Bagian 25

4.9K 505 10
                                    

Happy reading

Sorry for typo(s)

🅳🆄🅳🅰

Bruk!

"Sshh.. Eh sorry-sorry gue tadi buru-buru." Jefan mengulurkan tangan dan disambut baik oleh seseorang yang ditabrak nya.

"Wait.. Giselle?" Saat perempuan tadi ingin pergi Jefan segera mencegat nya.

Akhirnya perempuan tadi mendongak kala seseorang memanggil namanya, "Jefan.." lirih Giselle

"Lo beneran gak papa kan? Ada yang sakit atau luka nggak?" tanya Jefan bertubi-tubi

Giselle menggeleng gugup, "E-enggak! Gue gak papa."

Saat Giselle ingin melangkahkan kaki nya lagi, Jefan menarik tangan Giselle cukup kencang menyebabkan ringisan keluar dari bibir giselle.

"Jangan bohong." Jefan membawa Giselle untuk duduk di bangku yang tersedia di taman tersebut.

Taman? Iya. Jefan tadi sedang lari sore di taman yang deket komplek nya. Karena sudah sangat sore takut mami winwin nyariin, jadi dia ingin langsung pulang sebelum kejadian tak sengaja itu ada.

"Siniin tangan lo, Gue mau liat ada luka atau nggak." Jefan meminta tangan giselle dan giselle dengan ragu memberikan tangan nya.

"Sshh.." Ringis kecil keluar dari bibir giselle kala Jefan menarik baju lengan panjang giselle.

"ANJIR!! INI TANGAN LO KENAPA?? KENAPA BISA SAMPAI LUKA GINI HAH?!" Jefan reflek membentak giselle

Giselle memejamkan mata takut kala mendengar suara keras, ingatkan Jefan kalo giselle tidak bisa mendengar suara keras.

"Kenapa tangan lo?" Jefan menurunkan nada bicara nya tidak seperti tadi.

Giselle menggeleng masih tidak sanggup untuk menatap sang lawan bicara.

Jefan menghela nafas pelan, "Maaf, gue khawatir liat tangan lo kaya gitu."

Akhirnya giselle mengangkat wajahnya yang tadi menunduk, "G-gue mau pulang."

"Itu luka lo masih baru dan harus diobatin, gue gak bawa kotak P3K. Ayo kerumah gue dulu." Jefan berdiri menunggu giselle

"Ayo.." Giselle berdiri mau tak mau mengikuti Jefan yang berjalan didepannya.

Angin sore kali ini sangat sejuk ditemani senja yang sebentar lagi akan berubah dengan warna gelap.

Senja tak pernah salah. Hanya kenanganlah yang kadang membuatnya basah Dan pada senja akhirnya kita mengaku kalah.

Tidak ada percakapan di antara keduanya masing-masing bergelut dalam pikiran sendiri.

TIN!

TIN!

Giselle ditarik dan menubruk Jefan hingga terguling di pinggir trotoar, "Lo gak papa?"

Giselle membuka kedua matanya dan segera bangun dari posisi ambigu itu.

"Jefan maaf, Punggung lo gak papa kan?" tanya giselle khawatir

DUDA [NOMIN] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang