Bab 51-55 Royal Prince (with Spoiler)

637 23 0
                                    

***Spoler Bab 52***

Citra menatap tubuh Saga yang sedang membelakanginya. Laki-laki itu melarangnya untuk membantu dan menyuruhnya duduk dengan tenang di meja makan dapur. Sebenarnya Citra paling tidak suka disuruh diam seperti ini, tapi karena Saga sudah bicara demikan, Citra tidak bisa berbuat apa-apa.

Sebenarnya Citra tidak paham dengan sikap Saga akhir-akhir ini. Di satu waktu laki-laki itu bersikap dingin dan di waktu lain dia bersikap sedikit lunak kepadanya. Citra tidak bermaksud untuk terlalu percaya diri, tapi perhatian yang Saga tunjukkan kepadanya bisa tertangkap dengan jelas olehnya.

Citra sudah tidak tahu harus bersikap bagaimana lagi kepada Saga. Dia sudah menghindar, bahkan bersikap cukup dingin. Namun, semua itu seperti tidak berarti karena Saga terus bersikap semaunya.

Meski rasa cinta itu tetap ada untuk Saga, Citra tidak lantas terbuai atau luluh dengan kebaikan-kebaikan kecil yang Saga berikan. Citra masih punya harga diri untuk dipertahankan dan dia tidak ingin Saga menginjaknya kembali hanya karena dia masih mencintai Saga.

Andai saja Saga tahu bagaimana perasaan Citra selama ini.

"Silakan dimakan," kata Saga seraya menghidangkan semangkuk mi instan dengan berbagai toping (bakso, telur, sawi, wortel, irisan daging tipis, dan juga bawang goreng) kepada Citra dan duduk di seberangnya.

"Terima kasih, Mas," balas Citra.

Dari penampilannya yang sama sekali tidak meragukan, seharusnya mi instan ini sangat enak. Apalagi Saga menggunakan mi instan sehat yang bahannya dibuat dari bayam. Hanya saja Citra sama sekali tidak mencium aroma khas mi instan yang biasa dia temukan pada mi instan lainnya. Ini sedikit mencurigakan

"Kenapa tidak dimakan?" tanya Saga yang sudah lebih dulu mencuri start memakannya.

"Ini baru mau dimakan." Citra menggulung mi itu dengan garpunya dan memakannya. Dia agak terkejut karena mi yang dia makan cenderung tawar dengan aroma bayam sangat kuat.

"Bagaimana? Enak, bukan?" tanya Saga dengan santai.

"Mas tidak menggunakan bumbu yang disediakan, ya?" Citra balik bertanya.

Saga mengangguk. "Meskipun mi ini mi sehat, saya yakin masih ada banyak zat pengawet di bumbunya. Jadi saya hanya menggunakan minyaknya dan menambahkan kaldu jamur sebagi penyedap rasa."

Sebenarnya mi instan yang Saga masak masih bisa Citra makan. Hanya saja Citra belum terbiasa dengan makanan sehat semacam ini. Rasanya Citra ingin menambahkan sedikit garam dan micin ke dalam mangkuk mi-nya agar rasanya sesuai dengan lidahnya.

"Oh iya, Citra. Sebenarnya ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu," kata Saga tiba-tiba.

"Bicara apa?" tanya Citra sembari mengunyah.

Saga tidak langsung menjawab. Dia menatap Citra dengan tatapan dalam—yang membuat Citra merasa sedikit salah tingkah ditatap seperti itu.

"Mas mau bicara apa? Jangan melihatku seperti itu," kata Citra mengalihkan pandangannya.

"Saya ... saya ingin mengatakan sesuatu yang harus kamu ketahui." Ada jeda beberapa detik sebelum Saga melanjutkan kembali ucapannya. "Tapi saya rasa, saya tidak bisa melakukannya sekarang."

Citra membalas tatapan Saga dan terpaku. Apa maksud Saga dengan ingin mengatakan sesuatu yang harus dia ketahui?

"Kenapa tidak bisa? Memangnya apa yang mau Mas katakan kepadaku?" tanya Citra memastikan.

"Setelah saya pikir-pikir kembali, sepertinya ini bukan momen yang tepat untuk mengatakannya kepada kamu."

Citra semakin tidak mengerti dengan ucapan Saga. Sebenarnya apa yang ingin Saga katakan?

"Apa kamu sibuk sabtu ini?" tanya Saga yang kelihatan sedikit canggung sekarang.

"Tidak."

"Kalau begitu, saya ingin mengajak kamu makan malam dan mengatakan semuanya di sana. Apa kamu bersedia?"

Jantung Citra berdetak dengan sangat cepat. Citra berusaha untuk tidak berpikir terlalu jauh dan menjawab pertanyaan Saga dengan jawaban, "Boleh. Nanti Mas kasih tahu aja tempatnya di mana."

"Oke." Saga mengangguk. "Kalau begitu silakan dimakan lagi mi-nya."

Citra mengangguk dan kembali memakan mi-nya. Namun karena terlalu fokus dengan pikirannya sendiri, Citra sampai tidak sadar kalau mi-nya belum ditiup. Lantas hal itu membuat Citra terkejut dan Saga refleks mendekat.

"Kamu kenapa?" tanya Saga agak panik.

"T-tidak apa-apa, Mas. Cuma lupa ditiup mi-nya." Citra mengecap-ngecap lidahnya yang masih terasa perih.

Saga menuangkan segelas air dan memberikannya kepada Citra. "Minum agar lidah kamu tidak melepuh."

"Terima kasih." Citra menerima dan meminumnya.

Saga sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Citra selama Citra menghabiskan isi gelasnya.

Saga sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari Citra selama Citra menghabiskan isi gelasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bab 51-55 sudah ready teman-teman!!!

Kalian bisa baca lanjutannya di aplikasi Karyakarsa, ya. Di sana sudah ada 55 Bab Royal Prince dan setiap bulannya akan aku posting perlima bab. Untuk link ada di bio Wattpad dan Instagram. Tata cara mendukung juga ada di highlight Instagram.

Oh, iya, ada catatan buat kamu yang udah dukung aku, kalau transaksi pembayaran di Karyakarsa saat ini SANGAT DIANJURKAN di akses via WEBSITE/BROWSER ya manteman. Setelah bayar di Web atau Browser kalian bisa baca ceritanya diaplikasi.

Ribet memang, cuma untuk saat ini caranya memang seperti itu. Karena ada kebijakan koin jadinya kalian biar ga keluar uang banyak aksesnya di web aja.

Dan buat kalian yang belum baca di sana dan baru mau baca, aku juga ada paket Bab 1-30 (6 karya) harganya 50K. Lebih murah daripada beli satuan.

Terima kasih masih bersedia membaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terima kasih masih bersedia membaca. Semoga hari kalian selalu menyenangkan!

Bandung, 26 September 2022.

Royal PrinceWhere stories live. Discover now