tersenyum. Mendapatkan Taeyong saja sudah menyenangkan hati Jaehyun, dan sekarang lelaki manisnya memberikan hadiah yang membuat Jaehyun bersyukur seratus kali lipat.

Tangan Jaehyun bergerak, mengelus perut yang masih berbidang rata itu. "Sekarang pahlawanmu bertambah banyak sayang, kami akan menjagamu.." ujar Jaehyun pada Taeyong yang masih terlelap.

Pria Jung itu berharap agar anak mereka berjenis kelamin laki laki, agar bisa menjadi penjaga Taeyong. Bahkan jika Jaehyun pergi suatu saat nanti, Taeyong akan tetap aman terjaga.

Jaehyun menyanyangi Taeyong, melebihi apapun. Bahkan cintanya tak lagi tersisa, sebab Taeyong sudah mengambil semuanya.

"Aku menyayangimu, hyung.."

Sebuah panggilan menggemaskan kala itu. Pria manis yang lebih tua darinya mampu membuat  pesona yang menarik untuk Jaehyun. Bahkan untuk puluhan orang lainnya.

"Terimakasih sudah lahir untuk menjadi pendampingku. Kau cantik, kau manis, kau menggemaskan, kau rumahku.." Jaehyun mengungkapkannya. Itu benar benar terlontar begitu saja.

Hingga akhirnya Jaehyun memeluk Taeyong, dan menangis dalam persembunyian wajahnya pada ceruk leher sang istri manisnya.

Melihat wajah manis itu tertidur lelap membuat perasaan Jaehyun tak karuan. Astaga, istrinya sangat cantik. Bagaimana Jaehyun bisa pergi kerja dan tega meninggalkan si cantik Jung Taeyong itu.

"Aku harus pergi mandi." Jaehyun mengusap air mata dan hidungnya. Ia menatap Taeyong, dan menangis lagi. "Aku tidak mau meninggalkanmu.." pria Jung itu bergumam lagi dan lagi.

Dikecupnya bibir sang istri. Satu kali, dua kali, tiga, empat, dan seterusnya. Jaehyun terus mengecupinya dan mengecupi seluruh wajah Taeyong. Ia merasa gemas, rindu, dan tidak ingin pergi bekerja.

"Aku harus bekerja!" Jaehyun memarahi dirinya sendiri. Oh dasar Jung Jaehyun!

*

*

*

Taeyong terbangun. "Jam berapa ini?" Lelaki itu merasa lapar, namun di sisi lain, perutnya terasa sakit. Sungguh ini sangat menyiksa!

Taeyong membuka pintu, dan berjalan menuruni tangga. Dilihatnya seisi rumah sangat bersih, dan harum. Jika biasanya jas Jaehyun berserakan dimana mana─ namun kali ini semuanya bersih. "Kau mengerjakannya.."

Matanya selesai menatap ruang tengah. Kakinya beralih menuju dapur, yang memancing aroma harum. "Astaga.." Taeyong bergumam sebab lelaki cantik itu melihat satu Sandwich dan segelas susu sudah siap.

Habiskan sarapanmu. Aku tidak tahu apakah Sandwich itu enak? Jika rasanya hambar, maafkan aku. Hubungi aku jika kau menginginkan sesuatu.

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang