Bagian 22

4.7K 519 8
                                    

Happy Reading

Sorry for typo(s)

🅳🆄🅳🅰

Malam ini hujan deras melanda kota jakarta, hawa dingin menusuk indra peraba manusia. Perempuan dengan rambut panjang menawan tak mengindahkan tetesan-tetesan yang mengenai kulit putih nya terlihat semakin pucat.

Masih betah berdiri di taman kota ditemani hening yang melanda dan hanya suara air mengalir deras sebagai backsound latar tersebut.

"Gue gila.. ARGH!! LO SAKIT! LO PENYAKITAN DAN GILA!!"

"KENAPA LO GAK MATI AJA?!! GAK ADA YANG PERDULIIN LO. HIDUP LO GAK ADA HARAPAN!!"

Teriakan frustasi itu sangat mengiris hati bagi siapapun yang mendengar. Perempuan dengan nama Giselle Nata, menangis dan terus berteriak frustasi di taman kota yang sepi.

Diam adalah solusi terbaik saat diri kita tidak bisa membagi sesuatu dengan orang lain. Setiap kepergian seseorang selalu ada alasan di balik itu semua.

Tidak perduli dengan dampak orang itu lakukan karena yang ia mau hanya berlari meninggalkan semuanya, meninggalkan kenangan yang pernah ia ukir dengan seseorang.

Memulai kehidupan baru tanpa seseorang yang pernah mengisi harinya hampir 24/7. hey! people come and go, right?

Tapi itu tidak adil bagi orang yang di tinggal kan tanpa alasan yang jelas. Salah satu nya Jefan Anandra, di tinggalkan tanpa kepastian dan alasan yang jelas selama bertahun-tahun.

Giselle sangat ingin memberitahu alasan kenapa dia meninggalkan Jefan saat itu tapi dia malu dan takut Jefan tidak mempercayai nya.

What's wrong with her?

Di vonis memiliki gangguan kejiwaan, Psikosomatis. Membuat Giselle merasa malu pada Jefan dan takut membahayakan orang yang berada di dekatnya.

Giselle sangat lelah dengan kehidupan yang tidak pernah adil pada dirinya. Tidak ada yang perduli selain nenek dan Jefan tentunya.

Lambat laun Giselle sering mengalami setres dan emosi yang sulit di kendalikan, ini sangat sulit sungguh.

Tepat setahun Giselle meninggalkan Jefan dan kota jakarta, Nenek nya ikut meninggalkan dia sendiri di kehidupan yang tidak pernah di harapkan nya.

Tidak memiliki siapapun di dunia ini yang bisa menjadi sandaran dan tempat berpulang di kala ia letih menghadapi kehidupan yang semakin semena-mena terhadapnya.

Materi nya tercukupi, hanya kasih sayang yang ia butuh. Orang tua nya memilih memulai hidup baru dengan keluarga baru nya masing-masing.

Jangan pernah menggangap permasalahan anak broken home sepele. Karena yang mereka lakukan untuk bertahan hidup belum tentu kalian bisa melakukan nya juga.

🅳🆄🅳🅰

Me

Selamat malam, Jefan

Gimana keadaan nya? masih pusing atau udah mendingan?

Jaelano menunggu balasan pesan yang ia kirim, tertanda 2 ceklis abu-abu. Jisung menepuk paha Daddy nya yang tampak termenung menemani nya menonton TV.

DUDA [NOMIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang