Part 17

4.4K 380 32
                                    

Heii, Update lagi nih. Jangan lupa Buat Vote dulu sebelum Baca ya.

Happy Reading

••••••••

Di sebuah ruangan serba putih, seorang gadis tengah berbaring diatas ranjang. Sudah lebih dari satu minggu, tapi gadis itu masih belum juga membuka matanya. Membuat keluarganya sedih sekaligus khawatir akan kondisi sang putri.


"Lohh. Kok gue bisa ada disini sih? Bukannya tadi gue sama si Javier lagi di perjalanan buat ke desa Monza." Ucap Meli sembari melihat ke sekeliling ruangan.

"Tapi kenapa tubuh gue susah banget buat di gerakin? Siapapun tolongin gue! Javier lo kemana sih?" Meli berusaha untuk menggerakan tubuhnya.

Tidak lama dari itu, seorang wanita dan Pria setengah baya memasuki ruangan tersebut dengan wajah khawatir sekaligus sedih.

"MOMMY?" Meli terkejut saat mendapati Mommynya ada bersamanya. "Kenapa Mommy sama Daddy bisa ada disini? Dimana ini sebenarnya? Apa gue udah kembali ke tubuh gue?" Meli bertanya kepada dirinya sendiri.

"Sayang, cepatlah bangun! Mommy sama Daddy selalu nungguin kamu disini. Apa kamu gak kangen sama Mommy dan Daddy." Ucap wanita itu sembari menagis dan mengusap wajah putrinya yang di penuhi oleh peralatan rumah sakit.

"Mommy, Lona udah bangun loh. Tapi, kenapa tubuh Lona susah banget buat digerakin? Bibir Lona juga susah buat bicara?" Bellona kembali berusaha untuk menggerakan tubuhnya.

"Sayang sudahlah, bukannya kita harus menemui dokter untuk menanyakan kondisi Bellona. Lebih baik kita biarin dia istirahat, supaya keadaannya cepat membaik. Dan bisa segera bangun." Ucap seorang pria menenangkan sang istri disampingnya.

Perkataan Pria itu hanya di angguki oleh wanita yang berada disampingnya. Akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan ruangan tersebut.

"MOMMY, DADDY. MAU KEMANA? JANGAN TINGGALIN LONA SENDIRIAN, MOMMY."

••••••••

"MOMMY. JANGAN TINGGALIN LONA." Teriak Meli dari dalam kereta kuda yang membuat Javier menatapnya khawatir.

"Melisya, kau kenapa? Apa kau mengalami mimpi buruk? Apa terjadi sesuatu padamu? Kenapa kau sampai berteriak seperti itu?" Tanya Javier khawatir.

"Mimpi? Jadi itu semua cuma mimpi, tapi kenapa bisa begitu nyata? Apa karena gue lagi kangen banget sama Mommy dan Daddy? sampai-sampai gue mimpiin mereka." Batin Meli sembari melamun.

"Melisya kenapa kau malah melamun? Apa terjadi sesuatu padamu?" Mendengar Pertanyaaan Javier membuat Meli langsung tersadar dari lamunannya.

"Ahh.. tidak ada apa-apa Javier? Aku tadi hanya bermimpi bertemu dengan Mom- maksudku dengan Ibu dan Ayahku. Mungkin, karena sudah lama tidak bertemu aku jadi merindukannya." Jawab Meli sembari menundukan kepalanya.

Javier yang mendengar Meli berkata seperti itu merasa kasihan. Memang sudah 16 tahun Meli tidak bertemu dengan keluarganya. Wajar saja jika Meli merasa sangat merindukannya.

"Kau tenanglah Melisya, setelah kita menyelesaikan masalah ini, kau bisa bertemu lagi dengan keluargamu. Kau tenanglah aku akan selalu ada di sampingmu." Javier langsung membawa Meli kedalam pelukannya.

"Terimakasih Javier." Ucap Meli sembari membalas pelukan Javier.

••••••••

I Became a Maid [TERBIT]Where stories live. Discover now