ENAM PULUH TUJUH: BERHENTI BERHARAP

1.2K 176 507
                                    

HALLO...

APA KABAR? SEMANGAT YA.

SELAMAT HARI SABTU. SEMOGA HARI INI LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN. TULIS AAMIIN SEBANYAK-BANYAKNYA.

ABSEN DULU YUK SEBELUM MEMBACA!

SPAM KOMEN ❤️ DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA!

WARNA BAJU YANG KAMU PAKAI HARI INI APA?

SALAM KENAL YA BUAT PARA PEMBACA, HAI! I LOVE YOU!

JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI KE MEDSOS KALIAN YA, BIAR MAKIN BANYAK YANG BACA. OKE.

SEKALI LAGI SPAM 🔥 DI SINI SEBANYAK-BANYAK-BANYAKNYA. AKU SUKA LOH 😘

***

Masih ingat, kan, waktu di tempat rahasia itu tiba-tiba saja hujan deras dan Alexander langsung melepaskan jaket dan meminjamkannya kepada Evalina. Perempuan itu tidak akan pernah lupa perhatian manis itu selalu berhasil membuatnya tersentuh.

Sebenarnya Evalina bisa saja mengembalikan jaket jins Alexander besok. Namun ia mau malam ini. Sekaligus ia pengen melihat cowok itu. Entahlah ia sendiri tidak mengerti mengapa bisa cepat sekali merindukan cowok itu. Bahkan setiap memejamkan mata bayang cowok itu yang selalu hadir.

Evalina sekarang sedang memencet bel rumah Alexander.

"Alexander..." Hampir lima kali ia memanggil nama cowok itu akhirnya ada juga seseorang yang membuka pintu dan menghampirinya di depan pagar.

Seseorang itu adalah Abrina, adik perempuan Alexander. Wajahnya nampak tak suka melihat Evalina. Persis seperti baru saja mengunyah jeruk nipis.

Evalina berpikir beberapa saat. Apakah ia pernah bermasalah sama gadis kecil ini. Perasaan tidak ada, kan. Kecuali nasi goreng spesialnya yang gagal itu. Masa sih gadis kecil ini masih mengingatnya. Haruskah ia membelikannya permen biar tidak marah lagi.

"Abang gue lagi jalan." ucap gadis itu datar.

Evalina memilin bibir. "Ke mana ya?"

Adik Alexander mengangkat bahunya. "Enggak bilang sih mau ke mana?"

"Lama enggak ya kira-kira pulangnya?" tanya perempuan berpiama itu sambil masuk ke dalam pagar bermaksud ingin menunggu Alexander pulang.

Abrina melentangkan kedua tangan untuk menghalangi Evalina masuk. "Keknya lama."

Evalina mendengus. Sialan. Sepertinya ia tidak boleh bertamu. "Oh..."

"Ada yang mau disampaikan?" desisnya dengan nada menyelidik.

Kepala Evalina menggeleng dengan alis bertaut. "Gue cuma mau ngembalikan jaketnya aja sih."

"Kok bisa ada sama lo sih?" Abrina langsung mengambil cepat jaket abangnya.

Perempuan berlesung pipi itu merasakan sinyal bahwa sang adik sangat tidak menyukainya dekat sama abangnya.

"Memangnya enggak boleh ya Alexander minjamin gue jaket?" Sudut bibir Evalina tertarik naik.

"Enggak boleh lah! Memang lo siapanya abang gue?" Abrina memberengut.

"Cuma teman kok." jawab singkat Evalina.

Mata gadis kecil itu menyipit. "Baguslah kalau gitu. Lagian abang gue enggak mungkin juga sih suka sama lo."

Evalina ingin menjitak gadis kecil itu namun ia sadar itu adalah calon adik iparnya. "Hah? Maksudnya apa ya bilang Alexander enggak mungkin suka sama gue?"

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang