DUA: TEMAN SATU MEJA

6.8K 984 2.7K
                                    

RAJAWALI AKAN UPDATE SETIAP HARI LOH. SETUJU?

JADI PERLU DUKUNGAN BINTANG DAN KOMENTAR KALIAN.

SPAM KOMENTAR ❤️ DI SINI.

OH IYA, KOMENTAR DI SETIAP PARAGRAF YA.

ABSEN DULU, MANA SUARANYA?

ASAL KAMU DARI MANA?

SETUJU ENGGAK KALAU KITA BUAT GRUP PEMBACA CERITA RAJAWALI BIAR MAKIN KOMPAK?

***

Evalina baru saja bertemu dengan wali kelasnya yang super lucu dan kocak abis. Satu seprekuensi lah sama sifatnya yang selalu menghibur dan suka huru-hara.

Di dalam ruangan guru, wali kelas itu berkata dengan penuh kewibawaan. "Jangan nakal ya di sekolah ini."

Evalina ragu-ragu mengangguk."Iya, Pak. Hehehe."

Andai saja guru berkacamata itu tahu kalau Evalina sudah berbuat kenakalan yang luar biasa. Ini bukan nakal lagi sih. Sudah masuk kategori berutal. Mafia.

Memanjat tembok sekolah adalah hal yang membangkang. Seperti salah stau sifatnya iblis hingga di usir dari surga! Dan Evalina yakin ia juga akan di usir dari sekolah ini jika ketahuan membangkang!

Tiba-tiba segerombol murid masuk ruangan guru. Empat sampai lima bahkan tujuh orang. Tangan mereka sambil memegang kedua telinga dengan kaki satu terangkat. Pasti lagi mendapatkan hukuman nih!

"Kalian semua kenapa manjat tembok sekolah!"

"Tangga siapa yang kalian pinjam?"

"Pasti tangga penjual seblak depan sekolah, kan!"

"Bapak, bakal kirim surat panggilan untuk orang tua kalian."

Murid-murid cowok itu hanya tertunduk lesu. Tidak ada yang berani membantah. Mungkin takut sama guru berkumis lebat itu. Seram sih!

"Nah... jangan contoh anak-anak itu ya!" pesan wali kelasnya membuat Evalina tersentak kaget dan gelagapan.

"Saya enggak mungkin manjat tembok, Pak. Saya, kan, perempuan. Mana mungkin perempuan bisa manjat tembok. Hehehe." ngelesnya terlihat panik.

Wali kelas itu menatapnya dengan curiga lalu setelahnya tertawa lebar. "Iya, iya, enggak mungkin."

"Masa anak cantik seperti kamu manjat tembok. Kecuali kamu siluman monyet." Guru itu terbahak-bahak sambil memegang perutnya yang buncit.

Evalinya mengernyit. Apasih. Enggak lucu. Garing.

Namun Evalina tetap terkekeh untuk menghargai lawakan wali kelasnya itu.

Setelah berbincang dan memberikan wejangan, akhirnya Pak Jono berdiri dan mengantar murid barunya masuk ke dalam kelas.

Baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas, Evalina langsung disambut siulan cowok-cowok caper mata keranjang.

"Suit... suit... ada anak baru nih!" sahut salah satu cowok yang duduk tepat di barisan ke dua dari belakang.

Evalina menyipit melihatnya. Tidak ganteng! Wajarlah caper!

Ketika sudah berdiri di tengah-tengah ruangan kelas, Pak Jono meminta Evalina memperkenalkan dirinya kepada teman-teman barunya.

Evalina tersenyum sambil membungkukkan badan sedikit agar terkesan sopan. "Selamat pagi teman-teman." Kedua tangan Evalina melambai di udara. "Haiii."

"Yang bilang malam siapa coba." suara itu terdengar di pojok samping jendela.

Evalina mencoba untuk menganalisa, cowok itu berbadan bongsor, rambutnya keriting seperti mi goreng, mukanya dekil, dan gigi tengahnya ompong.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang