"Aku nggak pernah minta Pangeran Saga untuk menikahi perempuan yang nggak dia cintai. Aku juga nggak pernah mau berdiri di antara dia dan Tania. Kalaupun masih ada perasaanku yang tersisa untuknya, biarkan itu menjadi urusanku."
-Citra Ayudia.
"Saya...
Citra adalah sosok pertama yang Saga lihat ketika dia membuka kedua matanya. Perempuan itu tertidur di sebuah sofa single berwarna merah, yang berada tepat di samping tempat tidurnya.
Saga lantas melepas handuk yang menempel di keningnya dan berusaha untuk duduk. Kepalanya sudah tidak sepusing semalam, namun seluruh tubuhnya masih terasa lemas dan nyeri di beberapa bagian.
Ketika menjelajahkan pandangannya untuk beradaptasi, Saga baru menyadari bahwa kamar ini adalah kamar Citra.
"Mas, sudah bangun?" Citra mengubah posisi duduknya ketika melihat Saga duduk di atas tempat tidur. Dia langsung menempelkan telapak tangannya ke kening Saga untuk memastikan suhu tubuhnya.
"Alhamdulillah, sudah tidak terlalu panas," ucap Citra merasa lega. "Mas masih pusing, tidak? Atau mungkin Mas merasakan sesuatu yang tidak enak?"
"Tidak," jawab Saga. "Saya sudah tidak pusing. Hanya merasa lemas saja."
"Syukurlah kalau gitu. Sekarang aku siapkan air hangat untuk mandi, ya? Tubuh Mas berkeringat banyak sejak semalam. Setelah itu aku akan menghubungi Dokter, supaya Dokter bisa memeriksa kondisi Mas Saga."
"Tidak perlu, Citra," ujar Saga menolak. "Kamu tidak perlu memanggil Dokter. Saya hanya butuh istirahat saja."
"Ehhh ... Mas tetap harus diperiksa supaya kita bisa tahu sakitnya apa. Mas juga bisa dapat obat yang lebih tepat kalau sudah diperiksa Dokter."
Saga menggelengkan kepalanya, tetap tidak mau. "Saya hanya ingin istirahat. Saya harap kamu bisa mengerti, Citra."
Mendengar itu, Citra hanya bisa menghela napas. Kalau Saga sudah mengatakan seperti itu, apa yang bisa dia lakukan?
"Ya sudah kalau gitu. Aku siapkan air hangat untuk mandi saja, ya, Mas?"
Saga mengangguk.
Citra pun berlalu menuju kamar mandi dan menyiapkan segala kebutuhan mandi untuk Saga. Setelah selesai, Citra kembali lagi untuk membantu Saga dan memapah laki-laki itu ke dalam kamar mandi.
Tadinya Citra berpikir kalau Saga akan lebih mudah mandi di dalam bathtub dengan kondisi tubuhnya yang lemah seperti itu. Namun ketika Citra memapahnya, Saga mengatakan kalau dia ingin duduk di atas kloset agar mudah untuk buang air kecil. Alhasil, Citra menuruti permintaan Saga dan menarik selang shower dari bilik shower.
"Nanti bajunya diletakan di dekat bathtub saja, ya, Mas. Setelah Mas mandi, aku akan merapikan semuanya. Mas bisa mandi sekarang. Aku pamit permisi."
"Tunggu!" Tiba-tiba saja Saga menahan Citra dengan memegang lengan tangannya. Citra menoleh, menatap Saga yang menundukkan kepalanya.
"Tolong bantu saya untuk mandi," ucap Saga dengan suara pelan. "Badan saya masih sangat lemas untuk mandi sendiri."
NAHLO NAHLO!!!
Ayo, gimana nih setelahnya? Penasaran? Kalian bisa baca lanjutannya di aplikasi Karyakarsa ya. Di sana sudah ada 30 Bab Royal Prince dan setiap bulannya akan aku posting perlima bab. Untuk link ada di bio Wattpad dan Instagram. Tata cara mendukung juga ada di highlight Instagram.
Selamat menunaikan ibadah puasa untuk kalian yang menjalankan. Semoga hari kalian selalu menyenangkan!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
