TUJUH: TERLAMBAT LAGI!

3.4K 553 3.1K
                                    

HALLO AYANG, APA KABAR?

JUMAT BERKAH. TULIS AAMIIN. SEBANYAK-BANYAKNYA.

ABSEN DULU YUK YANG SIAP MERAMAIKAN DAN BACA RAJAWALI!

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA KALIAN DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA. 🌷🌸🌹🌺🌻🌼🪷

SATU KATA UNTUK RAJAWALI?

HARI INI MAU BERAPA KALI UPDTAE? 1,2, ATAU 3?

AYOK SPAM ❤️ LAGI SEKALI LAGI! BANYAK-BANYAK YA!

SUDAH SIAP MENJADI SAKSI HIDUP EVALINA DAN ALEXANDER?

KITA KERJA SAMA YUK! AYO SPAM VOTE DAN KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA. AYO RAMAIKAN!

JANGAN LUPA VOTE, KOMENTAR, SHARE, DAN TAG INSTAGRAM AKU YA: HENDRA.PUTRA13

***

Matahari sudah menampakkan diri. Cahaya hangatnya berhasil masuk di sela-sela gorden kamar perempuan yang sedang buru-buru memasukkan buku ke dalam ransel merah mudanya. Siapa lagi kalau bukan Evalina. Ya, ia bangun kesiangan lagi. KAMPRET!

Seharusnya Evalina tidak bergadang nonton Drama Korea sampai tamat. Alhasil, ia bangun dengan mata setengah terbuka seperti ada pemain sumo yang bergelantungan di bulu matanya dan pastinya bakal terlambat ke sekolah!

Matanya yang sembab adalah gara-gara ikut menangis ketika ada adegan sang tokoh yang meninggal. Ia terlalu terbawa suasana. Hatinya lemah. Hatinya rapuh. Hatinya lembek. Tidak bisa kuat jika ada plot yang menyebalkan seperti itu. Ia pasti akan nangis sesenggukan!

Sesampai di meja makan, Evalina langsung menghampiri ibunya yang lagi sarapan. "Momay... Evalina berangkat dulu ya."

"Sarapan dulu atuh, neng."

"Enggak bisa, momay. Sudah terlambat nih."

Evalina mencium pipi ibunya tanda sayang. "Dadah..."

"Evalina, tunggu. Ini uang jajan kamu atuh. Jangan kelupaan lagi."

Perempuan berkepang dua itu menepuk keningnya dan berbalik kembali menghampiri ibunya. "Makasih ya momay sudah ingatin... hehehe."

"Sekali lagi lupa, gue anggap anak tetangga lo." Ibunya menyengir lalu berpindah tempat ke depan tv untuk segera menonton gosip. "Aduh lupa deh.... di mana ya tadi eke naroh remote tv. Ulala."

Ternyata eh ternyata ibunda Evalina juga memiliki bakat pelupa yang tanpa sadar diturunkannya ke anak perempuannya itu. Benar kata pepatah, buah jatuh memang enggak jauh dari pohonnya.

Akhirnya ada juga angkot yang lewat. Evalina langsung melambaikan kedua tangannya. Saat kendaraan umum berwarna biru itu berhenti dan om-om keluar dari dalam, kedua mata Evalina melotot.

"Eh, lo lagi. Bawa uang enggak? Kalau enggak jangan naik angkot gue!" sembur sang kenek.

Perempuan itu menggertu. "Bawa kok."

"Ya udah buruan naik!"

Evalina membatin. Dasar gigi kuning! Enggak gosok gigi dari balita ya!

Dari banyaknya angkot di kota ini kok bisa-bisanya Evalina naik angkot tua ini lagi. Kursinya aja sudah tidak empuk. Dan ketika melewati jalan berlubang, ia langsung terlempar dan kepalanya terhantup di jendela. Au. Sakit!

"Pelan-pelan dong, bang!" tegur Evalina sambil mengusap kepalanya yang malang.

"Enggak bisa! Lagi kejar setoran nih!" sahut sang kenek dengan nada masa bodoh tidak memperdulikan penumpang.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang