08

6.1K 637 14
                                    

Seharusnya Taeyong masih memiliki jadwal. Namun sekarang seluruh tubuhnya lelah bukan main. Berdiri selama satu jam untuk membacakan kasus dan terus mempredebatkan sesuatu yang seharusnya sudah mutlak.

Lebih baik beristirahat di rumah saja.

Taeyong menyaksikan siaran televisi dengan santai. Ia memusatkan perhatiannya pada benda canggih berbentuk persegi panjang itu.

"Kekasihmu yang wajahnya tak seberapa itu sedang selingkuh. Bagaimana bisa masih memaafkan? Kesempatan katanya? Kesempatan itu hanya dua kali, bukan dua ratus juta kali─ oh sialan siaran tidak masuk akal apa ini?"

Lelaki itu memisuh tidak jelas sebab siaran yang ia tonton terlalu lebay dan melebih-lebihkan. Menjengkelkan!

Taeyong pun meraih ponselnya, lelaki itu bermain ponsel untuk sekedar melihat pesan masuk, dan beberapa berita yang terkini.

"Pembunuhan bocah cilik lima tahun. Sidang hari ini pukul 15.00 oleh pengacara Kim, kedua Jaksa, serta hakim Jung.."

Pria manis itu membaca artikel berita yang baru saja di-update. Dan kasus itu adalah suaminya yang menangani. Sepertinya kasus kali ini menarik; sebab tokoh utamanya adalah bocah cilik.

"Apakah Jaehyun akan memenangkan kasus ini?" Gumam lelaki Lee itu sambil mengganti siaran televisi.

"Oh sialan?! Sudah selesai?! Jam berapa sekarang?!"

Taeyong memutar jam tangannya yang sedikit bergeser. Matanya membaca arah jarum jam, "oh sialan sudah malam?!" Serunya panik.

Tidak panik sih. Hanya saja terkejut saat mengetahui lama dirinya bermalas malasan menonton yang tidak jelas. Benar benar memalukan.

Terdengar gebrakan pintu dari luar. "Sebentar!" Taeyong berlari menuju pintu. Sebelum membukanya, Taeyong mengintip siapa orang brutal yang mengetuk pintu itu.

Jaehyun?

Buru buru Taeyong membuka pintu, "masuk. Ada apa denganmu─" Jaehyun berlalu melewati Taeyong tanpa menatap istri manisnya itu.

Ada apa dengan Jaehyun?

Ini adalah kali pertamanya pria Jung itu kesal, hingga memasang raut wajah yang tak menyenangkan. Bahkan Jaehyun pergi melewati istrinya begitu saja.

"Bahkan jika kau tidak memenangkan kasus, kau tidak pernah bertingkah seperti itu dan mengabaikanku.." gumam Taeyong seperti kebingungan.

Buru buru Taeyong mengejar Jaehyun. Ia menahan pergerakan suaminya itu, "ada apa denganmu sialan?!" Ia membentak pria Jung itu dengan setengah kesadaran.

Bagaimana lelahnya Jaehyun, pasti hati Pria Jung itu kembali menghangat ketika wajah Taeyong muncul di hadapannya. Semua lelah itu seolah hilang begitu saja..

Namun mengapa Jaehyun mengabaikan istrinya itu? Ada apa dengannya?

"Jangan ganggu aku, biarkan aku memiliki waktuku sendiri." Kemudian Jaehyun menutup pintu kamarnya. Mengabaikan semuanya; termasuk istrinya itu.

Menyerah, Taeyong menyerah. Ntah apa yang terjadi pada Jaehyun, ia tidak mengerti. Jaehyun mengusir Taeyong untuk memberinya waktu sendiri.

Taeyong kembali menuju sofa. Pria manis itu duduk sambil merajut syal untuk musim salju nanti.

Membayangkan bagaimana Jung Jaehyun yang dahulu. Maksudnya, terkadang tidak ada yang tahu bagaimana semua akan berjalan. Taeyong tidak pernah berpikir akan bersama Jaehyun.

Hei, Jaehyun itu adik tingkat Taeyong dahulu. Memasuki jurusan yang sama; fakultas hukum. Lalu Taeyong yang menjadi ketua ospek.

Jaehyun adalah yang tersabar, dan Taeyong adalah yang tergigih dalam pendiriannya. Tidak ada salahnya mereka disatukan, sebab semuanya akan menjadi seimbang.

[✓] Philosophy - JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang