Bagian 31 [END]

7K 427 119
                                    

Happy Reading

Sorry for typo(s)

🅳🆄🅳🅰

Six months later..

Lusa adalah hari kelulusan Jefan Anandra, setelah hari dimana Jefan mengunjungi pemakaman Giselle, Jefan benar-benar fokus terhadap masa depan nya.

Tidak ada lagi kata main-main di kamus Jefan tapi, bukan berarti Jefan menghabiskan waktunya dengan belajar terus-menerus, terkadang dia masih sempat untuk nongkrong bersama Haidar dan Juna.

Dan beberapa hari ini pula Jefan jarang melihat Jaelano dan Jisung, mereka berdua benar-benar disibukkan dengan kegiatan masing-masing.

Tadi pagi, Jaelano menyapa nya saat Jefan ingin pergi ke sekolah menggunakan motor kesayangan nya. Tumben sekali Jaelano masih di rumah biasanya dia sudah pergi mengantar Jisung ke sekolah dan langsung menuju ke Kantornya.

"Tumben om masih di rumah? Biasanya sebelum matahari terbit juga mobil om udah gak ada." tanya Jefan sedikit sarkas.

Jaelano tertawa canggung, "Haha iya. Hari ini saya mengambil cuti 2 hari kedepan karena Jisung sedang demam."

Jefan membulatkan mata terkejut, "Dari semalem?" Jaelano mengangguk

Jefan buru-buru melepas helm yang sudah terpasang di kepala nya, "Gue mau jenguk Jisung, om!"

Jefan berlalu meninggalkan Jaelano, "Iya boleh." Jaelano mengikuti Jefan dari belakang.

Jisung terbaring lemas dengan dahi nya yang terpasang kompres gel anak-anak. Nafas nya yang teratur dan hangat, Jefan menghampiri nya dengan raut sedih karena melihat Jisung yang lemas dan tak berdaya padahal biasanya anak itu sangat aktif.

Jefan duduk di ranjang milik Jisung menggengam tangan mungil itu dan mengelus dahi nya untuk merapatkan kompres gel itu.

"Udah dibawa ke dokter, om?" Jaelano mengangguk

"Semalem langsung saya panggilkan dokter, sudah saya tebus resep obat nya juga."

Jefan mengangguk mengerti, "Jisung sayang cepet sembuh ya.. kak Jefan kesepian nih gak denger bawelnya kamu."

"huh.." mata sayu milik Jisung terbuka, Jefan lantas tersenyum manis.

"Kenapa sayang? Kamu belum sarapan kan?" Jisung hanya diam tak sanggup untuk menggerakkan badan nya, dia benar-benar sangat lemas.

"Om, Baby Jie belum sarapan?" Jaelano menggeleng

"Dia baru aja bangun,"

"Kalo gitu biar gue buatin sarapan buat Jisung dan Om, Om juga pasti belum sarapan kan."

"Kamu mau sekolah kan? Nanti kamu bisa telat."

"Tenang Om, gue lusa udah hari kelulusan jadi ya ini udah bebas sebenarnya. Cuman gue mau masuk sekolah aja, just want to remember before graduation."

"I see."

"Yaudah nih tungguin Jisung dulu, gue mau bikin sarapan buat kalian." Jaelano mengangguk dan tersenyum.

DUDA [NOMIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang