•U

2.6K 256 19
                                    

Spoiler dikit, nih.
Dikit doang kok, cuman segini 🤏🏻
Part kali ini sedih, tapi tapi tapi..... Gak sesedih chapter selanjutnya. Mweheheee cukup sekian.

Enjoy reading, Yo!



||Jeongharu Area||
~~~~~~~~~~~~~~



















J

eongwoo enggan menyingkirkan tubuh Haruto yang berada di atas tubuhnya, setelah ia melepaskan alat pernapasan dari wajah ketika baru saja tersadar dari bawah sadarnya.

Walau merasa agak sesak tapi pada kenyataan yang sebenarnya, bahwa beban berat tubuh sang istri begitu ringan. Lagipula tidak perlu begitu mempermasalahkannya, karena justru ia merasa sangat nyaman dalam kehangatan ini.

Namun direlung hatinya yang menghangat, berbanding terbalik dengan pikirannya yang sangat ruwet berkecabang atas semua masalah yang silih bentrok beradu argumen.

Saking berkecamuk, kepalanya terasa akan meledak jika saja ia tidak menstabilkan emosinya.

"Kangen."

Suara rengekan yang seketika tercipta di dalam keheningan ruang rawat, membuat dirinya sedikit terkejut. Ia tidak menyadari Harutonya sudah terbangun, lantas menunduk ketika sang istri mendongak pada dirinya dengan mata yang meredup sendu, tersirat penuh akan harapan.

"Gue kangen sama semua tentang kita berdua, pengen banget dimanjain lagi." ujar Haruto menggebu gebu, seolah sedang mendeklarasikan perasaan yang selama ini ia tahan dan pendam sendirian.

Tanpa menggubris, dalam sekejap Jeongwoo balikan posisi mereka berdua hingga istrinya kini berada di bawah Kungkungan dirinya.

"Gue kasih lo pilihan."

Haruto mengernyit, ia sudah berprasangka, berasumsi bahkan berspekulasi tentang hal hal yang di luar nalar.

"Diantara kita, lo harus pilih salah satu."

Jeongwoo arahkan tangannya pada perut Haruto yang mulai membentuk tonjolan kecil walau masih samar, tanda ada kehidupan lain dalam rahim sang istri.

"Kalo lo pilih anak ini, tau'kan kisah selanjutnya buat lo sama gue? Tapi..."

Menjeda untuk melihat raut wajah sang istri yang sepertinya mulai gusar.

"Kalo lo pilih gue... Lo harus gugurin anak si bajingan itu."

Lalu, sedikit menekan perut istrinya.

"Ahk! Shh..."

Haruto meringis, lemah sekali bahkan ia sudah terisak pelan karena memang merasakan sakit secara nyata pada perutnya ketika ditekan tangan kekar Jeongwoo.

Terbesit dalam benak, ia sudah menduga bahwa Jeongwoo akan meminta dirinya untuk melenyapkan janin yang saat ini sedang ia kandung. Tapi tetap saja ia takut jika Jeongwoo kalut dan berakhir membunuh anaknya, padahal dari kedua opsi tersebut kemungkinan tidak akan ada yang bisa Haruto pilih.

Different WivesWhere stories live. Discover now