•G

5.1K 549 22
                                    

Yuhuuu... Seneng gak nih kalian kalo Alin up lagi? Walau gak begitu konsisten, tapi Alin selalu usahain ya buat bisa up kelanjutan setiap cerita.

Anw, hope you gaes enjoy reading!



||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~




















"Shh......." Begitu bangun dari tidurnya Haruto meringis pelan, kepalanya yang berat terasa sangat pening.

Jika saja kemarin malam Jeongwoo tidak kembali lagi ke kamar mandi, dipastikan saat ini ia akan berada di ruangan bernuansa putih dengan bau obat yang begitu menyeruak ke indera penciumannya.

Dua jam lamanya ia berendam dalam bathub yang berisi air dingin. Sebenarnya tidak perlu selama itu hanya untuk menghilangkan bau alkohol dari dalam tubuhnya, hanya saja karena ia merasa sangat begitu lemas hingga untuk berdiri pun tidak kuat. Berakhirlah seperti orang yang tengah dalam keadaan pasrah akan hidupnya yang suram, pikirnya Jeongwoo akan datang kembali karena ia tidak memunculkan diri setelah diberi hukuman.

Dan sesuai harapan, ternyata Jeongwoo masih peduli padanya.

Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut di kamar mereka berdua. "Sialan! Udah bikin gue sakit, maen pergi gitu aja." gerutunya merasa sangat kesal, karena mengira sang suami langsung pergi ke kantor tanpa pamit seperti biasanya.

"Sini."

Mendengar ujaran tersebut tentu membuat dirinya tersentak kaget, suaminya itu secara tiba tiba berada di sampingnya.

Dengan handuk yang melilit pinggangnya hanya sampai sebatas lutut, tanpa mengeringkan rambutnya yang basah ataupun memakai baju terlebih dahulu Jeongwoo menepuk pahanya.

Haruto yang paham walau sedang dilanda rasa kesal pun tetap menuruti kemauan sang suami, karena memang sudah terbiasa mereka berdua melakukan skinship yang lebih intim dari semasa pacaran. Perlahan ia bangkit, hanya bergeser sedikit saja lagipula jarak mereka tidak terlalu jauh, lalu duduk dipangkuan Jeongwoo setelahnya.

"Pusing?" tanya Jeongwoo seraya menahan pinggang Haruto agar tidak terjungkal kebelakang oleh kedua tangannya, yang entah sejak kapan menjadi lebih kekar dari sebelumnya.

Haruto malah merengut. "Sinting!"

Akhir akhir ini ia sendiri sadar, bahwa dirinya menjadi sensitif terhadap hal apapun, terutama yang bersangkutan dengan Jeongwoo. Hatinya gampang sekali tersinggung, walaupun bukan yang mengarah ke sana sekalipun.

"Ya, lo pikir aja sendiri bangsat!" jawaban tersebut membuat dirinya segera mendapatkan tepukan pelan di bibirnya.

Sebenarnya, tidak terasa asing serta tidak terkesan aneh lagi bagi Jeongwoo jika setiap detiknya mendengar umpatan yang Haruto lontarkan, karena memang SUDAH TERBIASA. Semua hal tentu saja akan terbiasa karena kebiasaan, bukan? Begitu pula dengan sesuatu yang Jeongwoo hadapi persis saat ini.

Cup

Untuk meredam emosi sang istri, maka ia selalu membubuhkan kecupan dikening istrinya. "Jangan ngumpat depan gue lagi, inget kalo gue yang sekarang posisinya itu suami lo bukan cuman sekedar pacar. Jadi hormatilah gue sebagai seorang suami."

Different WivesМесто, где живут истории. Откройте их для себя