SEMBILAN: BERANTEM

3K 505 3.3K
                                    

3 HARI BERTURUT-TURUT 3 KALI UPDATE 🥺

DEMI KALIAN NIH, MANA SUARANYA?

JAM BERAPA KALIAN BACA CERITA RAJAWALI?

APA KABAR AYANG?

KAMU LAGI APA?

ABSEN DULU YUK SEBELUM MEMBACA.

SPAM KOMENTAR EMOJI BUNGA DI SINI BANYAK-BANYAK. 🌹🌸🌷

VOTE DULU SEBELUM MEMBACA. HEHEHE.

KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA BIAR AKU SEMANGAT NULISNYA.

KAMU KELAS BERAPA?

KAMU BERAPA BERSAUDARA?

SUDAH IKUTAN GIVEAWAY?

SEMOGA KAMU YANG BERUNTUNG YA. AAMIIN

***

Evalina sudah tidak sabar. Ia terlihat gelisah. Wajahnya pun tegang campur murung. Perempuan berkepang dua itu terus-terusan melihat ke luar kelas. Memperhatikan seorang cowok yang sedari tadi berlari tak kenal lelah di lapangan.

Namun, tiba-tiba saja sang penolongnya itu menghilang. Padahal cowok itu telah berhasil berlari mengelilingi lapangan sepuluh kali putaran.

Dan kebetulan juga suara yang Evalina tunggu-tunggu akhirnya berdenting. Suara yang mengundang seluruh murid ke luar kelas, mungkin takut akan antrian panjang di kantin.

"Ke kantin yuk!"  ajak Caldora saat Evalina telah berdiri di ambang pintu.

"Hmmm... lo duluan aja ya. Gue kebelet pipis banget nih. Entar gue pasti nyusul lo di kantin." jawab Evalina cepat.

"Oke deh kalau begitu. I duluan ya. Kalau you laper langsung semperin i aja di kantin ya."

Kepala Evalina mengangguk-angguk dan Caldora langsung pergi ke kantin.

Bagaimana Evalina bisa makan dengan tenang sementara ia tidak mengetahui keadaan cowok yang sudah mengorbankan diri untuk melindunginya itu. Cowok yang telah menolongnya. Cowok yang udah rela berlari hanya untuk menutupi kesalahannya.

Perempuan berlesung pipi itu lantas langsung mencari-cari cowok itu ke seluruh penjuru sekolah, namun hasilnya mengecewakan. Ia tidak menemukan keberadaan cowok tinggi itu.

Evalina mencoba memejamkan mata sejenak sambil mengatur napasnya. Ia membiarkan hatinya yang menuntunnya ke suatu tempat.

"Aha itu dia!" Evalina tersenyum lebar dan tangannya sedang menggenggam air meneral yang sempat ia beli tadi di kantin.

Tetapi hal mendebarkan baru saja terjadi di depan matanya, Evalina memberhentikan langkah kakinya.

Evalina menyaksikan cowok tinggi itu sedang berdebat dengan segerombolan murid lain.

Dan... terlihat ada ketegangan serta ancaman.

Evalina saat itu langsung menutup mata ketakutaan. Segerombolan murid itu baru saja melayangkan pukulannya tepat ke wajah pacarnya.

Eh... bukan pacar!

Baru juga ditolongin dua kali sudah anggap pacar. Huh. Baper amat!

Jangan ngaku-ngaku!

Napa sih! Iri bilang bos! Wekkk.

Perempuan berkepang dua itu tidak sanggup melihatnya. Entah apa yang akan terjadi dengan cowok pelindungnya itu! Pasti wajahnya yang ganteng sudah biru-biru. Sudut bibirnya pasti sudah berdarah.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang