Housemate

927 92 8
                                    

(09 Mey 2022)





****

Jang Jaeyoung memejamkan mata menahan rasa kesal luar biasa, pagi indahnya terganggu dengan ketukan pintu dari sosok penggangu yang sangat menjengkelkan. Si pengganggu yang berdiri di balik pintu menampilkan gestur memohon maaf dan jangan lupa wajah bak anak anjing yang minta di kasihani.

"Hyung tolong aku...."

Jaeyoung menghela nafas, ini akan menjadi hari yang berat untuk dirinya. Permintaan tolong dari pria di depannya ini akan membuat dia merasakan sakit kepala. dia yakin akan hal itu.

"Apa lagi kali ini?"

"Bisakah kita berbicara di dalam" Jaeyoung menggeleng.

"Tidak boleh, katakan apa yang ingin kau katakan dan enyah dari hadapan ku"

"Hyung, biarkan aku masuk dulu. Ku mohon...." 

Suara pintu dari samping apertemen Jaeyoung membuatnya menoleh. Kim Yunho, sosok lain yang tidak di sukai Jaeyoung, menatap Jaeyoung dan pria kecil di depannya secara bergantian. 

"Sangwoo-ah, apa ada masalah? kenapa wajahmu seperti itu?"

"Hyuuuuung.... eeeeh" Pria yang bernama Sangwoo itu baru saja memanggil Yunho dengan suara rengekan dan akan berbalik menuju pria itu tetapi sebelum itu terjadi tubuhnya sudah di tarik paksa oleh Jaeyoung masuk ke dalam apertemennya dan dengan kasar Jaeyoung menutup pintu apertemennya, mengabaikan Kim Yunho yang tampak kebingungan dengan dua manusia aneh itu.

.

.

.

.

.

"Katakan apa yang kau inginkan dan setelah itu pergilah dari sini"

wajah kasihan yang di tampilkan oleh Sangwoo tadi kini semakin menjadi, tangan di satukan dia depan dada dan memohon dengan suara kecil

"Hyuuung, bisakah untuk satu minggu ke dapan kau membiarkan aku menjadi housemate mu? Ku mohon tolong aku...."

Jang Jaeyoung terbelalak kaget. "Ka-Ka-Kau bilang apa? Housemate?"

Sangwoo mengangguk semangat. "Tidak, kau punya apertemen jadi untuk apa aku membiarkan mu tinggal di sini? Berhenti mengada-ngada dan kembali ke kamarmu."

"Hyuuuung...tolonglah"

Jaeyoung berdecak, kakinya melangkah menuju pintu dan membuka pintu seakan meminta Sangwoo untuk keluar dari kamarnya. Jaeyoung mengabaikan Sangwoo yang hampir menangis.

"Berhenti menampilkan wajah itu dan keluarlah, aku harus segera bersiap-siap untuk bekerja"

"Hyung, aku benar-benar tidak memiliki rumah lagi. Jika kau tidak menolongku lalu di mana aku aka tinggal?"

"Ya bocah, kau punya apertemen tepat di depanku lalu bagaimana bisa kau tidak memiliki apertemen hah?"

Habis sudah kesabaran Jaeyoung, dia bahkan tidak peduli jika sedang berteriak di depan pintu yang bisa saja menggangu penghuni apertemen lainnya. 

Oneshoot SuamchanWhere stories live. Discover now