Can you stay?

431 46 1
                                    

16 Oktober 2022

JANGAN LUPA VOTE YAH 😊😊

















****

Ilbureo myeot baljaguk mulleona
Aku sengaja mengambil beberapa langkah mundur

Naega eopsi honja geonneun neol barabonda
Aku melihatmu berjalan tanpaku

yeopjari heojeonhan neoui punggyeong
Ada kekosongan di sampingmu

heukbaek geori gaunde neon dwidorabonda
Di jalan yang kelabu, kamu menoleh ke belakang

geuttae alge doe-eosseo
Aku menyadari saat itu

nan neol tteonal su eopdan geol
Bahwa aku tidak bisa meninggalkanmu

(Akmu, HOW CAN I Love The Heartbreak)







Park Seoham tersenyum tipis saat alunan lagu milik Akmu terdengar di telinganya. Tangannya seketika mengerat pada cangkir kopi yang sedari tadi dia ganggam, Matanya sejenak menerawang keluar menatap tetesan hujan yang kian deras di luar sana. Hujan yang seakan turun mewakili hatinya yang tengah terluka. Park Seoham pikir dia kuat, nyatanya dia langsung sekarat ketika kenyataan memukulnya.


Harusnya dia sudah terbiasa....


Nyatanya tidak ada kata terbiasa untuk dia...


Hembusan nafas lelah dan frustasi keluar dari bibirnya, senyum tipisnya semakin lama berubah menjadi senyuman menyakitkan. Hatinya juga ikut menangis, menangis saat matanya dengan terpaksa melepas seseorang yang beberapa menit lalu duduk di sampingnya.

"Park Seoham...Kau masih belum cukup beruntung"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Satu jam sebelumnya

"Hyung...kau punya waktu?" Suara serak seseorang dari balik ponsel membuat Seoham yang tadinya akan menutup mata seketika terbuka, tubuhnya berdiri dengan tangan menggenggam erat ponsel di tangannya.

"Ada apa? Kenapa dengan suaramu?" Seseorang di seberang sana terdiam, diam itu membuat Seoham semakin tidak tenang.

"Park Jaechan..."

"Hyung, sepertinya aku membutuhkanmu"

"Royal Cafe, dua puluh menit lagi" Hanya sepenggal kata butuh yang di ucapkan oleh Park Jaechan dan Park Seoham sudah paham apa yang akan dia lakukan. 

Selalu seperti itu, ketika Jaechan menghubunginya dan berkata membutuhkan dirinya maka Seoham akan langsung mengiyakan. Tidak menunggu lama. Karena bagi Seoham, pria kecil itu adalah sosok penting dalam hidupnya. Sosok yang mampu membuatnya mengabaikan segala hal hanya untuk dirinya.

Seoham tiba lebih dulu, memilih duduk di depan kaca besar yang menghubungkan sebuah toko bunga di seberang jalan. Seoham duduk dengan tenang walaupun hatinya tidak tenang. Park Jaechan belum datang, Park Jaechannya belum menampakkan diri dan mau tidak mau hatinya semakin gelisah. Kepalanya terus menerus menoleh ketika bunyi lonceng yang berada tepat di atas pintu cafe itu berbunyi tapi raut wajah gelisah itu semakin jelas terlihat saat kenyataan bahwa pria yang di tunggu tidak kunjung datang. 

Tanggan baru saja akan meraih ponsel ketika bunyi lonceng sekali lagi berbunyi dan sosok pria mungil di balik balutan kameja hitam melangkah masuk. Sedikit kelegaan mampir di hati Seoham, tapi hanya sebentar ketika matanya menangkap mata sembab yang tidak bisa Jaechan sembuyikan di balik senyum tipis yang dia berikan ketika mata keduanya bertemu.

Oneshoot SuamchanOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz